CHAPTER 32

6.5K 563 66
                                    

Prilly memasuki kamar inap yg di tempati Al putranya, matanya langsung tertuju kearah ranjang dimana Al terlihat diam menatap lurus kearah jendela, bahkan Al tampak tak mengalihkan perhatian nya sedikit pun kearah nya, walaupun suara yg ia timbulkan saat membuka pintu cukup menimbulkan suara, melihat Al yg seperti yg sedang memikirkan sesuatu membuat Prilly mencoba mencari-cari apa yang tergambar dari ekspresi wajah Al, namun nihil ia tak bisa memahami nya.

Prilly mengalihkan pandangannya menyusuri sudut kamar inap Al mencari sosok yg diminta nya untuk menjaga Al saat ia pergi tadi, dan yah pria itu tepat terlihat berbaring di sofa dengan dengan berbantalkan lengan nya, seperti tak terusik juga mungkin terlalu lelah.

"Sayang" panggil Prilly dengan suara lembutnya, saat dekat tepat berada di sisi Al yg kini tengah mulai mengalihkan perhatiannya dari jendela menjadi kearah Prilly yg kini tengah mengelus rambutnya dengan sayang.

"Mommy" ucapnya dengan pelan

"Kamu kenapa?" Tanya Prilly ia tahu saat ini ada yg dipikirkan oleh Al putranya itu.

"Apa Al jahat mom?" Tanya Al pelan dengan sedikit ragu

"Jahat, Kenapa Al menanyakan itu? Anak mommy tidak pernah jahat sama sekali"

Namun bukan nya menjawab tapi malah isakan tangis yg keluar dari bibir Al, membuat Prilly tak mengerti, Al terlihat sedih dan itu pun membuatnya ikut sedih.

"Kenapa nangis sayang, jawab mommy Al" pinta Prilly dengan memohon

"Daddy, Al ingin melihat Daddy mom, Al rindu daddy" lirihnya dengan suara serak

Prilly tersenyum, akhirnya ia mendengar Al memintanya untuk membawanya kepada Ali.

"Kamu mau ketemu Daddy?" Tanya Prilly sekali lagi meyakinkan

"Ya mom"

"Kita akan ketemu daddy" ucap Prilly yakin.

Percakapan Al dan Prilly tak lepas dari pendengaran Rizky, sedari awal saat mendengar suara Prilly Rizky terbangun tapi memilih untuk diam mendengar apa yg akan dibicarakan antara ibu dan anak itu, mengingat saat ia menemani Al saat Prilly memintanya tadi, terjadi percakapan kecil antara ia dan Al, dan yg membuat nya senang adalah kata maaf yg terucap dari bibir Al jika jagoan kecil itu berkata jika ia mengatakan bahwa ia ingin memaafkan ali daddynya, dan merindukan pria itu. Tidak ada rasa tidak suka dalam dirinya hanya rasa takut itu muncul, takut kehilangan itu kembali muncul dalam dirinya.

********************

Pintu terbuka memperlihatkan wajah cantik Prilly yg kini tengah tersenyum lebar, wajahnya terlihat bahagia, ya hari ini adalah hari yg membahagiakan untuknya, Ali sendiri yg tengah serius dengan obrolannya bersama farel dan Tiara sampai terkejut saat melihat wajah Prilly yang terlihat bahagia tidak seperti biasanya yg terlihat memendam rasa sedih yg begitu ketara dan saat ini guratan sedih itu tak Ali lihat, dan yg bisa dilihat nya hanya lah pancaran kebahagiaan dan Ali tak tahu apa yg membuat Prilly bisa berubah dalam hitungan jam, bahkan tadi saat Prilly pergi meninggalkan kamar rawat nya wajah Prilly masih menunjukan wajah lelah dan juga sedihnya.

"Prilly" suara Ali terdengar lirih memanggil nama wanita yg kini masih berdiam diri didepan pintu, tanpa berniat untuk masuk.

"Ya Li, aku bawa kejutan untuk kamu" ucap nya dengan senyuman yg masih tercetak di wajah cantiknya.

Dengan pelan ia menggeser tubuh mungil nya seolah memberi jalan untuk seseorang yg tepat berada di belakang tubuhnya, dan benar saja, tepat saat tubuh mungil nya bergeser tubuh kecil dengan pakaian yg sama dikenakan oleh Ali terlihat oleh Ali.

Ali menegang saat tubuh kecil itu semakin mendekat kearahnya, tubuh kecil itu berjalan dengan begitu pelan seolah ragu untuk semakin mendekat dan berhenti tepat beberapa meter lagi dari arah ranjang, dan tubuh itu diam dengan kepala menunduk membuat yg lain terdiam tak mengerti apa yg akan terjadi selanjutnya.

"Daddy" suara itu terdengar begitu lirih

Ali terdiam dengan tubuh yg menegang kaku saat suara itu terdengar lirih di telinganya, otak seakan begitu lamban untuk mencerna kata yg di dengar nya itu.

"Daddy" lagi dan lagi suara itu terdengar lirih, dan Ali masih sama diam tak ada respon yg membuat semua juga ikut diam dengan was-was.

Senyum di wajah Prilly kini berganti dengan wajah khawatir bahkan mata nya mulai berkaca-kaca, membayangkan seperti apa reaksi Ali.

"Daddy marah, lebih baik Al pergi jika dad"

"Tidak, tidak sayang" suara lantang Ali terdengar saat memotong ucapan anaknya itu.

Ali dengan sedikit tertatih mencoba untuk berdiri dari rebahan nya, agak sulit karena tangan nya yg cedera membatasi ruang geraknya, farel yg sadar dari keterkejutan nya mencoba membantu Ali saat melihat Ali yg tampak sedikit kesulitan, dan dengan di bantu farel Ali berjalan mendekati Al yg masih diam di tempatnya dengan menundukkan kepalanya.

Ali memeluk tubuh kecil yg kini bergetar dalam dekapan nya, memeluk erat tubuh kecil itu dengan segala kerinduan yg begitu besar nya, tubuh mereka sama-sama bergetar karena tangis mereka, Al bahkan tidak ragu lagi membalas pelukan ali, pelukan yg begitu di rindukan olehnya.

"Daddy mencintai kamu nak, maafkan daddy, maafkan semua kesalahan Daddy, jangan pernah membenci Daddy" pinta Ali dengan suara serak, Al menganggukkan kepalanya kecil dalam pelukan erat Ali, ia dia juga mencintai Daddy nya bahkan sangat.

Prilly memilih tetap diam di tempatnya, dengan wajah haru dan mata yg berkaca-kaca, ia tak ingin menganggu moment berharga antara ayah dan juga anak tersebut, inilah yg ia inginkan melihat anaknya berdamai dengan masa lalu, dan tidak membenci Ali karena pada dasar nya Al memang tidak pernah membenci Ali hanya kecewa yg begitu dalam dan ia ingin Al tidak larut dalam kekecewaan itu.

Farel dan Tiara terharu, akhirnya penantian Ali terbayar dengan bahagia, sudah sangat lama mereka tahu jika Ali begitu ingin memeluk Al lagi, dan akhirnya semua dapat terwujud Al putra Ali kembali lagi memeluk Ali dengan sayang.

"Daddy"

"Ya panggil Daddy lagi nak" pinta Ali lagi

"Daddy, jangan tinggalin Al dad"

"Tidak akan pernah, tidak akan pernah, kamu, dan juga Aira adalah hidup Daddy, tidak akan pernah Daddy tinggalkan kalian" ucap Ali dengan cepat.








Tbc

Maaf typo ok

Gimana????

Suka atau nggak?? Hehehe coment please

Emm maaf ya agak molor, tapi tetep aku tepati ya janjinya, hari ini di up

Mau up next nya cepet nggak, kalau coment nya 100 aku bakalan up next besok gimana?? 😆😆😆✌️

Semoga suka yaa

MAAF SEASON DUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang