Entah sudah berapa kali wanita yg kini tengah menatap keluar jendela itu mengeluarkan air mata nya, air mata kesedihan atas berakhirnya rumah tangga yg ia bangun dengan pria yg ia cintai, ya yg begitu ia cintai hingga ia rela tersakiti agar pria itu bahagia, bahagia dengan cinta yg lain tanpa dirinya menjadi penghalang lagi untuk kebahagiaan pria itu.Bila di tanya apa ia menginginkan perpisahan ini? Tentu saja jawabannya tidak, tapi jika cinta tak lagi membawa bahagia, jika cinta hanya membawa luka untuk apa lagi dia bertahan disaat ia tak lagi menjadi penting dalam hidup pria itu masihkah ia harus berjuang? Jawaban nya tidak ia tidak bisa lagi.
Prilly mengusap perut nya yg semakin membesar, beberapa bulan lagi anak kedua nya akan terlahir kedunia, ia sudah tak sabar melihat betapa cantik anak nya itu, ya anak nya perempuan beberapa hari yg lalu ia baru saja memeriksakan kehamilan nya betapa bahagia nya ia saat dokter mengatakan jika baby nya akan terlahir perempuan, anak yg di harapkan oleh nya dan juga Ali, nama pria itu kembali terngiang di kepala nya, kembali rasa sedih melingkupi hatinya, bayi nya akan lahir tanpa melihat wajah Daddy nya tapi bagaimana lagi mungkin sekarang ia sudah tak menginginkan bayi ini lagi.
"Mommy" suara teriakan itu terdengar menggema
Prilly menyeka sisa air mata yg masih membasahi pipinya ia tak ingin melihat wajah Al kembali bersedih jika melihat nya menangis, Al jagoan kecil nya itu kini sudah mulai bisa tertawa lepas tanpa lagi ada raut wajah kesedihan di wajah nya, jika mengingat kembali saat mereka memutuskan pergi mencari bahagia mereka Al sering terlihat menyendiri dan wajah nya datar tanpa ekspresi membuat Prilly ketakutan takut jika Al akan memendam rasa benci dan juga kecewa nya kepada Ali dan juga pada dirinya, namun kini ia bisa bernafas lega, ya Al nya kembali menjadi sosok yg ceria dan ini lah keputusan terbaik dalam hidupnya.
Al dengan wajah ceria mengandeng tangan seseorang pria yg beberapa belakangan ini menjadi cahaya dalam hidup anak nya itu, entah apa yg di perbuat oleh pria itu sehingga membuat Al begitu mempercayai nya dan juga begitu senang dengan keberadaan pria itu disisi mereka.
Pria itu tersenyum lembut kearah Prilly yg kini juga tersenyum kearah nya.
"Senang sekali sepertinya?" Tanya Prilly kepada Al yg kini menunjukkan deretan gigi rapinya
"Ya mom, Al dapet ini?" Al menunjukan gitar kecil di tangannya, gitar yg pas untuk tubuh kecil Al
Melihat wajah Al yg berbinar-binar membuat Prilly bahagia dengan hal kecil seperti ini saja mampu membuat anak nya itu bahagia.
"Siapa yg belikan?" Tanya Prilly kepada anak nya itu, bukan nya ia tak tahu hanya ia ingin Al terbuka kepada nya
"Tentu saja poppa"
"Poppa?"
"Aku Al memanggil ku poppa" jawab pria yg sedari tadi tersenyum melihat interaksi antara ibu dan anak itu.
Jauh di lubuk hati pria itu, hati nya terasa hangat dengan semua interaksi anak dan ibu itu, jujur ia begitu mengagumi wanita di depan nya ini wanita yg kuat sekaligus rapuh.
"Kenapa tiba-tiba Al bisa manggil kamu poppa?
"Entah, tapi tadi saat aku ngelihat dia begitu menyukai gitar aku bawa dia buat beli gitar dan janji bakalan ngajarin dia, entah kenapa dia langsung bilang kalau aku poppa nya"
Prilly sendiri masih bingung dengan anak nya itu yg bisa-bisa nya memanggil pria di depan nya dengan sebutan poppa, ada rasa tak enak hati yg di rasakan oleh Prilly ia tak ingin kalau nanti nya panggilan itu malah menjadi beban untuk pria itu.
"Aku tidak apa, aku malah senang dengan panggilan itu" seakan mengerti apa yg dipikirkan Prilly jawaban pria itu sedikit melegakan untuk nya.
"Terimakasih menjadi malaikat untuk Al ki"
----------------------------
"Mil tolong gue, tolong dimana mereka, dimana anak dan istri gue" mohon ali yg sudah beberapa kali ia mendatangi butik yg dimiliki oleh mila dan Prilly, ia selalu datang dan datang hanya untuk memohon kepada Mila agar memberitahukan dimana Prilly dan juga Al berada.
"Mantan Li" sela mila membenarkan tutur kata Ali yg yg menyebut kan Prilly istrinya
Sesuai keputusan hakim perceraian yg tidak di harapkan oleh Ali di kabulkan oleh majelis hakim dengan beberapa kali sidang yg cukup menguras pikiran dan juga waktu Ali, Ali sendiri tetap bersikeras jika perceraian itu tidak sah, dan Prilly masih menjadi istrinya sampai maut memisahkan nya dengan Prilly.
Ali tersenyum kecut lagi dan lagi semua orang mengingatkan nya dengan status yg ia sandang saat ini, tapi apa perduli nya jika dirinya sendiri masih mengatakan jika Prilly istri nya tidak ada yg berubah.
"Prilly masih istri gue yg bisa memisahkan gue sama dia cuma tuhan, mereka cuma manusia yg tidak berhak sama sekali buat misahin gue sama Prilly" sentak Ali marah
Mila hanya bisa menggelengkan kepala nya lelah menghadapi pria yg begitu keras kepala di depan nya saat ini.
"Dimana mereka?" Tanya Ali sekali lagi
Mila menghela nafas nya lelah, sudah beberapa kali ia mengatakan jika ia tidak tahu dimana keberadaan sahabat sekaligus adik ipar nya itu tapi pria itu tidak mau mempercayai nya.
"Sudah beberapa kali gue bilang kalau gue nggak tahu, terakhir Kevin membawa Prilly dan juga Al ke Singapore dan setelah itu gue nggak tahu, semua Jawaban nya ada pada Kirun dan juga Kevin, kalau lo mau lo bisa tanya langsung sama mereka"
Ali tertawa hambar
"Nggak mungkin Lo nggak tahu mil, gue mohon gue nggak bisa hidup tanpa mereka"
"Kenapa baru sekarang Lo bilang kalau Lo nggak bisa hidup tanpa mereka, disaat mereka masih berada di dalam kehidupan lo kenapa lo abaikan mereka, kenapa lo sakitin mereka, Lo bahkan tega melupakan hari spesial anak lo Li, Lo tahu disaat Prilly datang dengan menggandeng Al dengan raut wajah dingin dengan pandangan kosong Lo tahu gue yakin saat itu Al menangis tapi dalam diam nya, Lo nyiksa mereka saat dengan sikap bajingan Lo selama ini, dimana Lo saat Al menangis karena lo lupa dengan janji Lo, dimana Lo saat Prilly tengah meng" Mila diam tak bisa lagi melanjutkan kata-kata nya lagi, emosi yg memuncak membuat nya hampir lepas kendali
"Prilly tengah meng apa maksud Lo" tanya Ali yg penasaran dengan kata menggantung yg di ucapkan Mila
Mila mulai gelagapan untuk menjawab hal yg diminta untuk di rahasiakan dari Ali.
"Lupakan, sekarang lo pergi, seribu kali pun Lo kesini buat mohon-mohon sama gue, gue nggak bakalan bilang seandainya gue tahu nanti dimana mereka, lebih baik Lo urus yg lebih penting dari pada mereka"
Mila langsung berlalu tanpa perduli lagi dengan tindakan Ali yg bisa saja mengamuk dan menghancurkan butik nya, pria itu tengah frustasi sejujur nya ia merasa iba namun bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur, semua sudah terlambat keras kepala Kirun dan juga Kevin yg begitu kekeh untuk memisahkan Prilly dan juga Ali tidak bisa ia cegah, bukan ia tak marah dengan Ali namun dengan perceraian bukan lah solusi yg tepat untuk mereka, bahkan di saat Prilly yg tengah mengandung dan kemungkinan ini akan berdampak buruk untuk kandungan Prilly, tapi sekuat nya ia mencoba tetap tidak bisa meruntuhkan batunya hati Kevin dan kirun, iya tahu betul tindakan yg mereka ambil semata-mata untuk melindungi Prilly adik kesayangan mereka dan membebaskan Prilly dari rasa sakit.
Aku kembali, maaf banget malam buta baru bisa next
Ayok yg mau marah sama aku karena mereka aku pisahin, aku terima kok tapi jangan sadis-sadis marah nya.😂😂✌
Jadi sesuai ekspektasi kalian?
Jangan lupa coment and votenya😘
KAMU SEDANG MEMBACA
MAAF SEASON DUA
General Fictionpernikahan kata sakral yg menyatukan dua jiwa menjadi satu menjalani hidup bersama, dengan berlandaskan cinta, kesetiaan, kejujuran dan kepercayaan, bila sudah tak ada lagi, apa pernikahan itu masih bisa kita jaga ? aku mencintai suami ku aku menyay...