CHAPTER 15

7.9K 578 65
                                    

Ali memarkirkan mobilnya tepat didepan cafe kecil di pinggiran kota dengan nuansa putih yg elegan, sesuai informasi yg di berikan oleh farel Ali tahu jika cafe tepat didepan nya ini adalah milik dari Prilly istrinya, ahh tepat nya mantan istrinya namun sekali lagi Ali tak akan pernah mau mengakuinya karena selama nya Prilly milik nya istrinya.

Dari tempat nya berdiam diri saat ini, ia bisa melihat jelas Prilly yg tengah menggenakan apron nya yg sedang mondar mandir memindah beberapa kue yg sudah di buat nya, melihat wajah Prilly yg tampak serius seperti itu mengingatkan nya saat-saat me...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari tempat nya berdiam diri saat ini, ia bisa melihat jelas Prilly yg tengah menggenakan apron nya yg sedang mondar mandir memindah beberapa kue yg sudah di buat nya, melihat wajah Prilly yg tampak serius seperti itu mengingatkan nya saat-saat mereka masih bersama, ya dimana Prilly begitu seriusnya memasak kue yg diminta oleh nya atau pun Al anak nya, dia ingat betul jika Prilly tidak suka di ganggu jika sedang memasak kue karena menurut wanita itu karena kue nya akan sangat kacau rasa nya jika sudah di ganggu oleh dirinya ataupun Al, dan betapa rindunya ia dengan semua hal itu, dia sudah dalam tahap paling parah dalam hal menahan rindunya kepada istri dan anak nya.

"Aku akan menunggu mu sampai saat nya aku tak mampu lagi bertahan" gumam Ali dengan mata yg masih fokus mengikuti setiap gerak gerik Prilly.

***********************

Hari sudah siang dan ini saat nya Prilly berhenti dengan berbagai jenis oven dan adonan kuenya, sudah saat nya dia pulang dan mengurusi segala hal yg berurusan dengan kedua malaikat nya, Aira dan Al pasti sudah menanyakan kemana dirinya kenapa sudah siang mommy nya belum datang dengan cheesecake kesukaan mereka.

Setelah menitipkan toko kue nya kepada karyawan kepercayaan nya, Prilly berlalu meninggalkan cafe dengan berjalan kaki, karena jarak rumah dan cafe tak terlalu jauh, Prilly lebih memilih berjalan kaki.

Belum jauh Prilly berjalan meninggalkan cafe sebuah tangan kekar menghentikan gerakan kakinya, dan sebuah suara berhasil membuat tubuh Prilly kembali menegang namun hanya sesaat dengan cepat Prilly kembali membiasakan diri tak ingin terlihat lemah di depan pemilik suara itu.

"Prilly"

Prilly membalikan badannya kearah belakang dimana suara itu memanggil namanya, bisa di lihat jelas oleh mata nya pria dengan penampilan yg tidak bisa di bilang oleh nya baik, tidak baik seperti dulu saat mereka masih bersama kenapa kemarin saat mereka bertemu pertama kali Prilly tak melihat nya melihat dengan jelas betapa berbeda nya pria yg sudah lama berpisah dengannya.

Prilly membalikan badannya kearah belakang dimana suara itu memanggil namanya, bisa di lihat jelas oleh mata nya pria dengan penampilan yg tidak bisa di bilang oleh nya baik, tidak baik seperti dulu saat mereka masih bersama kenapa kemarin saat me...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MAAF SEASON DUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang