♠♠♠
Apa kalian pernah berpikir berdiri di tengah-tengah ruang operasi? Memantau bagaimana jalannya operasi dan membantu mengkompresi jantung bila tetiba berhenti?
Yap, begitulah saat ini [St/n]. Diusianya yang terbilang muda dan masih menjadi seorang mahasiswa tahun kedua—dirinya sudah dipercaya untuk menjadi ahli anestesi.
Pengetahuan tentang obat-obatan yang diketahuinya, membuatnya selangkah lebih maju dari yang lainnya.
Namun, toh hal ini tidak membuatnya besar kepala. Karena targetnya menjadi seorang dokter.
Dirinya membayangkan bagaimana memegang scapel saat memotong kulit pasien untuk melakukan pembedahan.
Atau sesekali menggunakan bandage scissores dengan baik dan benar. Karena terakhir dia menggunakannya, malah untuk memotong rambutnya.
Brak!
Splash!
Praktek operasi sudah selesai, kini dirinya berdiri di depan pencucian untuk membersihkan tangannya. Selepasnya, ia mengeringkannya dengan kain bersih.
Ia berjalan menuju ruang ganti pakaian dengan pakaian sebelumnya yang lebih bebas dan rapih. Toh, tahun kedua kali ini ia bisa bebas mengenakan pakaian apapun untuk kuliah. Berbeda dengan aturan untuk tahun pertama.
"Wah, [St/n]-san mengesankan. Kau seperti sudah biasa," puji seorang gadis dalam ruangan ganti yang sama dengannya.
[St/n] tersenyum simpul. "Arigatou senpai, sebenarnya aku memang sudah terbiasa karena pekerjaan keluargaku," jelasnya.
"Oh, benar juga. Keluargamu juga perusahaan dibidang kesehatan dan rumah sakit, ya?"
"Ha'i." gadis itu mengambil tas selempangnya dan menyelempangkannya pada dirinya kemudian beranjak pergi. "Kalau begitu aku pergi dulu senpai. Terima kasih untuk hari ini."
Setelah mengucapkan itu, ia keluar dari pintu ruang ganti dan menuju kelas berikutnya. Memang sedikit menebarkan melakukan praktek operasi langsung.
Namun, gadis ini menikmatinya.
Setelah keluar dari Rumah Sakit Universitas Tokyo dan sampai di depan kampusnya, entah kenapa ada banyak orang menunggu di sana.
Setelah sampai di samping salah seorang gadis, [St/n] bertanya, "maaf, ada apa, ya?"
Gadis itu menoleh dan tersenyum ramah kemudian menjawab, "oh, [L/n]-senpai. Ano, kau tahu mahasiswi pindahan tahun ke dua yang dari Singapura itu? Naaah! Dia pindah hari ini."
[St/n] menatap kohueinya itu biasa. Gadis itu pun kembali menjelaskan, "kudengar dia gadis yang cantik dengan rambut ikal kepirangannya. Keturunan berdarah campuran Jepang–Singapura asli. Siapa, ya, namanya? Aku lupa."
Tidak peduli lagi dengan hal itu, gadis itu—[St/n] akhirnya lebih memilih kembali mengeratkan selempangan tasnya dan beranjak pergi.
Namun, begitu sampai tepat di depan pintu masuk kampus angkatan tahun ke dua. Akashi tetiba saja keluar diikuti dengan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa yang lainnya.
[St/n] dan Akashi saling tatap sebelum akhirnya gadis itu melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda. Namun, Akashi menghentikan gadis itu.
"Ada apa, Kaichou?" ujar [St/n] malas.
Akashi menghela nafas singkat. "Hanya ketua eksekutif dari fakultasmu yang belum hadir," balasnya.
[St/n] sesaat membuang wajahnya dan kembali mengadah pada Akashi, ia kembali berujar, "lalu kau ingin aku menggantikannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] Catch Me If You Can! 👑 Akashi X Reader
Fanfic[First name] [Surname], gadis yang terkenal dengan kepintarannya dan di segenai banyak pria di universitasnya akan kecantikannya. Namun, siapa di sangka? biarpun cantik dan tampak seperti gadis baik-baik. Untuk urusan percintaan, dia tipe gadis sadi...