(40)

1.3K 159 16
                                    

♠♠♠

Dimana kau, [St/n]?

Kini Akashi terpaku bingung. Ia benar-benar menyesal melepas pandangannya dari calon istrinya itu. Kalut dirinya mencari gadisnya itu.

Padahal ia bisa memberikan cincin yang lebih dari yang setahun lalu pria itu berikan. Tapi, kenapa gadis itu sampai keras kepala begitu hanya untuk sebuah cincin?

"Apa [St/n]cchi tidak bisa dihubungi-ssu ka?" Kise memberikan ide.

Takao menggeleng sebagai balasan dan ia menjelaskan, "Iblis Kecil itu tidak akan menjawabnya."

Untuk kesekian kalinya Kisedai menghelakan nafasnya panjang, berusaha berpikir bagaimana menemukan [St/n] di atas kapal pesiar ini.

"Bagaimana kalau lewat GPS-nanodayo?" kini Midorima memberikan saran.

"Tidak bisa juga, dia tidak pernah menyalahkan GPS-nya juga. Terlebih terakhir aku menghubunginya, ponselnya sudah mati," jelas Takao panjang–lebar.

Akashi kini bertambah frustasi. Apa tidak ada ide lain? Mungkin kalau ia tahu hal ini sejak awal, ia pasti sudah meletakkan alat pelacak di dalam sol sepatunya.

Takao tentunya tahu ini, makannya di saat mereka tengah pergi bersama—pria bersurai hitam itu selalu menyempitkan jarak kala pasti dalam keramaian kecil saja [St/n] bisa menghilang.

Bahkan saat di mansionnya sendiri. Terakhir kali suasana mansion jadi sangat ramai hanya karena [St/n] disangka belum kembali. Menghilang.

Ayahnya, [Ft/n], yang saat itu pulang lebih awal untuk makan malam bersama, malah tidak mendapati sosok putrinya.

Ayahnya yang khawatir menunggu putrinya itu dan mencari-carinya bahkan ke rumah-rumah temannya yang sang Ayah tahu.

Namun, nihil. Saat itu [St/n] benar-benar tidak ditemukan keberadaannya. Sampai menunggu jam 11 malam, satu tempat yang tidak sang Ayah periksa—

—kamar pribadinya.

Para housekeepers yang bekerja mebgkonfirmasikan jikalau [St/n] belum kembali sama sekali. Toh, tidak terdengar langkahnya saat kembali.

Sesaat ayahnya menaikkan tangannya berniat ingin membuka pintu, tiba-tiba saja pintu itu terbuka.

Tepat di sana putrinya berdiri mematung dengan wajah masamnya khas orang baru bangun tidur.

Ya, salahkan housekeepers di rumahnya yang tidak pernah langsung membuka masuk ruangannya hanya karena alasan kesopanan.

Padahal [St/n] sudah bilang agar mereka masuk saja dengan mengetuk pintu. Namun, saat tidak ada jawaban dari dalam, mereka bisa langsung masuk saja.

Toh, dalam hal ini bisa saja terjadi hal-hal tak terduga seperti orang yang ingin menculiknya. Anggap saja sebagai alasan keselamatan dan keamanan [St/n] sendiri.

"Aku akan mencarinya lagi, kalian cari informasi lagi. Tanya seluruh orang yang tiga jam lalu berkunjung ke taman ini," perintah Akashi.

"OSU!"

👑

Akashi berlari cepat menuju cabinnya, kemudian menuju ruang makan di rooftop—dimana keluarganya berada.

Begitu Akashi menghentikan langkahnya yang tergesa-gesa itu, tiba-tiba ibunda [St/n] menyapa, "Seijuro-kun, kau kacau sekali. Ada apa?"

"Maaf mengganggu makan malam ini. Tapi, apa dari kalian ada yang melihat [St/n]?" tanya Akashi to–the–point.

✅️ [21+] Catch Me If You Can! 👑 Akashi X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang