CHAPTER 26

7.6K 609 70
                                    

Mata Ali perlahan terbuka, terdengar suara erangan dari bibir nya, kepala nya terasa sakit, dengan perlahan Ali mencoba untuk menyesuaikan mata nya yg masih terasa berat untuk di buka nya, sinar lampu tamatan sedikit membantu nya, setidak nya ia tidak di buat semakin pusing dengan cahaya lampu yg terang. Saat Ali akan mencoba untuk menggerakkan tangan nya terasa berat seperti ada seseorang yg tengah memegang tangannya dengan erat, dan benar saja Ali melihat tangannya di genggam dengan erat oleh Prilly.

"Prilly" bisik Ali tak percaya

Prilly disini menunggu nya? Ali mencoba mengingat kembali peristiwa yg terjadi sebelum ia tertidur, dan yah dia ingat perdebatan antara dirinya dan Prilly, dan bagaimana selanjutnya ia tak mampu mengontrol lagi dirinya.

Ali mencoba untuk bangkit dari tidur nya, agak susah karena sebelah tangannya di genggam oleh Prilly, Ali takut jika ia menari tangannya Prilly akan terbangun dan Ali tak mau itu terlihat sekali jika Prilly tampak kelelahan dan mata sembab itu membuat Ali tak mampu membangunkan Prilly bukan hanya itu tapi ia merindukan saat seperti ini saat dimana ia melihat wajah Prilly yg tertidur, dan terlebih Ali merindukan perhatian Prilly kepadanya, ia yakin jika cinta itu masih ada walau hanya tertutup rasa kecewa dan juga ketidak mampuan Prilly meraba perasaannya.

Ali masih terhanyut melihat wajah damai Prilly, wajah yg membuat nya tak mampu berpaling ke wanita lain, hanya Prilly wanita yg di inginkan nya untuk menemani seumur hidupnya, bukan yg lainnya.

Drrtttt drrtttt drrttttt

Suara getaran handphone terdengar di telinga Ali, aliencoba untuk mencari tahu ponsel siapa itu, karena setahu nya handphone nya tak aktif karena memang di sengaja oleh nya, jika bukan handphone milik nya berarti itu milik prilly, dan benar saja di atas nakas dekat tempat tidur nya handphone Prilly terlihat panggilan masuk, Ali mencoba meraihnya dan berhasil, mata Ali menyipit saat melihat nama yg tertera melakukan panggilan masuk itu, Rizky?

"Halo" bukan bermaksud lancang tapi ia merasa harus mengangkat panggilan itu, mungkin saja ada hal yg penting ingin di sampaikan oleh Rizky dan Ali bisa menyampaikan nya kepada Prilly nanti.

"Angel, ya tuhan angel dimana kamu?" Suara Rizky terdengar gusar namun yg membuat Ali terdiam ialah panggilan Rizky kepada Prilly? Angel? Apa itu sejenis panggilan sayang nya?

"Gue Ali" jawab Ali singkat setelah ia diam cukup lama

"Dimana Prilly?" Tanya Rizky to the point suara nya tak lagi terdengar gusar namun kini terdengar datar

"Dia disini di apartemen gue, dia ketiduran mungkin kelelahan" jawab Ali dengan suara pelan ia tak mau suara nya membangun kan Prilly

"Ok kalau gitu gue bakalan jemput dia, tolong kirim alamat apartemen lo sekarang"

"Tunggu, biar Prilly disini dulu, setelah dia bangun gue yg antar dia"

Terdengar suara Geraman Rizky membuat Ali yakin jika pria itu tengah menahan amarah nya

"Gue nggak bisa jamin jika Prilly akan baik-baik saja jika berada disana, lagi pula Prilly harus pulang Al dan Aira mencari keberadaan mommy nya, gue nggak mau mereka khawatir, kirimin alamat Lo sekarang" tanpa menunggu jawaban Ali Rizky mematikan sepihak panggilan nya.

Ali meremas handphone Prilly menyalurkan rasa emosi yg mulai naik, namun hanya sebentar Ali mencoba untuk menahan nya dan memilih untuk mengalah memberi tahukan alamatnya, apa yg Rizky ucapkan ada benar nya anak-anak nya pasti tengah khawatir karena hari sudah malam tapi Prilly belum juga pulang.

********************

Prilly terbangun saat merasakan sentuhan kecil di pipinya, merasa terganggu membuat nya membuka mata, mengerjapkan beberapa kali mencoba untuk menyesuaikan penglihatan nya yg sedikit buram.

MAAF SEASON DUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang