(56)

1.1K 141 154
                                    

"Apa maksudnya ini?"

Senior [Name] yang biasa disapa Nakatsu itu hanya terdiam sambil menatap tebaran foto di depannya.

"Maaf, [Name]. Aku tidak bisa melaporkan hal ini padamu secara langsung."

[Name] terdiam. Ia menggenggam tangannya hingga kuku pada jemarinya memutih.

Bagaimana hal ini bisa terjadi?

"Siapa saja yang tahu?" [Name] bertanya. Suaranya terlihat sedikit berat.

"Hanya kami... mungkin."

Mungkin... ya? Salah satu hal yang paling tidak disukainya. Bagaimana pun karena hal terkait kepastiannya masih belum relevan. Belum tentu benar.

"Kirimkan aku semua softcopy dan hardcopynya, sisanya hilangkan sampai tak tersisa." [Name] membungkuk sembilan puluh derajat ke arah seniornya itu. "Aku mohon padamu, Nakatsu-senpai."

Nakatsu terdiam. Ia menoleh ke arah tebaran foto di depannya sebelum akhirnya kembali menatap [Name].

Laki-laki itu lantas berujar, "kenapa kau melindungi dia, [Name]?"

[Name] terdiam, tak menjawab. Gadis itu kembali mengangkat kepalanya, menatap seniornya lantas tersenyum dan menjawab, "karena dia suamiku."

👑

"Ne... Sei...."

Akashi menoleh ke arah samping. Matanya langsung disambut dengan surai gulali yang memenuhi pandangannya.

"Apa kita akan terus seperti ini?"

"Seperti ini bagaimana?"

Momoi menarik tubuhnya dari sandaran Akashi lantas memutar tubuhnya dan menatap manik crimson laki-laki itu penuh harap.

"Bersembunyi seperti ini. [Name]-san sudah kembali, kita tidak mungkin terus seperti ini."

Akashi tahu. Bagaimana pun, ia sungguh tahu tak lama [Name] pasti akan mencurigai hal ini.

"Kalau begitu, artinya cukup sampai di sini...."

Momoi membulatkan manik yang senada dengan surai gulalinya itu. Ia menggeleng, matanya perlahan mengeluarkan cairan bening di bawahnya.

"Aku... tidak bisa...," kata wanita itu. Suaranya terdengar bergetar. "Aku tidak bisa melepaskanmu lagi."

"Aku diam bukan berarti aku juga ingin kembali padamu," tutur Akashi.

"Lalu kenapa kau diam saja? Kenapa kau seolah menerima kalau seandainya kita kembali lagi?"

Akashi terdiam. Dia bimbang. Dilain sisi, dia tidak ingin melepaskan [Name] seperti kala itu. Namun di sisi lain, dia masih mencintai Momoi.

Kenapa aku begitu egois? Apa yang aku harapkan darinya?

Ada apa dengan pria itu?

"Sei, aku mohon...."

Momoi menarik lengan baju Akashi, membenamkan kepalanya di sana dan tubuhnya terlihat mulai gemetar.

"... aku tidak bisa lagi berpisah denganmu. Aku tidak bisa kembali lagi, aku sudah mengorbankan segalanya. Hanya kau satu-satunya untukku, Sei...."

Perasaan yang sama memukul dadanya. Tangan Akashi terangkat lantas mengelus lembut punggung Momoi.

Dia tidak bisa melepaskan wanita ini juga. Bagaimana pun, awal masalah ini adalah karenanya.

Seandainya sejak awal ia mengatakan untuk memutuskan hubungannya dengan Momoi, mungkin hal ini tidak akan terjadi.

Seandainya sejak awal ia mengatakan akan segera menikah karena perjanjian lama itu, mungkin sejak itu juga Momoi akan langsung merubah pikirannya.

✅️ [21+] Catch Me If You Can! 👑 Akashi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang