♠♠♠
Waktu menunjukkan pukul lima sore hari. Langit sudah tampak kemilau keemasan, tanda mentari akan segera menenggelamkan dirinya di ufuk barat.
Sementara seorang gadis tengah duduk—mengenakan bath robe pada tubuh mungilnya dan bath towel yang melilit rambutnya yang basah—dirinya tengah diterapi dengan mengoleskan aromateraphy oil disekujur tubuhnya.
Botol-botol kaca yang diterpa cahaya sore yang menyusup masuk melalui celah jendela beranda—membuat nuansa klasik dalam cabin begitu terasa.
Dengan lembutnya, maid itu mengoleskan lembut tengkuk leher dan menjalar sampai bagian depan dada. Bath robe yang sedikit terbuka itu—memperlihatkan lembutnya kulit mulus milik [St/n].
[St/n] hanya berdiam diri—menikmati sentuhan lembut itu. Cahaya mentari yang menerpa dirinya, menggambarkan Venus yang memancarkan keindahannya.
"Aromanya seperti bunga mawar, ya," ucap gadis itu lembut disertai senyuman menawannya.
"Tuan Putri, ini minyak bunga mawar dari Bulgaria asli. Bila dibalurkan dengan ini, rasa letih pun akan menghilang. Membuat Tuan Putri merasa lebih rileks."
[St/n] mengangguk sembari tersenyum kemudian mengucapkan terima kasih. Selesai berucap itu, maid itu mulai mengoleskan aromateraphy oil itu di kakinya.
"Tuan Putri, ini Lavender Tea untuk menenangkan diri Anda, silahkan." Seorang maid lainnya datang sembari membawakan secangkir teh. [St/n] pun menerimanya dengan senang hati.
[St/n] menyesap aroma lavendernya—benar-benar terasa aroma manis dan menenangkannya—kemudian menyeruput perlahan teh hangatnya.
Tak lama kemudian, seorang maid yang lainnya datang membawakan kudapan manis untuk camilan [St/n].
Gadis itu pun mencicipinya beberapa. Pada gigitan pertama, ia menolehkan pandangannya pada maid yang membawakannya macaroon itu dan tersenyum sembari mengangguk ceria.
"Ini enak sekali, terima kasih," ucap [St/n] kemudian membersihkan remahan macaroon di sudut bibirnya.
"Harusnya saya yang berterima kasih, Tuan Putri," balas maid itu, ia menautkan kedua alisnya dan tersenyum kemudian beranjak pergi menyetel lagu klasik untuk menambah kenyamanan Tuan Putrinya itu.
Sejam berlalu, [St/n] sudah berdiri dan berbaris para maid di depannya lalu membungkuk sopan, [St/n] membalas sembari tersenyum dan mengucapkan terima kasih.
Sesaat setelah para maid itu pergi, Akashi memasuki ruangan dan gadisnya itu langsung membalikkan tubuhnya—membenarkan posisi bath robe miliknya yang sedikit terbuka.
"Sudah selesai?" Akashi bertanya di balik tubuh gadis itu.
Sementara [St/n] masih sibuk menaikkan sedikit bath robe pada bahunya kemudian beralih pada bath towel yang ia kenakan.
"Umm...," jawab gadis itu. "Sei, seharusnya kau—"
Chu~
Sensasi dingin menyapa tengkuk belakang [St/n]. Gadis itu dengan cekatan begitu merasakan sensasi dingin itu segera menyentuh tengkuknya dan berbalik.
Manik [e/c]nya membulat sempurna—menatap Akashi tidak percaya—astaga! Untung saja para maid yang tadi sudah pergi, bagaimana kalau tidak? Bisa gila ia menjadi tontonan hanya karena Akashi mencium belakang lehernya.
"Sei!" [St/n] melotot tidak percaya.
"Memangnya geli, ya?" tanya Akashi polos, ia tersenyum miring.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅️ [21+] Catch Me If You Can! 👑 Akashi X Reader
Fanfiction[First name] [Surname], gadis yang terkenal dengan kepintarannya dan di segenai banyak pria di universitasnya akan kecantikannya. Namun, siapa di sangka? biarpun cantik dan tampak seperti gadis baik-baik. Untuk urusan percintaan, dia tipe gadis sadi...