Thirteenth Day, Thirteenth Mission : Our Date

1.4K 177 49
                                    


Tepat setelah kejadian yang membuat (name) merasa jantungnya meledak kemudian melompat keluar dari rongga dadanya, Killua kembali menjauhkan wajahnya dan melepaskan kepala gadis itu.

Pemandangan yang dapat membuat kesalahpahaman tersebut benar-benar memengaruhi Gon, pemuda berambut jabrik itu kini pundung memeluk lutut di pojokan dan mendapat tatapan heran dari para rekan kerjanya.

"Kau kenapa, Gon?" Akito datang menghampiri. Ditepuknya pelan pundak Gon yang tampak naik dan turun, entah karena apa. Hal itu terjawab ketika Gon menoleh pada Akito dengan wajah pucat, matanya menyorotkan kekosongan dan raut wajahnya terlihat menyedihkan.

"Aku tidak apa-apa...," jawab Gon lirih, nada suaranya terdengar pelan dan sedikit bergetar. Akito semakin bingung tatkala Gon bangkit berdiri, berjalan gontai keluar dari ruangan karyawan kemudian pergi keluar, entah ke mana.

"Dia kenapa?" Akito hanya menatap kepergian rekan kerjanya dengan tatapan heran.

Beralih kepada Killua dan (name) yang masih terdiam, ia termangu dengan tatapan kosong dan bibirnya sedikit terbuka. Sementara Killua terkekeh sambil memandangi (name) yang terbengong-bengong memproses kejadian beberapa saat lalu dalam otaknya.

Ekspresi (name) yang sangat manis dan lucu itu selalu terbayang dalam benak Killua, membuatnya tak bisa berhenti tersenyum gemas.

Tiga detik berselang, wajah (name) memerah dan terasa panas. Rona merah mudah menjalar dari pipi sampai telinganya. Sepasang manik mata (your eyes color) gadis itu membulat begitu menyadari apa yang barusan terjadi.

"Ki ... Killuaaa!"

(Name) memekik, menatap Killua dengan kesal dan mengomel, "Padahal, aku yang lebih dahulu menggigit spageti itu! Kenapa kau yang makan? Huh, menyebalkan!"

(Name) memalingkan wajahnya yang memerah dan terasa panas. Kedua telapak tangannya menutupi wajahnya—meskipun Killua masih bisa melihat telinganya yang juga memerah—dan menyisakan celah untuk mencuri-curi pandang ke arah Killua yang memasang tampang tidak bersalah.

"Eh? Aku yang menggigitnya lebih dahulu, kok," kekeh Killua melihat reaksi (name). Sejak awal, Killua selalu menyukai reaksi gadis itu ketika digoda, begitu manis dan lucu. Gemas rasanya melihat wajah manis sang gadis merona sampai ke telinga.

"Kau sengaja, ya?" (Name) mendelik pada Killua. "Aku tahu kau berniat menciumku," ketusnya setengah menuduh. Padahal, dalam hati (name) merasa berbunga-bunga jika seandainya Killua benar-benar menciumnya.

"Eh? Kau ingin kucium?" Killua menyeringai ketika melihat (name) salah tingkah. Sebelum gadis itu sempat menyangkal, Killua langsung menggodanya lagi, "Kalau kau memang ingin kucium katakan saja."

"Siapa yang mau dicium?!"

"Tentu saja kau."

(Name) gelagapan, bingung hendak membalas Killua. "Apa sih," cibirnya, ia memejamkan mata untuk menghindar kontak mata dengan Killua.

'Tanggung banget! Seandainya tadi Killua benar-benar menciumku ... eh? Kenapa aku jadi berharap?! Ah, aku terlalu banyak membaca cerita romantis!' jerit (name) dalam hati. Setelah ini, mungkin ia akan semakin malas untuk membaca buku yang Miu rekomendasikan. Tetapi biarlah, toh tidak terlalu berpengaruh padanya.

"Kau kenapa, (name)? Kok, diam saja?"

(Name) tersentak kaget, lamunannya langsung buyar. Dengan malu-malu (name) melirik Killua dan menjawab dengan gugup, "Aku tak apa-apa, kok. Sungguh."

"Benarkah? Wajahmu merah sampai telinga, apa kau demam?" Dengan polos sepolos-polosnya Killua bertanya. Padahal, dalam hati Killua tertawa geli melihat (name).

Killua Zoldyck X Readers : 30 Days Make You Fall In Love With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang