Seminggu Ali tak pernah datang atau pun sekedar menghubungi Prilly untuk menanyakan tentang Aira atau pun Al yg beberapa belakangan ini selalu Ali lakukan setelah Aira mau menerima Ali sebagai Daddy nya, tapi setelah kejadian pergi nya Ali tanpa pamit Ali benar-benar tak ada kabar nya.
Prilly bukan nya ingin perduli lagi karena dirinya sendiri pun sudah memantapkan diri nya tak ingin lagi mengetahui atau pun terlibat lagi dalam kehidupan Ali karena pada dasarnya mereka sudah berpisah dan sekarang mereka menjalani kehidupan masing-masing, tapi kali ini ia tak bisa bersikap seperti itu jika Aira putri kecil nya selalu merengek menanyakan keberadaan Ali yg tak pernah datang menemui nya, mungkin di hari pertama kedua dan ketiga Prilly bisa membuat alasan yg bisa Aira terima dan tak merengek lagi tapi hari selanjutnya Aira tak mampu lagi menerima alasan yg Prilly berikan bahkan sekarang Aira sakit dan terus mengigau memanggil Ali mengatakan jika ia merindukan Daddy nya. Prilly tak pernah menyangka jika pengaruh Ali terlalu besar dan sangat cepat untuk Aira dan sekarang ia sendiri bingung harus melakukan apa.
Prilly menghela nafas nya berat badan nya letih bahkan kepala nya terasa sakit memikirkan nya, Aira yg sakit begitu susah untuk ia bujuk untuk meminum obat nya jangan kan meminum obat untuk makan saja sangat sulit untuk Prilly Aira seolah protes kepada dirinya yg tak mau membawa Ali datang untuk bertemu dengan Aira. Prilly bukan tak tahu dimana harus mencari Ali tapi ego dan logika nya melarang keras untuk dirinya datang menemui Ali dan meminta Ali datang untuk menemui aira, bukan kah dia yg pergi atas keinginan nya sendiri kenapa harus dia yg kesana meminta untuk Ali yg datang pikir Prilly yg menurut nya benar, tapi apa yg menurut nya benar rasa nya salah di mata Oma Lia yg dari kemarin meminta nya juga untuk menemui Ali dan mengatakan jika Aira membutuhkan nya.
"Kenapa lagi bie?" Oma Lia bertanya dengan lembut sesaat setelah ia duduk di samping Prilly yg tengah memijat pelipisnya mencoba mengurangi rasa sakit di kepala nya yg semakin menjadi.
"Sedikit pusing Oma, mungkin karena kecapekan" jawab Prilly dengan suara sedikit serak
"Kalau begitu istirahat dulu biar Oma yg jaga Aira"
"Nggak Oma, biar bie aja Oma juga butuh istirahat, Aira sangat rewel Oma biar bie aja ya" tolak Prilly halus memang benar Aira sangat rewel dan sangat susah untuk membuat nya diam dan berhenti menangis
"Kalau begitu bawa obat nya agar Aira nggak rewel lagi, kasihan dia"
"Udah ada obat nya kan Oma, tapi dia nya susah bangetdi bujuk nya"
"Bukan obat itu, tapi Ali yg Aira butuhkan sekarang Ali bie, Aira merindukan Daddy nya?"
"Tapi Oma"
"Jangan biar ego kamu menang dan menjadikan Aira korbannya" nasehat Oma Lia dan langsung berlalu membiarkan Prilly memikirkan lagi keputusan nya. Oma Lia tak ingin Prilly menyesal dengan keputusan yg ia ambil dan itu sangat lah menyiksa Prilly nanti nya. Bukan nya tak masalah jika Ali datang Kirun Ule dan fiero sudah dari kemarin kembali ke Singapore dan Al sendiri nanti bisa di jelaskan secara perlahan jika saat ini Aira sangat membutuhkan keberadaan Daddy nya itu.
______________________
Prilly dengan wajah penuh keraguan memasuki kawasan apartemen yg tak begitu jauh dari rumah nya, apartemen yg di sewa oleh ali, hanya ini alamat yg Ali berikan kepada nya karena menghubungi ponsel Ali tak ada gunanya karena no Ali tak bisa di hubungi nya.
Jujur saja rasa nya begitu berat untuk Prilly entah apa itu ia sendiri tak mengerti apa yg ia takuti untuk datang menemui Ali tapi selalu ada rasa tak siap yg membuat nya selalu membuat nya ragu.
Sibuk dengan pikirannya sendiri tak terasa Prilly sudah berada di depan pintu apartemen Ali, ia sedikit terkejut saat menyadari dirinya sudah berada di tempat Ali tinggal, Prilly diam tak berniat untuk menekan bel yg berada di depan nya haruskah atau ia pulang saja, lagi dan lagi Prilly bimbang tapi seketika saat bayangan Aira dengan wajah pucat nya membuat Prilly sadar dan harus melawan egonya.
Beberapa kali ia menekan bel namun pintu di depan nya tak terbuka juga, membuat Prilly sedikit kesal dan sekali lagi ia mencoba dan hasil nya tetap sama dan ia menyerah.
"Sudah lah mungkin dia tak ada" gumam Prilly kepada dirinya sendiri.
Prilly berlalu meninggalkan apartemen Ali namun baru beberapa langkah suara pintu terbuka menghentikan langkah nya dan mendengar suara yg memanggil nama nya membuat Prilly segera membalikan badan nya.
****************
"Prilly ya tuhan akhir nya Lo datang juga" bara berseru dengan penuh antusias melihat Prilly yg tak ia duga berada di depan apartemen yg ia dan Ali sewa selama tinggal di Swiss.
Prilly tersenyum kecil mendengar suara bara yg terdekngar begitu antusias bahkan mimik wajah bara terlihat begitu bahagia melihat dirinya.
"Apa kabar bar?" Tanya Prilly sudah lama prilly tak pernah bertemu dengan sahabat Ali itu
"Baik, dan gue yakin Lo juga baik pastinya"
"Ya"
"Gue nggak nyangka Lo bakalan dateng kesini, mengingat semua yg terjadi" ucap bara dengan nada rendah
"Emm sebenarnya gue mau cari"
"Cari Ali" ucap bara cepat memotong perkataan Prilly
Prilly menanggukan kepala nya kecil membenarkan ucapan bara
"Ali di dalam, dia sedang istirahat" ucap bara memberitahukan keberadaan Ali
"Kalau begitu gue balik aja dulu emm kalau dia udah bangun tolong bilang kalau gue Dateng dan tolong suruh dai buat ngehubungin gue bar" pinta Prilly
Tanpa menunggu jawaban bara Prilly yg sudah akan beranjak pergi langsung di cegah oleh bara.
"Eh tunggu dulu Pril, Ali sakit dan dia belum makan sedangkan gue harus pergi karena ada meeting penting yg nggak bisa gue batalin, gue minta tolong jagain Ali dia sendiri dan Lo tahu persis jika Ali sakit dia seperti apa"
"Tapi bar, gue nggak bisa"
"Gue mohon, ya udah pril gue tinggal ya" bara berlalu dengan cepat meninggalkan Prilly yg masih bergeming dengan raut wajah bingung, bara tak sepenuhnya berbohong Ali memang sakit dan belum makan tapi soal meeting jelas bara berbohong bagaimana bisa ia meeting jika Ali sakit.
Prilly dengan ragu memasuki apartemen Ali yg terasa sepi, kesan pertama yg Prilly rasakan saat memasuki apartemen Ali adalah rapi. Prilly bingung apa yg harus ia lakukan saat ini, tapi mengingat jika Ali sakit dan belum makan membuat nya sesak dan entah kenapa yg ada dipikiran nya saat ini membuat kan makanan yg pas untuk Ali saat ini, sup ayam jagung adalah pilihan nya.
Prilly memasuki kamar yg di perkirakan nya adalah kamar Ali, karena pintu yg sedikit terbuka membuat nya yakin jika itu adalah kamar Ali, dengan semangkok sup di tangan nya Prilly memasuki kamar dan benar saja Prilly bisa melihat Ali yg tertidur sedikit meringkuk dengan selimut tebal menutupi tubuh nya.
Prilly mendekat ke arah ranjang dan menaruh nampan berisi sup dan juga minuman untuk Ali, Prilly menduduki dirinya di pinggiran ranjang dengan sepekan mungkin agar tak membuat Ali terbangun dari tidurnya. Prilly mengamati setiap sudut kamar yg di tempati oleh Ali dan tersenyum karena sedikit berantakan dan ini lah Ali yg tak bisa merapikan barang-barangnya. Prilly merasakan gatal untuk membersihkan kamar Ali dan dengan cepat ia membersihkan kamar Ali dengan pelan tak ingin menimbulkan keributan yg membuat Ali terganggu, tak butuh waktu lama kamar Ali sudah sedikit rapi dan Prilly tersenyum puas melihat hasil kerja nya yg cukup memuaskan.
"Prilly" suara serak terdengar menyapa nya dari arah belakang tubuhnya membuat tubuh Prilly menegang kaku, jujur dirinya masih belum siap dalam situasi seperti ini dan dia dengan begitu bodohnya bisa terjebak dalam situasi yg membuat nya tak tahu harus bagaimana.
Tbc
Maaf aku gantung lagi, semoga suka semoga puas maaf jika Abdurd hehehehe
Emm bagaimana coment nya untuk chapter ini, please coment berikan pendapat kalian ok
Semakin banyak yg coment and vote aku janji up cepat atau mungkin besok malam sesuai keinginan kalian aja.
Maaf jika typo bertebaran membuat kalian terganggu baca nya, jujur habis nulis langsung di up nggak sempet edit lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAAF SEASON DUA
General Fictionpernikahan kata sakral yg menyatukan dua jiwa menjadi satu menjalani hidup bersama, dengan berlandaskan cinta, kesetiaan, kejujuran dan kepercayaan, bila sudah tak ada lagi, apa pernikahan itu masih bisa kita jaga ? aku mencintai suami ku aku menyay...