Eighteenth Day, Eighteenth Mission : Chance for Gon

1K 146 1
                                    


Setelah membersihkan diri, (name) pun berpakaian. Hari ini, gadis itu tidak berencana untuk bepergian ke luar rumah, (name) akan beristirahat dan menghabiskan waktunya dengan bersantai. Kecuali jika Killua tiba-tiba mengirim pesan untuk mengajaknya berkencan.

(Name) mengenakan baju terusan berwarna merah muda dengan hiasan bunga-bunga putih melingkari pinggangnya. Kali ini, ia mengucir rambutnya dengan gaya pony tail. Karena sedang berada di rumah, (name) tidak perlu berdandan.

Sembari mematut diri di cermin, (name) tak henti-hentinya berceloteh, "Aku benar-benar tak habis pikir, Kurapika seorang laki-laki? Jangan-jangan jenis kelaminnya tertukar."

(Name) menyadari bahwa dalam hatinya timbul rasa iri pada Kurapika, sang laki-laki berparas cantik teman Killua. Ia merasa gagal menjadi perempuan karena kalah bersaing dengan Kurapika. Namun, (name) harus bersyukur karena masih memiliki wajah meskipun tak secantik model maupun aktris terkenal—yang jelas jauh berbeda dengannya.

Setelah puas memandangi penampilannya, (name) pun beranjak menghampiri nakas di samping tempat tidur, membuka laci dan mengambil sebuah buku catatan kecil beserta pensil. "Akan kucatat kejadian semalam."

(Name) melompat ke atas tempat tidur, mencari posisi nyaman dengan tengkurap sembari menulis di buku catatan kecilnya.

Kemarin, aku pergi ke kafe bersama Killua yang lagi-lagi melakukan hal aneh. Aku dan dia tanpa sengaja menggigit seutas spageti yang sama. Kami sama-sama berusaha mendapatkan seutas spageti tersebut. Sampai ketika bibir kami hampir berciuman, Killua tiba-tiba saja memutus seutas spageti itu dengan menggigitnya. Padahal, aku yang menggigit spageti itu terlebih dahulu.

(Name) menghela napas. "Aku jadi teringat lagi," gerutunya dengan wajah merona. "Lupakan, teruskan menulis!"

Setelahnya, kami pergi ke pameran di dekat taman kota, tepatnya ke area stan makanan. Itu pun Killua yang berkeliling untuk membeli banyak makanan dan pergi terlalu lama. Jadi, kuputuskan untuk mencarinya. Kugunakan En dan menemukan Killua di stan makanan yang cukup asing; gurita bakar dengan mayones. Antreannya panjang, mungkin rasanya enak. Akhirnya, aku mengantre sambil mengawasi Killua yang tampaknya terlibat perdebatan dengan si penjual. Killua langsung pergi saat aku mendapatkan gurita bakar, aku mengejarnya meskipun sudah hampir putus asa. Tiba-tiba, seorang gadis

(Name) menghapus tulisannya.

... seseorang datang menghampiriku. Ternyata, orang itu adalah teman Killua. Aku tak sengaja menyebut namanya dan membuatnya curiga. Kurapika—orang itu—bertanya dari mana aku tahu namanya dan kujawab aku tahu dari Killua. Aku tak berbohong. Kurapika menebak bahwa aku adalah pacar Killua dengan mudah, benar-benar hebat sekaligus berbahaya. Aku harus berhati-hati, bisa saja Kurapika menyadari keganjilan yang tak kusadari.

(Name) berhenti sejenak untuk memikirkan apa yang harus dilakukannya agar Kurapika tidak mencurigainya. "Aku akan bertanya pada Miu-nee saja soal itu," cetusnya seraya lanjut menulis.

Sebenarnya, bukan hanya Kurapika yang curiga padaku—aku juga curiga padanya. Kurapika mengaku bahwa dirinya laki-laki—memang, ketika aku meraba dadanya pun rata—tapi melihat wajahnya membuat siapapun takkan percaya. Kurapika cantik sekali, bahkan lebih cantik dariku.

(Name) menghela napas. "Jangan-jangan jenis kelaminnya benar-benar tertukar dengan orang lain," pikirnya.

Mundur beberapa saat sebelumnya. Kurapika bertanya tentang keberadaan Killua serta menanyakan beberapa hal; seperti sudah berapa lama hubunganku dengan Killua berlangsung dan bagaimana aku bisa mengenalnya. Aku terkejut mendengar pertanyaan menjebak itu, namun tidak mengherankan jika Kurapika yang menanyakannya.

Killua Zoldyck X Readers : 30 Days Make You Fall In Love With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang