(42)

1.4K 163 20
                                    

♠♠♠

Kali ini apa yang akan kau lakukan padaku, Sei?

Pintu masuk berputar dilewati, Akashi dan gadisnya tepat sudah sampai di dalam butik. Begitu sampai di dalam, dua sejoli ini sudah dihadapkan dengan deretan pelayan.

Akashi tidak melanjutkan langkahnya, ia tetap mematung di depan pintu masuk. Tak lama kemudian, seorang wanita dengan pakaian formal—berbeda dengan pelayan yang berbaris itu—berjalan mendekat.

Wanita itu tersenyum ramah, begitu sampai di hadapan dua sejoli ini. Dia membungkuk sopan. "Selamat datang, Akashi-san," sapa wanita itu. "Semua yang terbaik dari butik kami, sudah kami siapkan."

Wanita itu jalan mendahuli, memberikan arah. Begitu Akashi dan calon istrinya melewati barisan wanita dihadapan mereka. Para pelayan itu membungkuk dan mengikuti dari belakang.

[St/n] mendongakkan kepalanya. Tampak langit-langit butik yang tinggi dengan cahaya dari chandelier yang bersinar remang.

"Sepertinya Anda tertarik, Tuan Putri," sahut Akashi, menggoda.

Gadisnya hanya menyimak. Selang beberapa langkah ia balas menyahuti, "Sei, memangnya kau tidak terlambat?"

"Apa?" Akashi berpikir sejenak kemudian melanjutkan, "oh, soal rapat itu? Tidak."

[St/n] menghentikan langkahnya seketika dan memutar kepalanya melihat pada Akashi dengan perempatan di dahinya.

Akashi memberikan tatapan penuh tanya. Ia kemudian tersenyum miring begitu sadar mimik wajah yang diberikan gadisnya. "Apa?" ucapnya kemudian.

"Jangan bilang kau—"

"Sudahlah, Tuan Putri." Akashi mengabaikan. Ia kembali mendorong tubuh mungil gadisnya itu. Diangkatnya kedua tangannya itu dan diletakkan di atas bahu calon istrinya, ia kemudian setengah berbisik, "anggap saja ini bayaranku karena sudah menemanimu bermain dan saat aku menang waktu itu."

Menang? Waktu itu? [St/n] membatin. Ia berpikir. Oh! Ya, dia ingat! Saat itu—

"Hadiahmu. Saat kau menang nanti."

—saat melawan pemain dari Universitas Kyoto.

Eh? Bukannya Tuan Muda sudah menerima hadiahnya, ya? [St/n] membatin kembali. Wajahnya kini jelas lebih berpikir-pikir—terlihat dari kerutan di dahinya itu.

"Aku belum menerimanya, jadi aku ambil hari ini," jelas Akashi seakan-akan mengerti isi pikiran gadisnya itu.

[St/n] mengembungkan pipi chubbynya. Matanya jelas terlihatan kilatan tidak suka. "Ya, ya, terserah Anda saja, Tuan Muda Seijuro," godanya.

Akashi tertawa kecil.

👑

Setelah mulai mencoba beberapa pakaian yang disiapkan, belum ada satu pakaian pun yang cocok untuk gadisnya.

Sudah hampir lebih dari 30 menit dan [St/n] hanya bolak balik berganti pakaian. Sementara Akashi? Pria itu hanya duduk di sofa tunggu sembari membuka sesuatu dalam tabletnya.

Selang beberapa menit kemudian, Akashi bangkit dari tempatnya—mendatangi Tuan Putrinya itu.

"Bagaimana?" tanya Akashi pada wanita tadi.

Wanita tadi sedikit mengerutkan dahinya dan mencoba tersenyum. "Tuan Putri sudah mencoba banyak pakaian, tapi dirasanya tidak ada yang cocok," jelasnya.

Sreet!

Tirai bergeser. Tapakan kaki yang berasal dari sepatu heels terdengar jelas. Seorang gadis baru saja keluar dari balik tirai merah itu.

✅️ [21+] Catch Me If You Can! 👑 Akashi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang