(30)

1.5K 182 2
                                    

♠♠♠

Kagami dan Kise berseru kaget. "[St/n] (-cchi)!"

Begitu pula, [St/n]. "Kalian!"

Ruang utama menjadi lenggang seketika. [St/n] mengangkat sebelah tangannya kemudian memijit pangkal hidungnya yang mancung itu. Dia memutar seperempat tubuhnya menghadap sebuah lorong di sebelah kanannya masih sembari memijit pangkal hidungnya.

Ia mengangkat sebelah tangannya yang lain, melambaikan akan isyarat mengusir entah siapa namun tak bermaksud seperti itu. "Terserah kau saja, tapi…." [St/n] melirikkan ekor manik [e/c] tajam. Ia melanjutkan, "semuanya tanggung jawabmu, Takao. Ingat saja, housekeepers disini sudah mengambil waktu liburan musim panas."

Ia melangkah, memasuki lorong di depannya menuju ruang pribadi miliknya. Begitu Kisedai bersama Kagami dan Takao tidak melihat punggung tubuhnya. Mereka menghela nafas bersamaan (kecuali Akashi, tentunya).

"Aku tidak menyangka kalau tadi itu [St/n]cchi-ssu! Dia berbeda sekali," ucap Kise.

"Aku juga, dia sangat berbeda dari yang aku lihat di kampus," timpal Kagami.

Tentu saja gadis itu berbeda. Begitulah wanita. Kecantikan mereka bukan terlihat semata-mata dari fisiknya saja. Namun bagaimana mereka menyesuaikan diri mereka dengan cara berpakaian.

[St/n] memang hanya mengenakan pakaian yang biasa saja, tidak terlalu mencolok, amat sederhana. Biasanya, selama beberapa hari aktif bekerja di kantor pusat ayahnya.

[St/n] bekerja dengan memakai setelan rok Burberry sepanjang dengkul kakinya yang lebar dibagian bawahnya dengan dari pinggang sampai setengah pahanya potongan span yang sederhana dan tidak mencolok tentunya.

Kemeja atas berwarna putih polos dengan potongan yang di design membentuk lekuk tubuh bagian pinggulnya, membuat dirinya terlihat lebih langsing.

Tak lupa pula ia mengenakan pita dengan bunga merah di atasnya. Jas hitam panjang sederhana menutupi dirinya. Rambutnya ia ikat penuh dengan mengenakan kacamata berbingkai hitam miliknya.

Takao terkekeh. Membuat Kisedai dan Kagami menolehkan pandangan padanya. "Kalian tidak akan menyangka setelah nanti makan malam, dia lebih berbeda dari yang kalian lihat," ucapnya kemudian.

👑

Waktu menunjukkan pukul 8 malam, waktunya makan malam.

Seorang gadis masih sibuk berkutik di depan laptop dalam ruangan kerja ayahnya (yang kini menjadi ruang kerjanya juga).

Kacamata berbingkai hitam dengan lensa khusus yang dibuat untuk meminimalisisr masuknya cahaya dan radiasi komputer ke matanya ia gunakan. Suara ketikan masih terdengar sampai—

Tok… tok… tok…. "Ojou-sama, makan malam sudah siap."

—suara Nanase berhasil mengalihkan netra dirinya dari laptop di depannya. Ia menyahuti, "baiklah. Aku akan segera ke sana."

Tak lama kemudian, ia menutup layar laptopnya dan memisahkan dokumen yang usai ia kerjakan dengan yang belum kemudian melepaskan kacamatanya. [St/n] pun keluar dari ruangannya, kakinya kali ini melangkah menuju ruang makan.

Ruang makan yang ramai karena dentingan peralatan makan dan suara bisikan kecil percakapan seketika senyap begitu pintu ruang makan terbuka dan mendapati siluet seorang gadis.

[St/n] duduk tepat ditengah kursi setelah Nanase menarikkan kursi itu untuknya dan pergi ke ruang penyimpanan wine milik keluarganya.

Nanase menyiapkan makan malam ringan untuk [St/n] dan tamunya kali ini. Dan kali ini pula mereka bukan makan di ruang makanan yang memang dikhususkan bagi keluarganya, namun ruang makan dengan interior mewah dan kursi berjumlah dua belas kursi yang memang disiapkan jikalau ada tamu seperti saat ini.

✅️ [21+] Catch Me If You Can! 👑 Akashi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang