5. New Things

17.8K 732 55
                                    

"Ayah! Jangan lupa jemput Baekkie ya!"

"Kapanpun tuan putri."

Hari ini lumayan sibuk bagiku, sejak semalam banyak sekali e-mail yang masuk dalam urusan pekerjaan. Seperti pagi ini, aku mengantar Baekhyun lebih cepat dari biasanya karena Dara memberitahuku akan ada meeting tentang kerjasama projek musik yang terbilang besar. Tentu aku tidak akan menyia-nyiakan nya.

Lengkap dengan seragam dan dokumenku, aku tiba di kantor lebih cepat. Dara sudah menunggu di ruanganku dengan beberapa berkas yang harus kupahami.

"Ada yang kurang jelas, sajangnim?"

"Ah tidak, aku paham."

"Baiklah, Kim sajangnim akan tiba beberapa saat lagi, sebaiknya kita bersiap di ruangan meeting."

Pertemuan dengan rekan projekku berjalan dengan lancar, tak kusangka ia cukup baik dalam bekerja sama. Tak perlu banyak pembahasan kami pun menyetujui projek kerja sama ini.

"Senang bekerja sama dengan Anda, Kim Junmyeon ssi." Kataku mengulurkan tangan kepadanya

Ia menjabat tanganku, "jangan sungkan, panggil aku Suho. Semoga projek ini berjalan dengan baik." Ia tersenyum dan berbungkuk

"Apa kau ada waktu? Kita bisa makan siang bersama." Ajaknya

"Tentu, aku akan memberi tahu sekretaris ku terlebih dahulu." Aku melangkah kembali menuju ruanganku dan menitip pesan kepada Dara

Aku makan siang dengannya di restoran yang bisa dibilang mewah. Dengan sukarela Suho mengeluarkan pundi-pundi uangnya untuk mentraktirku. Aku tidak munafik, senang rasanya ditraktir.

"Ah terima kasih Junmyeon ssi. Aku sungguh merepotkanmu." Aku tertawa canggung

"Kau berlebihan. Ini bahkan seperti membeli permen dari convention store." Sial. Apa dia memang percaya diri tinggi seperti ini?

Tak terasa waktu berlalu hingga pukul setengah dua siang. Saatnya aku bersiap untuk menjemput Baekhyun. Tetapi tak lama setelah mobilku membelah kota, tampak kecelakaan yang sepertinya adalah penyebab dari kemacetan panjang ini. Mau bagaimana lagi, putar balik pun tidak bisa. Jadi aku menunggu.

Hingga satu jam akhirnya mobilku mampu melewati kepadatan jalan dan berganti menjadi jalan yang begitu lengang. Kuparkirkan mobilku di sebuah toko serba guna untuk membeli peralatan perbaikan. Aku tiba pada jajaran alat serba besi, langkahku mengikuti pandanganku sampai seseorang tanpa sengaja berbalik dan menabrak tubuhku hingga oleng.

Tumpukan alat besi tadi hampir rubuh karena tersenggol tubuhku, beruntung hanya beberapa alat saja yang jatuh menimpaku. Menimbulkan beberapa luka goresan karena pinggirnya yang terlalu tajam.

Pria tadi merunduk meraih bahuku, "ah mari kubantu berdiri. Maafkan aku, aku tidak dalam fokusku tadi."

"Tidak apa, aku juga lemas tadi. Terima kasih bantuannya." Ku tegakkan tubuhku dan berbungkuk untuk meninggalkannya

Kuraih beberapa alat yang dibutuhkan dan berjalan kearah kasir yang sepi. Wanita penjaga kasir itu memandangku bergantian dengan luka di wajahku. Ia tampak berjingkat khawatir.

"Maaf, apa kau tidak apa-apa?" Tanya nya sambil menunjuk kearah lukaku

"Aku baik-baik saja, bisa kau hitung semua ini?"

"Oh? Ya tentu."

Wanita itu tampak serius mengemas barangku sambil sesekali mencuri pandang kearahku.

"Kau ini kenapa?" Tanyaku to the point

"Tapi itu lukamu dan darahmu..."

"Kau mau mengobatiku?"

Daddy; PCY [Completed][GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang