15. Analisa

8.3K 446 5
                                    

Chanyeol tiba di kediamannya setelah ia selesai menjemput Baekhyun. Dengan rasa penat yang menghadang, Baekhyun langsung menuju kamarnya sedangkan Chanyeol menjatuhkan tubuhnya pada sofa bed ruang tengah dan melempar tas kerjanya asal.

Ia memejamkan mata dan memijat pangkal hidungnya perlahan. Belakangan ini proyek pekerjaan di kantornya semakin menumpuk dan hal itu cukup membuat dirinya lelah. Ditambah kekacauan yang terjadi di rumahnya beberapa hari lalu yang mengakibatkan mobilnya kini dalam proses reparasi selama satu hingga dua minggu ke depan. Chanyeol menghela nafas kasar dan mengacak surainya.

Ditengah kekalutannya, Baekhyun muncul dengan seragam sekolah yang masih melekat ditubuhnya. Remaja itu berjalan mendekati Chanyeol.

Perlahan, Baekhyun menduduki dirinya di pinggir sofa. Chanyeol yang merasakan sedikit gangguan, membuka matanya. Menatap keberadaan Baekhyun dan tersenyum.

Sebelah tangan Chanyeol mengusap surai hingga pipi Baekhyun dengan lembut, "ada apa, Sayang?"

"Ayah kenapa? Biasanya setelah pulang Ayah langsung berganti pakaian dan bermain dengan Baekkie."

Chanyeol memandangi wajah Baekhyun dari tempat ia berbaring. Tubuhnya sedikit menegak dengan sebelah tangan menyangga beban tubuhnya. Sebelah tangannya yang terbebas ia bawa untuk menarik tengkuk Baekhyun hingga kedua wajah tersebut saling berhadapan dalam jarak dekat.

Bibir Chanyeol menyapa belah bibir Baekhyun. Menghisapnya dengan perlahan disertai sapuan lidah yang membuat Baekhyun merona. Hanya sebuah pagutan ringan hingga Chanyeol menyudahinya dengan sebuah hisapan lembut yang penuh kasih sayang.

"Hhh.."

"Tak apa, Ayah hanya kelelahan. Kau sendiri kenapa belum mandi, Sayang?"

"Karena Baekkie tidak ingin."

"Kalau begitu, kemarilah."

Chanyeol menarik tubuh Baekhyun dan dibawanya untuk ikut berbaring. Chanyeol menidurkan tubuhnya sementara Baekhyun berbaring tengkurap diatasnya. Tak lupa juga sebuah pelukan posesif pada pinggang Baekhyun.

"Sayang.. kau tahu?"

Baekhyun mendongak dan memangku wajahnya pada dada Chanyeol. "Eum?"

"Tidak. Bukan apa-apa. Tidurlah." Chanyeol membelai lembut wajah Baekhyun. Baekhyun sedikit bangkit dan merangkak, mencuri sebuah kecupan singkat pada bibir Chanyeol kemudian kembali pada posisi semula diikuti pelukan erat pada leher Chanyeol.

Chanyeol terkekeh. Ia sedikit menyamankan posisi hingga jemarinya dengan mudah membelai surai Baekhyun. Perlahan hingga yang dibelai merasa tenang dan menunjukkan nafas yang teratur tanda dirinya sudah dibawah kesadaran. Tak lama, dengkuran halus pun terdengar dari diri Chanyeol. Mungkin ini tanda jika dirinya kelelahan.

~•~

Sama seperti tadi siang, Chanyeol dan Baekhyun kembali bergelung dalam ranjang yang sama setelah menyelesaikan urusannya keduanya masing-masing. Malam ini terasa dingin dari malam-malam yang sebelumnya. Penghangat ruangan menyala otomatis ketika sensornya menangkap suhu rendah dalam celcius.

Baekhyun telah nyaman dalam pelukan Chanyeol. Ayah dan anak tersebut sama-sama dalam keadaan rapat dengan baju tebal dan selimut yang mencapai leher. Sesekali Chanyeol menghembuskan nafas hangatnya pada telinga Baekhyun.

Beberapa saat, Chanyeol berpikir tentang kejadian sial beberapa hari yang lalu. Menurut analisanya, ia menganggap hal itu hanya hal sial belaka dan tanpa ambil pusing dalam sekejap ia mencoba mengabaikan hal tersebut. Tidak ada yang tahu kalau kejadian tersebut mungkin sebuah musibah dari Tuhan pada dirinya yang tak bersikap baik.

Tetapi entahlah, pada dasarnya keputusan Chanyeol hanya sebuah analisa rincu yang biasa ia lakukan. Hanya beberapa kali dari seluruh analisa yang ia lakukan yang tepat dan berhasil. Inikah salah satunya?

Sekarang, lupakan soal itu dan fokus pada detik ini. Tubuh Baekhyun bergetar seiring waktu. Bahkan pelukan dan ciuman Chanyeol yang hangat pun masih belum cukup untuk membuatnya tenang dan terlelap.

"Kau kenapa, Sayang? Tubuhnya sangat menggigil. Ayah pikir malam ini memang lebih dingin dari biasanya tetapi tidak seburuk itu. Kau sakit?"

Baekhyun menggeleng ringan dan mengeratkan pelukannya pada leher Chanyeol. Chanyeol kembali mengusap-usap wajah Baekhyun dengan tangannya yang mulai menghangat. Merasa tidak ada perubahan, Chanyeol mencoba menyalakan saklar lampu dan melihat wajah Baekhyun.

Tampak pucat dengan bibir getar dan gigi yang bergemeretak. Chanyeol membungkam bibir Baekhyun dengan tangannya kemudian meniupnya perlahan.

"Astaga bibirmu membiru, Sayang!"

Buru-buru Chanyeol menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuh keduanya kemudian melepaskan pelukan dan mengubah posisi menjadi mengungkung Baekhyun.

Walau tak ada cahaya yang menerangi dari dalam selimut, Chanyeol dapat dengan mudah meraih bibir Baekhyun untuk dipagutnya. Sejenak, bibirnya ikut bergetar merasakan rasa dingin yang ikut mengalir.

Bibir Chanyeol mulai bergerak, menghisap kedua belah bibir Baekhyun secara langsung dalam waktu yang lama hingga menimbulkan sedikit ruam pada sekitar bibir Chanyeol. Ya, bisa dibayangkan seberapa kuat dan lamanya hisapan Chanyeol.

Chanyeol mengusap perlahan bibir Baekhyun dengan ibu jarinya, "bagaimana, hm? Apa terasa hangat?"

"Eum.."

"Syukurlah.. Ayah bersedia melakukannya berulang kali jika kau memintanya, Sayang."

"Ayah, beri Baekkie kehangatan.."

Chanyeol tersenyum senang walau Baekhyun tak mampu menyadarinya dan sedetik kemudian dirinya kembali merasakan bibir Chanyeol yang lembut, lembab dan hangat menyapu bibirnya. Kali ini sedikit berbeda, lidah Chanyeol ikut bermain membasahi seluruh bagian bibirnya.

"Eumhh.."

Kini, Chanyeol sedikit berkeringat sedangkan Baekhyun telah melupakan getaran tubuhnya dan menjadi lebih nyaman, berkat Chanyeol.

Chanyeol menyibak selimut tanpa melepaskan pagutannya. Tak peduli Baekhyun yang sedikit berjengit merasakan semilir dingin yang meresapi kulitnya. Chanyeol hanya ingin membantu dan membantu walau disini ia mendapat keuntungan lain dibalik niatnya.

"Hhhhh.. hh.. hhhh.." Baekhyun terengah ketika Chanyeol melepaskan ciumannya dengan kasar.

"Bagaimana, eoh? Hah.. hahh.."

"Hangat, seperti biasa."

Chanyeol kembali membaringkan tubuhnya disisi Baekhyun dan menarik tubuh Baekhyun agar merapat pada pelukannya. Menarik selimut hingga batas leher dan memejamkan mata.

"Cobalah untuk tidur, Ayah akan terjaga dan menghangatkanmu ketika tubuhmu kembali bergetar."

"Baiklah."

Dengan begitu Baekhyun semakin menenggelamkan wajahnya pada perpotongan leher Chanyeol. Merasakan bulir keringat dan panas tubuh Chanyeol yang tengah menguar.

Daddy; PCY [Completed][GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang