Pengakuan

28 1 0
                                    

"Huh.... Huh... Huh..., Hhuh.. . . ."

"Akhirnya kau Datang juga"

"Ada sedikit masalah disana"

"Begitu, jadi dimana dia"

"Maafkan aku, aku tidak bisa membawanya. gimana dengan uang yang ingin kau berikan padaku"

"Karena kau tidak dapat membawanya aku akan memberimu 20%nya saja"

"Ha.., Bagaimana aku mengobati luka luka ku ini ??"

"Kalo itu kau urus sendiri, aku hanya memerlukan Bocah itu saja kau pergilah dan bawa uang itu"
Dia pun pergi meninggalkan Digo sendirian.

"Cih..."




*********




Aku terbangun dari tidurku yang panjang, kepalaku masih terasa pusing aku berusaha untuk bangkit aku pun melihat Maundy yang sedang tertidur disampingku sepertinya dia menunggu hingga terbangun

"Akhirnya kau bangun juga" Nisha menghampiriku dengan tatapan yang tajam.

"Ya begitulah"

"Apa kepalamu masih terasa sakit ??"

"Sedikit"

"Bisakah kau ikut denganku sebentar"

"Hm.."
Aku hanya menganggukan kepalaku dan turun dari tempat tidurku, sebelum aku pergi aku meletakkan maundy ditempat tidur sambil menyelimutinya.

Aku langsung keluar dari tempat UKS, dan melihat Nisha yang menungguku dengan tangan yang menyilang.

"Jadi, ada apa wakil ketua Osis"

"Mengenai khasus ini aku minta maaf kepadamu karena kau malah terlibat perkelahian"

"Bagiku sih itu tidak masalah"

"Hmmm., gadis yang sedang menunggumu apa dia sodaramu ??"

"Tidak, dia pacarku"

"Oh.."

Seketika Nisha langsung tidak bersemangat.

"Untuk khasus perkelahian mu dengan Digo, dia akan dikeluarkan dari sekolah"

Apa yang ingin dia bahas sebenernya.

"Oh.. begitu, bukannya itu terlalu cepat untuk mengeluarkan murid"

"Aku sudah memberi tahu masalah ini ke Pak Yono, dia akan mengurus semuanya dan hukumanmu menjadi Osis akan diCabut"

"Kenapa tiba tiba"

"Aku hanya disuruh untuk menyampaikan itu saja kepadamu"

"Maaf Nisha, sepertinya khasus ini belum sepenuhnya selesai dengan mengeluarkan murid begitu saja"

"Tapi Vin, pihak sekolah juga tidak ingin ada perkelahian lagi. Melihat kau sampai mendapatkan luka seperti itu aku.. ak. Aku"

Aku hanya bisa menggarukan kepalaku.



Pembicaraanku dengan Nisha sudah selesai. Namun aku masih menunggu diRuang UKS hingga maundy terbangun. Jam menunjukan anggka 14.00 ini sudah waktunya pulang tapi dia masih menik mati tidurnya. Tidak ada pilihan lain.

Aku menghampirinya aku langsung menggepitkan hidungnya dengan tanganku. Dia mulai membrontak dan mentipis tangan ku agar aku melepaskannya.

Aku melepaskannya dia langsung terbangun dari tidurnya.

"Hmm... Alvin, apa ini Sudah Pagi"

Nampaknya dirinya belum kembali sepenuhnya.

"Oie, ayo pulang ini bukan dirumah"

Lamaran Diumur 16thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang