"Aku ... akan mencari bukti sendiri!""Tunggu dulu, Killua!" seru Gon, hendak melompat keluar jendela, namun Kurapika dan Leorio segera menahan Gon agar tidak berlari menyusul Killua.
Gon menurut, tidak memberontak, hanya menatap kesal pada Kurapika dan Leorio. Namun, baik Kurapika maupun Leorio tak peduli, mereka menatap keluar jendela. Hari sudah mulai malam dan Killua baru saja kabur, menghilang dalam kegelapan.
Killua sangat sulit ditebak. Tidak ada yang tahu ke mana perginya, apa tujuannya dan bukti apa yang dicarinya sekarang ini.
"Biarkan dia sendiri dulu, Gon," ujar Kurapika seraya menutup jendela kamar beserta tirainya. Leorio menimpali, "Aku yakin Killua bisa menjaga dirinya sendiri. Tapi, aku tidak yakin kalau dia tidak akan melakukan hal bodoh."
Gon menunduk sambil mengepalkan kedua tangannya dengan geram. "Killua ... dasar bodoh!"
***
Sementara itu di Kota Yorkshin, Killua berjalan seorang diri di antara keramaian kota. Menelusuri trotoar yang dipadati oleh para pejalan kaki. Malam hari di kota tidak pernah sepi meski sebagian aktivitas sudah berhenti. Indahnya gemerlap kota menjadi pandangan ke manapun arah mata memandang.
Namun, pandangan mata Killua jatuh ke bawah, pada sepasang sepatu yang dikenakannya. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam kantung celana, membuat tampangnya kini benar-benar seperti orang yang tak punya tujuan hidup yang sedang berjalan tanpa arah yang pasti.
"Kenapa aku harus kabur segala, ya?" Killua berpikir di tengah-tengah perjalanan, "Lompat keluar jendela pula, padahal ada pintu."
Killua menggeleng-geleng sendiri tanpa peduli terhadap tatapan aneh dari orang-orang di sekitarnya. "Sekarang aku mau ke mana, aku juga tak punya arah yang pasti," ucapnya lesu.
Tepat setelah berucap demikian, Killua tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ekspresi wajah Killua berubah menjadi gelap. "Kalau Gon benar," Killua menengadah ke langit malam yang dihiasi taburan bintang, "aku atau (name) yang salah?"
Hanya keramaian Kota Yorkshin di malam hari yang menjadi jawaban dari pertanyaan Killua.
"Hah, sudahlah, siapapun yang disalahkan, aku sendiri juga salah," kata Killua, kembali memacu langkahnya. "Aku juga kenapa bisa suka padanya semudah itu, bahkan, aku percaya kalau dia benar-benar menyukaiku."
Killua menendang kerikil kecil di depan kakinya, mementalkan kerikil kecil tersebut ke tiang listrik dan terpantul kembali ke dahi Killua. "Aduh," ringisnya. "Duh, kena kerikilnya, deh."
Killua mengusap-usap bekas mendarat si kerikil kecil di dahinya. Tidak ada luka ataupun lecet karena memang tidak terasa sakit sama sekali. Justru, kerikil kecil itu membantu otak Killua mengingat suatu ucapan Gon yang masih terekam dalam ingatannya. Killua ingat, Gon tersenyum lebar setelah berkata, "Kalau kau benar-benar mempercayai seseorang, apa yang kau percayai dari orang itu pasti benar-benar nyata!"
"Kenapa?" Killua bertanya lirih, rasanya sedikit menyedihkan mengingat dulu dirinya dan Gon sangat akrab, banyak menghabiskan waktu bersama-sama. Bahkan, hal-hal yang kurang bermanfaat pun terasa menyenangkan ketika dilakukan bersama.
Sebelum Killua mulai membagi waktunya untuk (name), Gon tidak pernah cemburu kalau Killua pergi berbelanja bersama Kurapika, membantu Leorio mencari lowongan pekerjaan di koran atau majalah, bahkan jika Killua memakan jatah cemilannya pun Gon tidak pernah benar-benar marah.
Gon tidak pernah bersikap dingin pada Killua, Gon tidak pernah tidak peduli pada Killua, dan Gon tidak pernah membiarkan Killua terjerumus ke dalam penyesalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killua Zoldyck X Readers : 30 Days Make You Fall In Love With Me
Fanfiction[SUDAH TAMAT, KAPAN-KAPAN DIREVISI] Menjadi seorang Hunter profesional merupakan pekerjaan yang hebat, namun sangatlah berat. (Your full name) adalah salah satu peserta yang lulus Ujian Hunter dan bekerja sebagai Hunter profesional untuk dirinya sen...