Twentithird Day, Twentithird Mission : The Agent Spy Mission

857 125 1
                                    


Serenity Hotel, 07.07 AM.

(Name) terbangun ketika seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ketika kunci pintu dibuka, tampak Yuzu berdiri di depan pintu kamar (name). Wanita berambut hitam berpotongan pendek itu memakai seragam pegawai hotel seperti biasa, ditambah seulas senyum ramah di wajahnya.

"Selamat pagi, Nona (Name)," sapa Yuzu. "Bagaimana tidur Anda?"

"Ah, selamat pagi, Yuzu-san. Tidurku nyenyak," balas (name), mencoba tersenyum meskipun muka bantalnya masih terpasang.

Yuzu terkekeh melihat (name) yang masih terlihat mengantuk. "Saya membawakan anda sarapan pagi," ujarnya seraya memperlihatkan sebuah trolley menu sarapan ala Barat; sepiring panekuk berlumur sirup mapel dengan irisan mentega di atasnya dan segelas susu hangat sebagai minuman.

(Name) merasa kantuknya menghilang begitu saja setelah melihat menu sarapan pagi tersebut. 'Ya ampun, aku jarang sekali bisa menikmati sarapan semewah ini,' batin (name).

"Ah, silakan masuk, Yuzu-san," kata (name) mempersilakan. "Letakkan saja di meja itu."

Yuzu mendorong trolley makanan tersebut ke meja yang dimaksud, menata menu sarapan pagi untuk (name). (Name) menutup pintu kamar kemudian menghampiri Yuzu.

"Terima kasih banyak, Yuzu-san," ucap (name).

"Sama-sama, Nona (Name)."

"Ano, tak usah terlalu formal, ya? Panggil aku (name) saja," kata (name) sambil tersenyum manis. Yuzu mengangguk mengerti. "Baiklah kalau begitu," balasnya.

"Duduklah, Yuzu-san. Ada yang ingin kubicarakan denganmu," ujar (name) ketika Yuzu hendak pamit setelah membawakan sarapan pagi untuk (name).

Yuzu pun duduk di sofa panjang di samping (name). "Apa yang ingin kau bicarakan, (name)? Apa kau ingin aku suapi?" Yuzu bertanya setengah bercanda, membuat (name) terkekeh karenanya.

"Begini, Yuzu-san, aku sudah membicarakan hal ini dengan yang lainnya semalam," ucap (name) memulai pembicaraan. Yuzu tampaknya mengerti apa yang (name) maksud. "Tentang strategi pertarungan yang direncanakan itukah?"

"Ya, kau benar," (name) mengangguk membenarkan, "apakah yang lainnya sudah memberitahumu?"

"Ya, mereka sudah memberitahuku," jawab Yuzu, (name) pun tersenyum mendengar jawaban Yuzu. "Yuzu-san, ada yang belum mereka beritahukan padamu. Yah, aku sendiri juga tidak memberitahu yang lainnya, karena ini hanya antara kita," cetus (name).

Yuzu menatap gadis itu, mendengarkan penuturannya, "Aku memberimu tugas, bolehkah?"

"Tentu," jawab Yuzu. (Name) melanjutkan, "Tugasmu adalah tetap berada di sini, di hotel ini. Bekerjalah sebagaimana kau bekerja sebagai pegawai hotel. Dan kuminta padamu untuk menunggu di meja resepsionis selama jam satu sampai jam dua siang nanti, karena Miu-nee akan datang ke sini."

"Presdir Murakami akan datang?!"

(Name) tersenyum maklum, sudah menduga reaksi terkejut dari Yuzu. "Ya, tepat tengah malam Miu-nee menelepon, ia bilang akan menjemputku dan kemungkinan sampai siang hari nanti."

Yuzu mengangguk paham. "Begitu rupanya," tanggapnya. "Jadi, tugasku adalah menyambut Presdir Murakami?"

"Dan katakan padanya, aku berada di dekat sebuah gedung kosong di tenggara York Shin, 200 kilometer dari hutan kota," lanjut (name).

Yuzu sempat terdiam mendengarkan (name) yang tampaknya masih ingin menyampaikan hal lain. Namun, gadis itu memilih diam lantaran ragu untuk membuka mulut. Jadilah Yuzu membujuknya, "Katakan apa yang ingin kau katakan, (name)."

Killua Zoldyck X Readers : 30 Days Make You Fall In Love With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang