Sixteenth Day, Sixteenth Mission : Don't Let Them Know the Truth

1K 148 45
                                    


Tidak biasanya gadis itu bangun kesiangan. Jam menunjukkan pukul 09.48 AM sekarang, (name) baru bangun tidur lima menit lalu. Karena terlalu lelah semalam, gadis itu langsung jatuh tertidur begitu kepalanya mendarat di atas bantal.

Saking nyenyak tidurnya, sampai-sampai ketika terbangun (name) lupa hari apa ini. Sebenarnya, itu tidak masalah, karena tidak ada hal penting yang harus dilakukannya, kecuali membersihkan diri dan mengisi perut.

"Benar juga, aku kebanyakan makan kemarin," gumamnya. Gadis itu berdiri di depan cermin untuk memerhatikan bentuk tubuhnya, lalu menepuk kedua pipinya.

"Kurasa, aku tidak gemuk, hanya bertambah tembam saja."

Setelah puas menatap wajahnya yang terlihat bulat dengan pipi tembam, ia pun mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Piyama ditanggalkan, shower dinyalakan, air mengucur menyirami tubuh gadis itu. Sambil berdiam diri di bawah kucuran air, ia merenung.

"Kemarin malam...."

Flashback

"Aku tak tahu harus ke mana."

"Ada apa? Kau tersesat?"

"Eh?"

Gadis itu mendongak, lalu bertemu pandang dengan seseorang berambut pirang berpakaian khas suku Kuruta yang tiba-tiba muncul dan berdiri di depannya. Gadis itu terbelalak melihat sosok yang tidak asing di matanya.

Tentu saja (name) tahu siapa nama orang itu. "Kurapika...?"

"Maaf, kau tahu namaku dari mana?" tanyanya curiga, lalu segera bersikap waspada terhadap gadis yang tak dikenalnya itu. Entah bagaimana dan dari mana ia dapat mengetahui namanya.

Gadis itu gelagapan, pandangannya buru-buru dialihkan. Ia mulai panik dan merutuki mulutnya yang kerap kali keceplosan. (Name) tak sengaja menyebut nama orang yang bersama targetnya saat misi pengintaian di gedung kosong kala itu.

Semula, ia ragu apakah nama orang dari suku Kuruta tersebut adalah Kurapika—dari apa yang didengarnya melalui percakapan target—namun, setelah melihat reaksi orang itu, (name) yakin kalau namanya adalah Kurapika.

"Aku tahu namamu dari Killua," jawabnya. Ia tidak berbohong, kan?

Kurapika mengerjap beberapa kali, bibirnya tampak bergerak menyebut nama Killua tanpa bersuara. Dari raut wajah dan sorot matanya, (name) tahu kalau Kurapika sedang kebingungan. Kemudian, Kurapika membelalakan matanya.

"Oh, jangan-jangan kau ini pacarnya Killua, ya?"

"I-iya, aku pacarnya...," cicit (name), wajahnya merona karena merasa malu sekaligus gugup. Namun, dalam hati ia membatin, 'Orang ini berbahaya; dapat membaca gerak-gerik tubuh seseorang, memiliki pemikiran kritis dan peka terhadap sekitar. Aku harus berhati-hati.'

Kurapika tersenyum tipis sambil menatap gadis di hadapannya itu. "Ternyata begitu. Lalu, di mana pacarmu? Seharusnya, Killua ada di sini bersamamu, kan?"

"Nah!" (Name) menepuk tangannya sehingga mengejutkan Kurapika. "Itu dia masalahnya! Dari tadi, Killua tak kunjung kembali. Aku sempat melihatnya saat membeli gurita bakar, tetapi Killua langsung pergi tanpa membelinya. Aku kehilangan jejaknya dan tak tahu harus ke mana."

"Aduh, bocah itu, bisa-bisanya meninggalkan pacarnya sendirian begini." Kurapika berdecak, "Killua itu sulit dicari, dia bisa ada di mana saja dan menghilang kapan saja."

"Kau benar."

(Name) mengangguk setuju, Killua memang suka menghilang tiba-tiba, entah ketika bersama gadis itu maupun bersama temannya. Tunggu, Kurapika ini benar-benar teman Killua, bukan?

Killua Zoldyck X Readers : 30 Days Make You Fall In Love With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang