(19)

1.8K 241 10
                                    

♠♠♠

Seorang gadis manis terduduk sambil mengenduskan nafasnya. Waktu ujian hanya tersisa dua minggu lagi dan Akashi...

... masih belum kembali.

Jujur saja, gadis itu—[St/n], mengkhawatirkan tunangannya. Ya, tunangannya bukan 'tuannya'.

Dan masalah mengenai Tuan–Muda–Maha–Absolut itu, dia masih seenaknya memberikan perintah. [St/n] sudah sempat ingin menolaknya, namun tatapan Akashi begitu membuatnya membeku.

Bukan hanya itu, toh dia juga benar-benar tidak bisa melawannya, bukan?

"Ne, Akashi-kun. Onegai," ucapnya memohon, untuk terakhir kalinya. "Aku tidak punya waktu lagi."

"Lalu kau akan mengabaikan tugasmu begitu saja?" balas Akashi datar.

"Bukan begitu, sebentar lagi ujian." [St/n] kembali memohon. Kali ini dengan wajahnya yang benar-benar kalut khawatir akan nilainya nanti.

"Lalu?"

"Boleh, ya?"

"Tidak."

"Katakan selain 'tidak'."

"No."

Astaga! Dia ini benar-benar... seenaknya. Memangnya tidak cukup gadis itu dijadikan pembantunya selama seminggu? Menuruti segala perintahnya? Memangnya tidak cukup?!

[St/n] berdiri sambil mengepalkan tangannya erat. Dia menundukkan wajahnya melihat Akashi yang terduduk tepat di depannya. Gadis itu merapatkan mulutnya sekuat-kuatnya sebelum ia benar-benar mengeluarkan semua unek-uneknya selama seminggu ini.

"Sudah cukup Akashi!" gadis itu berteriak. Sontak netra pandangan di dalam Gym terfokus padanya.

[St/n] menarik nafasnya kuat, menyiapkan dirinya untuk berteriak kedua kalinya. Kepalan pada kedua tangannya lebih ia kuatkan lagi. Bahkan kulit pada telapak tangannya hampir mengeluarkan darah.

"Akashi-kun no...." [St/n] mencoba mengontrol emosinya. Ia menyendukan pandangannya perlahan. Kemudian melanjutkan, "iinari ni nante naranai¹."

Anggota Kiseki no Sedai seketika membelalakan maniknya masing-masing. Tidak menyangka gadis itu akan benar-benar mengatakannya.

Tunggu! Mengatakannya?! Apa dia yakin dengan hal ini?

"Apa kau yakin?" Akashi menatap sang gadis mengintimidasi. Namun gadis sadistic itu masih bisa mengendalikan emosinya, menahan amarahnya dan tetap tenang.

Kalau dia tidak ingin menuruti Akashi, itu artinya perjanjiannya sudah dia putus, bukan? Apa benar-benar akan jadi seperti itu?

"Um...."

"Apa kau—"

"Bukan berarti aku menyerah. Aku pasti... akan membawanya kembali. Cukup dengan diriku." [St/n] mengambil file dan tablet yang selalu ia bawa, kemudian keluar dari Gymnasium tanpa mengatakan apapun lagi.

Sementara Akashi? Ah, dia tidak peduli. Toh, dia bisa mengerjakannya sendiri.

Anggota Kiseki no Sedai termasuk Kagami menatap Akashi tidak percaya. Apa pria bermanik heterocromia itu yakin membiarkan gadis itu pergi? Apa dia tidak ingin mengatakan apapun lagi?

"Akashi-kun, apa kau yakin?" Kuroko mendekati sang empu dan bertanya.

"Apa maksudmu Tetsuya, tentu saja."

Kuroko menolehkan pandangannya ke arah pintu Gym. Ya, [St/n] benar-benar tidak kembali.

"Kuroko, dia tidak akan kembali." Takao kali ini membuka mulutnya. Sepupunya ini pun tidak berbuat apapun, itu artinya...

✅️ [21+] Catch Me If You Can! 👑 Akashi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang