Hari begitu cepat berlalu semenjak Chanyeol bertingkah melecehkan putrinya, Baekhyun. Terkadang disela waktu luangnya Chanyeol merenung memikirkan kesalahan fatal yang telah ia lakukan kepada Baekhyun. Pada awalnya, semua pemikirannya terlihat logis saat ia menyadari kebodohannya tetapi semua itu musnah ketika ia mengakhiri renungannya dengan kejantanan yang menegang.
Bukannya merasa bersalah, Chanyeol justru malah mengurutkan hal-hal yang belum ia lakukan kepada Baekhyun. Cerminan kewanitaan Baekhyun pada imajinasinya berhasil membuat penisnya tegang dengan mudah.
Pikirannya selalu melayang jauh diikuti tubuhnya yang mulai meremang. Dengan mata yang terpejam semakin membuat fantasi liarnya terasa sangat nyata.
"Sshshh baekhyunhh.." satu desahan lolos dari bibir Chanyeol kala sebelah tangannya mengelus penis tegangnya.
Tangannya bergerak berirama seiring pikirannya yang semakin liar. Bersandar pada kursi balkon kamarnya, diterangi cahaya remang dari rembulan, dan ditemani semilir angin malam yang menambah kesan tegang pada diri Chanyeol.
Kepalanya terkulai lemas pada sandaran sofa kala gerakan tangannya yang semakin tidak karuan. Tidak cukup puas, Chanyeol menelusupkan tangannya melewati celana pendek juga dalamannya. Membuat telapak tangannya bersentuhan langsung dengan penisnya yang terasa panas.
"Baekhyunhhh," Chanyeol memijat lembut batang penisnya, menggodanya untuk semakin tegang.
Geraman Chanyeol semakin terdengar jelas bersamaan dengan kocokannya yang juga semakin cepat. Chanyeol sama sekali tidak menahan desahannya. Ini tengah malam, sudah pasti tidak akan ada yang terganggu dengan desahannya. Baekhyun juga sudah tertidur pulas sejak tiga jam yang lalu.
Tangan Chanyeol dengan lihai membelai setiap bagian penisnya tanpa terlewatkan. Memijatnya, meremasnya, mengocoknya, dan menggoda ujung penisnya yang terlihat basah.
"Astaga, ssshh.."
"Ayah.. hiks hiks, buka pintunya hiks--"
Chanyeol memutar kepala menghadap pintu kamar yang berjarak beberapa meter di belakangnya. Menatap bayang-bayang Baekhyun yang terlihat dari celah bawah pintu. Baekhyun pasti mimpi buruk pikir Chanyeol. Dengan menahan nyeri pada penisnya, Chanyeol membenahi dirinya dan menyambut Baekhyun yang terlihat berkaca-kaca.
Baekhyun berlari dan memeluk erat kaki Chanyeol. Menangis tersedu sembari sesenggukan. Chanyeol melepaskan lingkaran tangan Baekhyun pada kakinya dan berjongkok menyamakan tingginya dengan Baekhyun.
"Ada apa, Sayang?" Chanyeol menangkup pipi Baekhyun yang terasa hangat dan lembab. Wajahnya terlihat merona karena tangisan yang masih belum mereda.
Chanyeol membelai pipi Baekhyun dan membawanya ke dalam pelukan hangatnya, "ssstt jangan menangis, Sayangku."
"Hiks ayah.. baekkie ingin tidur dengan Ayah hiks-- Baekkie takut.."
Chanyeol mendaratkan jemarinya untuk membelai surai Baekhyun dengan sayang. Chanyeol membawa Baekhyun untuk melingkarkan kaki putrinya tersebut pada pinggangnya kemudian bangkit dan mengelus sepanjang punggung hingga pinggang Baekhyun.
"Ayah.. hiks--"
"Sstt jangan menangis lagi, Ayah akan menemanimu. Cup cup.."
Chanyeol meredakan tangisan Baekhyun dalam pelukannya, sambil menggoyang-goyangkan tubuh Baekhyun ke kanan dan ke kiri, Chanyeol tersenyum kala ia tidak lagi mendengar erangan Baekhyun.
Chanyeol menaiki ranjangnya dan merunduk hendak meletakkan tubuh Baekhyun pada bagian pojok ranjangnya. Menghindarinya dari kemungkinan Baekhyun akan terjatuh. Ketika Chanyeol berusaha untuk melepaskan pelukan Baekhyun pada lehernya, Baekhyun tetap pada posisinya tanpa mau melepaskan sosok ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy; PCY [Completed][GS]
FanfictionUntuk putriku apapun kulakukan, satu-satunya wanita yang kucintai di sisa hidupku. Permintaannya akan selalu kukabulkan, termasuk- -memuaskannya.. come to me, Baekhyun-ah.