End of the flash back.(Name) terpingkal-pingkal mendengar akhir cerita dari Killua. Sementara Killua hanya mampu tersenyum hambar, rasanya menyedihkan melihat (name) tertawa dengan manisnya seperti itu. Padahal, gadis itu adalah musuhnya sekarang ini.
Kalau saja Killua tahu sejak awal, mungkin perasaannya terhadap gadis itu tidak akan sama.
"Jadi, kau kabur dari rumah dan mencariku, begitu?" tanya (name) sambil terkekeh. "Nah, saat kau sampai di rumah, kau harus tetap membersihkan kamar mandi, Killua."
Killua mengangguk menanggapinya. (Name) tersenyum tipis, seraya beranjak bangkit dari duduknya, gadis itu berbisik tepat di telinga Killua, "Itupun kalau kau masih bisa pulang ke rumah setelah bertarung denganku, Killua."
Deg!
Jantung Killua seolah ditusuk dengan pisau. Atau memang seperti itu kenyataannya, (name) menusukkan pisaunya ke jantung Killua di dada kirinya namun tertahan oleh tangan Killua. Tangan Killua berdarah-darah akibat menahan pisau (name) yang berhasil menembus telapak tangannya.
Killua mendundukkan kepalanya. Helaian rambut silver Killua menutupi ekspresi wajahnya, kecuali bibirnya yang melengkungkan senyuman getir.
"Refleks yang bagus," puji (name), tersenyum miring melihat serangan pembukanya berhasil ditangkis Killua. "Aku juga ingin melihat kecepatanmu, Killua."
Srat!
(Name) menebaskan pisaunya ke arah Killua, namun Killua dengan cepat mencekal pergelangan tangan (name) menggunakan tangan yang satunya. Killua memalingkan muka, tak ingin melihat (name) yang tersenyum miring ketika serangannya lagi-lagi dapat ditahan oleh Killua.
'Refleks yang bagus, kecepatan tinggi, dan kekuatan yang mengerikan,' batin (name), menganalisa kemampuan Killua dalam bertarung. 'Sepertinya akan sedikit sulit untuk mengecohnya. Baiklah, aku akan membuatnya mengeluarkan kemampuannya, mencari kelemahannya, dan menyerangnya.'
(Name) menyusun siasat dalam hati, sementara lisannya berucap, "Kau memang pantas menjadi seorang pembunuh bayaran, Killua."
"Aku bukan pembunuh bayaran!"
Gadis itu tersentak kaget mendengar teriakan Killua. Tangan Killua yang mencekal pergelangan tangan (name) gemetar dan berkeringat dingin, berusaha tetap mencekal pergelangan tangan gadis itu. Suara Killua ketika berbicara pun bergetar, "Setidaknya ... sudah bukan lagi, dan tidak lagi."
(Name) tidak berusaha melepaskan cekalan Killua, bahkan saat Killua justru mengusap tangan gadis itu sembari menatapnya dengan tatapan sendu. Gurat kesedihan, penyesalan, kekecewaan tampak jelas di wajah Killua.
"Aku tidak ingin melukaimu, (name)," ujar Killua pelan. "Aku tidak ingin melukai dirimu, hatimu, perasaanmu, atau keluargamu."
Kali ini, (name) yang merasakan hatinya berdenyut sakit. Kalau dikatakan seperti itu, (name) juga tidak mau jika dirinya, hatinya, perasaannya, atau keluarganya dilukai sedemikian rupa. Sebisa mungkin gadis itu menyingkirkan rasa sakit di hatinya yang hanya akan menghambat aksinya.
"Aku juga tidak mau melakukan ini," balas (name). "Tapi, aku harus melakukan ini."
Cruak!
Pisau (name) menancap di punggung tangan Killua. Darah Killua bermuncratan mengotori wajah gadis itu dan mengucur deras mengotori tangan (name) dan lengan Killua sendiri. Killua sengaja melepas cekalannya, sehingga tangan (name) dapat terbebas lagi.
"Aku tahu kau sengaja," kata (name), membaca arti pergerakan Killua barusan.
"Aku tidak mau me--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Killua Zoldyck X Readers : 30 Days Make You Fall In Love With Me
Fanfiction[SUDAH TAMAT, KAPAN-KAPAN DIREVISI] Menjadi seorang Hunter profesional merupakan pekerjaan yang hebat, namun sangatlah berat. (Your full name) adalah salah satu peserta yang lulus Ujian Hunter dan bekerja sebagai Hunter profesional untuk dirinya sen...