Seventeenth Day, Seventeenth Mission : Bestfriends and Girlfriend

1K 150 42
                                    


Killua melangkah menyusuri jalan setapak. Hari sudah mulai malam, lampu-lampu jalan pun dinyalakan. Pengunjung semakin ramai berdatangan ke pameran. Oleh karena itu, Killua memilih jalan yang jarang dilalui orang agar tidak terjebak dalam keramaian.

Sesekali pemuda berambut silver itu menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari sosok gadisnya. Saat Killua kembali ke tempat semula (name) berada, Killua tak menemukan gadis itu di sana. Killua berpikir, mungkin (name) mencarinya karena khawatir. Killua diam-diam terkekeh karena pemikirannya tersebut.

"Ke mana (name) pergi, ya? Apakah ia sudah pulang?" Killua bertanya-tanya pada dirinya sendiri. "Atau mungkin ia mencari makanan lain, tapi memangnya makanan apa yang belum kubelikan untuknya?"

Killua menghentikan langkahnya. "Baiklah, mari berhenti dan berpikir, makanan apa yang belum kubelikan untuk (name)?"

Hampir seluruh stan makanan yang ada sudah dihampirinya. Lalu, apalagi yang kurang?

"Hm ... eh? Aroma ini...."

Indra penciuman Killua menangkap sesuatu. Killua mengendus-endus aroma lezat yang berasal dari pinggiran area stan makanan di pameran. Killua sudah ke sana tadi, namun sepertinya Killua belum menjelajah tempat arah datangnya aroma lezat tersebut.

"Jagung bakar, aku datang!"

Killua tak mau repot-repot memutar balik. Berdesak-desakan dengan orang-orang hanya akan mempersulit dirinya sendiri. Jadilah Killua memutuskan untuk menembus semak-semak yang menjadi pembatas antara jalan setapak dan area stan makanan.

Srek, srek!

"Eh, apa itu?"

Di stan jagung bakar tempat Gon bekerja sambilan—untuk menebus kesalahan yang tidak disengaja—selama pameran berlangsung, bocah berambut jabrik itu sedang mengambil kotak-kotak berisi jagung yang siap dibakar.

Suara gemeresak dari semak-semak di belakang stan membuat Gon penasaran. "Kucing, ya?"

Tiba-tiba saja sosok Killua muncul dari balik semak-semak di belakang stan jagung bakar sembari menepuk-nepuk pakaiannya, beberapa helai daun dan ranting menempel di rambut serta pakaian Killua yang sedang bersungut-sungut.

"Loh? Kucingnya kok mirip Killua?"

"Aku bukan kucing—eh, Gon?"

Keduanya saling bertatapan, sebelum Killua tiba-tiba berteriak tatkala mendapati seekor ulat bulu menempel di bajunya. Killua menyingkirkan si ulat bulu dengan sekali tepis, ulat bulu tersebut pun jatuh ke tanah dan tak bergerak lagi.

Gon menghela napas. "Salahmu sendiri karena menembus semak-semak, ada-ada saja kau ini," sindirnya, namun Killua hanya mengangkat bahunya tak acuh.

"Kau sedang apa di sini, Gon? Bekerja sambilan?"

"Seperti yang kau lihat," jawab Gon seraya turut mengangkat bahunya. "Dan biar kutebak, kau ingin membeli jagung bakar, ya?"

"Seperti yang kau lihat," balas Killua, dengan sengaja mengikuti perkataan temannya itu. Gon mendengus dan kembali sibuk dengan pekerjaannya, sedangkan Killua berjalan memutar menuju bagian depan stan untuk duduk menunggu sambil mengobrol dengan Gon.

"Hei, Gon."

"Apa?"

"Akhir-akhir ini, sepertinya aku sering melihatmu di mana-mana," ujar Killua sembari bertopang dagu. "Apakah kau mengikutiku?"

Gon diam tak menjawab, bocah berambut jabrik itu tahu kalau Killua—tentu saja—menyadari keberadaannya. Gon pun yakin, Killua sudah mengetahui maksud dan tujuannya melakukan hal tersebut.

Killua Zoldyck X Readers : 30 Days Make You Fall In Love With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang