Twentieight Day, Twentieight Mission : Second Duel

1K 133 27
                                    


Latar berpindah ke tanah lapang depan gedung kosong, arena pertarungan yang sudah ditetapkan oleh (name) serta disetujui oleh Killua. Kelima agen Hunter sudah bersiap di hutan sekeliling gedung pada posisi masing-masing dengan jarak tertentu untuk melancarkan serangan tanpa terjun langsung ke pertarungan, sesuai kesepakatan.

(Name) dan Killua telah berdiri berhadapan dengan mengaktifkan Ten masing-masing agar Nen yang dipancarkan tidak terbuang percuma selama digunakan dalam pertarungan.

"Apakah kau sudah siap, Killua?" tanya (name), tersenyum sambil memasang kuda-kuda.

"Aku selalu siap," jawab Killua, tatapan tajam nan sinis selalu terarah pada (name) darinya.

Namun gadis itu tampak tak ambil pusing. "Kau boleh menyerang duluan," kata (name) mempersilakan Killua untuk menyerang.

Killua tak menjawab dan langsung melesat ke arah (name) dengan tangan kanan mengepal dialiri aliran listrik. Killua melompat tinggi sambil berseru lantang, "Izutsushi!"

Kepalan tangan kanan Killua berhasil ditangkis oleh gadis itu menggunakan satu tangan saja. (Name) tersenyum meremehkan. "Kau tidak mengeluarkan seluruh tenagamu," katanya.

Lagi-lagi Killua tak menjawab dan fokus pada (name) yang kembali merubah sifat kimia Nen-nya menjadi karet sehingga tidak berefek apa-apa baginya, terutama bagi tangan (name) yang menahan kepalan tangan kanan Killua.

'Lagi-lagi teknik itu,' batin Killua seraya menarik kembali telapak tangan kanannya. "Apa kau mau mencoba untuk menyerang?" tawar Killua, memancing (name) agar mengeluarkan kemampuan lainnya.

Killua bersiasat untuk menganalisa kemampuan (name) dan mencari kelemahannya. Maka dari itu, hal pertama yang harus dilakukan oleh Killua adalah membuat gadis itu mengeluarkan kemampuannya.

"Aku ingin lihat kemampuanmu yang lain," pinta Killua, (name) tersenyum manis menanggapinya. "Dengan senang hati," balas (name).

(Name) mengaktifkan Ren pada kedua tangannya yang diluruskan ke depan, tepatnya ke arah Killua. Gadis itu menutup sebelah matanya, meluruskan posisi kedua tangannya masing-masing di sisi kanan dan kiri leher Killua dari jauh.

Melihat itu, Killua segera mengaktifkan Ken untuk melindungi dirinya dari serangan yang akan dilancarkan (name).

"Aku menamakan teknik ini dengan nama tanaman rambat berbunga," ujar (name) sambil mengaktifkan Hatsu dan melepaskan pancaran Nen-nya yang bergerak memanjang seperti tanaman rambat dari kedua tangannya ke arah Killua.

Serangan (name) berhasil menjerat seluruh tubuh Killua sehingga tak bisa bergerak, namun tak sampai melukai Killua. Tak sampai di situ, lama-kelamaan, Nen yang menjerat tubuh Killua berubah warna menjadi kemerahan dan terasa panas membara.

"A-apa?" Killua terkejut. 'Teknik macam apa ini? Mengapa dia bisa mengubah Nen-nya menjadi berbagai macam sifat dalam satu serangan? Dan juga, Ken-ku melemah karena serangan ini!'

"Aku menamakannya Flame of Irian, nama sebuah tanaman rambat berbunga dari Papua," kata (name), kedua tangannya mengepal sehingga membuat Killua meringis merasa dijepit besi panas. "Kau pasti bingung mengapa tanaman rambat bisa menjadi panas, Killua?"

Killua meneguk air liurnya sendiri. Bohong kalau dirinya tidak bingung, Killua sangat bingung dan penasaran, terlebih lagi rasa panas yang merambat semakin lama semakin menyiksanya.

Keringat bercucuran membanjiri kulit Killua yang mulai memerah karena panas. "Bohong kalau kujawab tidak," jawab Killua.

"Jawabannya singkat, karena aku menggunakan Gugenka untuk membentuk Flame of Irian dan menggunakan Henka untuk rasa panasnya," jelas gadis itu, (name) tersenyum setelahnya.

Killua Zoldyck X Readers : 30 Days Make You Fall In Love With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang