(41)

1.3K 162 7
                                    

♠♠♠

"Tapi ada syaratnya." [St/n] berkedip beberapa kali. Menunggu Akashi memberitahu apa syarat hanya untuk seekor kucing agar berada di cabin ini.

"Kau...."

Semakin tidak sabar gadis itu untuk mendengarkan kelanjukan apa syarat yang kelak akan diberikan calon suaminya itu.

Akashi tersenyum—pria itu tersenyum miring—kilatan matanya terlihat jahil. Jelas. "Tidak bisa pergi tanpa seizinku," ucapnya akhirnya. "Dan, Tuan Putri... tolong jangan tiba-tiba Anda tidur atau pindah ke sofa lagi."

Oh! Kalimat terakhir itu penuh penekanan, Tuan Muda Akashi! Batin[St/n].

Seketika dunia gadis itu serasa hancur. Apa yang baru saja dikatakannya? Harus izin? Oh, astaga! Lucu sekali.

Oke baiklah, syarat ke dua bisa diterima. Semoga.

Tanpa sadar [St/n] mengenduskan nafasnya kemudian tertawa lepas. Sungguh, dirinya tidak percaya hanya untuk memiliki seekor kucing dalam cabin saja—dirinya harus izin pada Akashi?

Dan dirinya tidak boleh tidur di sofa? Hey! Bahkan mereka belum menikah. Apa yang dipikirkan Akashi? Ya, ampun!

"Aku serius," timpalnya. Seketika gelak tawa gadis itu terhenti. Dirinya menatap Akashi tidak percaya.

Keringanan? Oh, baru saja hal itu terlintas dalam benak [St/n]. Namun, calon tunangannya sudah kembali membuka suara, "atau paling tidak, kau harus pergi denganku. Hanya denganku."

Syarat ke dua tidak ada keringanan, Tuan Muda? [St/n] kembali membatin.

"Nope."

Terkadang gadis itu jadi membenci cara bagaimana Akashi mengetahui isi pikirannya.

[St/n] menghela nafas singkat dan merucutkan bibir mungilnya. Ia masih tidak terima dengan persyaratan yang baginya itu berat.

Hey! Memangnya Akashi tidak sadar kala dirinya membuat barier disekitar calon istrinya itu? Apa hanya karena dirinya yang menghilang kala itu?

Kenapa tidak sekalian Akashi memasang GPS dalam ponsel atau bawah sepatunya?

"Apa? Kau tidak terima?" Akashi kembali membuka suara. Sementara gadisnya itu bungkam. Dengan santainya dan senyuman penuh kejahilan itu, Akashi melanjutkan, "baiklah kalau begitu, aku akan—"

"Chotto matte! Aku terima," sela [St/n] lugas.

Apa segitunya hanya untuk seekor kucing? Pikir Akashi.

👑

Dan begitulah ceritanya bagaimana [St/n] bisa bersama dengan Akashi bahkan untuk ke cabin bagian Game Centre.

Gadis itu merengek pergi hanya untuk bermain game, dengan alasan yang sederhana. "Aku bosan" begitulah.

Apa rasanya aneh ketika Akashi yang bisa dibilang sudah tidak remaja lagi pergi ke Game Centre? Sebenarnya, ya. Namun, berkat sosok calon istrinya itu. Banyak orang di sekitarnya berpikir kala dirinya menemani adik tirinya.

Tapi faktanya, itu calon istrinya. Memang tidak ada yang sadar. Lihat saja! Gadis itu mengenakan kaos putih polos dengan celana hot pants setengah pahanya. Ditambah dengan kaus kaki panjang hitam dan jaket merah yang menutupi bagian atasnya.

Surai [h/c] yang tergerai atau bahkan terkadang dibuat berbagai macam model, kini hanya terkuncir setengahnya dengan topi segi delapan yang menutupinya.

✅️ [21+] Catch Me If You Can! 👑 Akashi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang