Twentifourth Day, Twentifourth Mission : Tell the Reason

840 126 15
                                    


"Oi, (name)!"

"Killua!"

Satu hal yang sama terbesit di pikiran kelima agen Hunter profesional tersebut, 'Ternyata namanya Killua.'

Sementara itu, (name) membalas lambaian tangan Killua sambil tersenyum seperti biasa. Killua juga terlihat normal, hanya saja sekarang kedua matanya memiliki kantung. Hal itu disadari (name) tentunya. "Eh, matamu kenapa, Killua? Apa kau bertransformasi menjadi panda?"

Killua cengar-cengir sambil menggaruk rambut silver-nya. "Aku kurang tidur semalam," jawab Killua.

"Kenapa? Mimpi buruk?" (Name) sedikit memiringkan kepalanya, melihat tingkah (name) yang satu itu selalu membuat Killua gemas dalam keadaan apapun.

Killua tersenyum, namun senyumnya terasa hambar. 'Ya, mimpi buruk yang terburuk terus menghantuiku sampai sekarang,' batinnya, namun lisannya menjawab, "Aku memikirkanmu, hehe."

(Name) dapat merasakan wajahnya menghangat dengan rona merah muda menjalar di wajahnya. Jantung (name) berdebar bersama aliran darahnya yang berdesir. 'Kenapa aku selalu merasa seperti ini setiap dia mengatakan hal-hal yang berkaitan dengan diriku?' batin (name), meringis diam-diam karena perasaan yang terselip di hatinya tak kunjung hilang.

"Memangnya, mengapa kau memikirkan aku? Apakah aku membebanimu?" tanya (name) lagi, hendak memastikan alasan Killua memikirkan dirinya.

"Bukan seperti itu," Killua menghela napas, "hanya saja...."

-Flashback-

"Kau tidak perlu berbuat sampai sejauh ini," ucap Killua, tatapan tajamnya tertuju pada Gon yang tak gemetar sedikitpun.

Begitu Gon pulang setelah melanjutkan pekerjaan di kafe, Gon mendobrak pintu kamar Killua—dan kamarnya sendiri—lalu terdengar debuman keras. Kurapika dan Leorio yang mendengar keributan dari kamar Gon dan Killua pun terkejut, segera saja Kurapika dan Leorio berlari ke kamar Gon dan Killua.

"Ada apa?"

Kurapika tidak melanjutkan pertanyaannya, karena jawabannya sudah jelas; kedua bocah tersebut sedang bergulat di atas lantai. Gon menindih Killua sambil saling dorong-mendorong dengan kedua tangan masing-masing.

"Kenapa kau menindihku, hah?!" gertak Killua.

"Salahmu sendiri! Kalau selonjoran jangan di dekat pintu, aku jadi tersandung kakimu, tahu!" balas Gon berteriak.

Baik Kurapika maupun Leorio sama-sama menghela napas dan menepuk dahi masing-masing.

"Kukira ada apa," keluh Kurapika. "Hei, sudahlah, kalian berdua, hentikan. Jangan bertengkar hanya karena hal sepele."

"Ini bukan hal sepele!" sangkal Gon, tatapan tajamnya beralih pada Kurapika. "Aku punya bukti kalau alasan gadis itu menerima Killua bukanlah hal yang patut disepelekan, gadis itu berbahaya!"

Killua, Kurapika, dan Leorio terperanjat mendengarnya. Terutama Killua, apalagi yang akan Gon tunjukkan padanya kali ini?

"Siapa yang berbahaya?" Leorio tidak mengetahui soal apapun tentang hubungan Killua dan (name), meskipun Leorio sudah tahu kalau Killua memiliki pacar mendahului dirinya.

"Leorio, kau tahu pacarnya Killua?" tanya Gon, Leorio mengangguk ragu. Gon menjelaskan, "Gadis itu berbahaya! Ia berniat membunuh Killua, bahkan bisa saja ia membunuh kita semua!"

Keheningan menyeruak tepat setelah Gon menekankan penjelasannya itu. Kurapika dan Leorio terdiam lantaran terkejut mendengarnya. Namun, Killua bukan hanya sekadar terkejut, tetapi juga kesal dan marah.

Killua Zoldyck X Readers : 30 Days Make You Fall In Love With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang