Lagi-lagi (name) dibangunkan oleh suara nada dering ponsel tanda panggilan masuk, dan panggilan tersebut pun tidak terjawab. Lagi pula, (name) tidak memedulikan panggilan masuk itu, karena (name) baru saja bangun tidur dan masih mengantuk.Beringsut bangun, (name) mendudukkan diri dengan kedua tangan menopang tubuhnya. (Name) tertunduk lesu, butuh waktu beberapa menit untuk mengumpulkan kesadaran sambil mengerjapkan mata.
Kedua telapak kaki (name) menapaki lantai kamar yang dingin. (Name) bangkit berdiri dan beranjak menuju dapur dengan langkah gontai tanpa merapikan kasurnya terlebih dahulu. Seprai berantakan dengan selimut dibiarkan menjuntai dan bantal serta guling tergeletak di lantai begitu saja.
(Name) masih mengantuk. Bahkan, ketika menuruni anak tangga, (name) jatuh terguling sampai ke dapur. (Name) baru bisa berhenti berguling setelah menabrak lemari es. Dan saat itu juga kesadaran (name) terkumpul sepenuhnya.
"Aku lupa belum belanja," gumam (name) lesu, ia hanya menemukan setumpuk mi instan dan bahan membuat kue dalam lemari es. Akhirnya, (name) mengambil dua bungkus mi instan. "Habiskan mi instan dulu, deh. Yang penting kenyang," kata (name) sambil mengangkat bahunya tak acuh.
***
"Ah, kenyang sekali!"
(Name) sudah selesai menyantap sarapan, tak lupa mencuci piring kotor. Setelah melakukan peregangan tubuh, (name) merebahkan dirinya di sofa ruang tengah dan mencari remot untuk menyalakan televisi.
(Name) menggonta-ganti setiap saluran televisi untuk mencari acara kartun yang biasa tayang pada waktu setempat. Namun, kali ini (name) terlambat menonton acara kartun tersebut. "Yah ... sudah terlambat, deh," gerutunya kecewa.
(Name) mematikan televisi dan melempar remot televisi ke sofa. Seraya melangkah menaiki tangga menuju lantai atas, (name) tiba-tiba teringat akan ponselnya beserta panggilan tak terjawab yang diabaikan olehnya. (Name) dengan terburu-buru berlari ke kamar tidurnya.
"Aduh, banyak sekali," ringisnya tatkala mendapatkan begitu banyak notifikasi pesan dan panggilan masuk dari Miu. Gadis itu segera membuka setiap pesan satu per satu, lumayan memakan waktu.
Akan tetapi, tak lama kemudian, (name) mendadak tidak berminat untuk membaca pesan masuk dari Miu lagi, karena semua pesan dari Miu berisi rekomendasi cerita romantis yang sangat banyak. Padahal, (name) tidak suka cerita romantis.
"Aku mau mendapatkan Killua dengan caraku sendiri untuk sekarang, Miu-nee," gumamnya.
(Name) menatap langit-langit kamar, memerhatikan lantai beralaskan tatami, memandangi dinding bercat putih, lalu pandangannya tertuju pada ponsel di genggamannya. "Nah, sekarang aku mau apa?" tanya (name) kepada dirinya sendiri. "Kucoba baca-baca, deh," putus (name).
Melihat-lihat daftar rekomendasi cerita romantis dari Miu, (name) menemukan sebuah cerita yang menarik perhatiannya. Judul buku itu cukup menarik dan terkesan menyedihkan dengan sad ending. Setiap cerita dengan akhir menyedihkan adalah kesukaan (name).
"Beli, ah!" (Name) pun meletakkan ponselnya di nakas, ia bersiap-siap pergi ke toko buku untuk membeli buku yang menarik perhatiannya tersebut. "Kuharap itu sad ending," ucap (name) sambil mengenakan hoodie abu-abu.
"Nah, tidak terlalu mencolok, kan?"
(Name) memerhatikan penampilannya pada cermin yang memantulkan refleksi dirinya; kaus biru polos dipadu hoodie abu-abu dan celana jeans, sederhana namun terkesan tomboy. "Ah, tidak, aku jadi terlihat tomboy," katanya. Gadis itu segera mengganti pakaian untuk memperbaiki penampilan. Setelah selesai, (name) kembali bercermin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killua Zoldyck X Readers : 30 Days Make You Fall In Love With Me
Fanfiction[SUDAH TAMAT, KAPAN-KAPAN DIREVISI] Menjadi seorang Hunter profesional merupakan pekerjaan yang hebat, namun sangatlah berat. (Your full name) adalah salah satu peserta yang lulus Ujian Hunter dan bekerja sebagai Hunter profesional untuk dirinya sen...