Rizky tetap diam di balik pintu rawat inap Ali, dia diam dengan tubuh nya yg bersandar di daun pintu, mendengarkan semua kata-kata cinta yg di ucapkan dengan tulus oleh seorang pria yg juga mencintai wanita yg sama dengan nya. Rizky yakin saat ini Prilly mungkin saja tertidur, karena Rizky yakin wanita itu tidak mungkin membiarkan pria itu mengucapkan kata-kata cinta seperti itu saat ini, saat keadaan yg sudah berubah untuk mereka berdua. Bolehkah dia masih berharap untuk mendapatkan cinta wanita itu, wanita yg sudah begitu ia cintai selama belasan tahun ini, bukan kah wanita itu sendiri mengatakan jika ia membuka hatinya untuk dirinya, memberikan kesempatan untuknya meraih cinta itu, lalu apa iya bersalah jika ia sangat berharap untuk itu?.
"Salahkah aku masih berharap banyak untuk kamu membalas cintaku Prilly?"
Rizky memilih untuk pergi meninggalkan ruangan itu, masih ada pekerjaan yg harus segera ia selesai kan, sebelum waktunya ia akan habiskan untuk memperjuangkan cintanya, sungguh untuk saat ini dia tidak ingin lagi menyerah, perpisahan mereka bukan kan sebuah takdir yg membuat dirinya memiliki kesempatan itu, kesempatan untuk meraih wanita itu, wanita yg tidak pernah bisa ia hapuskan dari rasa cintanya.
**************
"Ayo kita pulang" ajak Prilly yg sudah selesai berkemas
"Akhirnya aku bisa pulang juga" ucap Ali begitu antusiasnya.
"Ya setidaknya aku tidak lagi mendengar keluhanmu"
Prilly yg sudah akan melangkahkan kakinya dengan tas besar di tangannya langsung berhenti saat mendengar suara pintu terbuka, Rizky pria itu disana dengan senyum yg selalu menghiasi wajahnya, senyum tulus yg selalu ada saat berada di dekat Prilly.
"Rizky" suara terkejut Prilly yg tak menyangka jika Rizky didepannya saat ini,. Mengingat beberapa hari ini Rizky seolah menghilang tidak memberikan nya kabar seperti biasanya.
"Hai angel, aku datang untuk menjemput mu"
Prilly sedikit terkejut mendengar nya
"Kenapa, kamu tidak menyukainya?" Tanya Rizky kembali kepada Prilly, mengabaikan tatapan tajam Ali yg kini menatapnya seolah ingin menghajarnya saat ini.
"Apa aku bilang tidak menyukai nya, aku hanya terkejut kamu tiba-tiba datang setelah beberapa hari ini menghilang tanpa mengabari apa pun kepada ku, dan saat ini kamu langsung datang dan ingin menjemput ku, tanpa memberikan alasan kenapa menghilang em?" Tuntut Prilly meminta jawaban
Rizky terkekeh melihat aksi menuntut Prilly kepada nya, ia tak menyangka jika Prilly mencarinya.
"Aku harus menyelesaikan pekerjaan ku terlebih dahulu, sebelum aku menghabiskan waktu ku untuk berjuang penuh meraih kehidupan ku" Prilly mengernyitkan dahinya tak mengerti.
Beda Prilly beda Ali yg langsung mengerti apa yg di ucapkan oleh Rizky, karena melihat dari tatapan Rizky kepada Prilly membuat ia yakin, yg ingin Rizky perjuangkan oleh pria itu adalah Prilly, wanita yg mereka cintai, Ali tahu pasti jika pria itu mencintai Prilly sama besarnya seperti dirinya, dan itu lah yg membuatnya takut, takut jika Prilly memilih untuk hidup bersama Rizky.
"Sekarang kita pulang"
"Ehem" deheman Ali membuat Prilly mengalihkan perhatiannya
"Kamu kenapa? Apa ada yg salah?" Tanya Prilly yg di tujukan nya kepada Ali
"Tidak, hanya saja aku"
"Kenapa? Lebih baik kita pulang sekarang, anak-anak pasti sudah menunggu kamu di rumah, em dan mama papa juga pasti sudah menunggu, apa pun yg ingin kamu katakan, kamu bisa mengatakan nya nanti" ucap Prilly tegas, ia tak mau lagi membuang waktu untuk mendengar perdebatan yg ia yakini akan terjadi saat Ali akan mengatakan jika dirinya keberatan untuk ikut dengan mobil Rizky, bahkan tanpa Ali mengatakan nya Prilly bisa melihat sendiri raut wajah masam Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAAF SEASON DUA
General Fictionpernikahan kata sakral yg menyatukan dua jiwa menjadi satu menjalani hidup bersama, dengan berlandaskan cinta, kesetiaan, kejujuran dan kepercayaan, bila sudah tak ada lagi, apa pernikahan itu masih bisa kita jaga ? aku mencintai suami ku aku menyay...