Sebuah Perdamaian

21 1 3
                                    

Disebuah gang sepi yang tidak ada orang lewat ternyata tempat untuk tongkrongan Rombongan Rizal, Alvin diBopong oleh Digo layaknya seperti membawa Karung yang sedang dipanggul.

Alvin langsung dilempar kejalan dengan baju kotor muka memar, darah dibibir dan hidungnya Digo terengah engah kelelah dengan luka dan baju yang kotor seperti alvin.

Rizal hanya bisa tersenyum ketika Digo berhasil membawa alvin dihadapannya, Rizal langsung datang menghampiri Alvin yang tak sadarkan diri.

"Kerja bagus kawan, ini uang untukmu"

Rizal melempar uang yang sudah di ikat jumlahnya juga lumayan banyak kearah digo, Digo langsung menangkapnya.

"Terima kasih"

"Tidak akulah yang harus berterima kasih" Rizal tersenyum.

Rizal langsung menepuk tangan. Beberapa orang keluar dari selasela gang itu dan mengepung Digo.

Rizal langsung menginjakkan kaki diatas dada alvin.

"Nampaknya Kau ingin Menjebakku, bukan begitu. Alvin ??"

Rizal menekan injakannya.

"Ghua..."

Sial, apa rencanaku gagal.

"Ternyata kau juga membawa beberapa orang ya sayangnya mereka sudah tertangkap, hey kasih tau mereka"

Beberapa murid yang diperintah oleh wakil ketua osis untuk menjebak Rizal gagal para siswa tertangkap mereka diikat oleh musuh.

Aku hanya bisa melihat mereka yang pasrah karena sudah tertangkap.

"Hey.., Bawa kemari gadis yang makai kaca mata itu"

Aku terkejut Wakil ketua osis ternyata juga ikut membantu kupikir dia hanya disekolah dan menunggu kabar dariku.

"Apa maumu ??"

Nisha menatap Rizal dengan wajah yang tidak seneng.

"Tananglah, kau bisa bermain main dengan ku nanti. Karena kau itu Cantik"

Rizal menatap wajahnya sambil memegang dagu Nisha. Aku berusaha untuk mengangkat injakannya Rizal.

"Sepertinya yang satu ini, ingin bebas ya"

Rizal langsung mengangkat kakinya

"Huh.."

Rizal langsung menginjak perut ku dengan kuatnya, aku merasa ada yang ingin keluar dari mulutku, Perutku panas sekali.
Aku memiringkan badanku sambil memegang perutku. Aku terus merintih kesakitan.

"A..a.alvin"

"Huh.. aku masih ada dendam padamu jadi akan ku akhiri disini"

"Apa yang kau ingkin, kau tak perlu melukainya ??"

"Maaf saja, kau tidak ada sangkut pautnya jadi kau menjauhlah"

"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan tindakan seperti itu lagi, aku sebagai wakil ketua osis akan melaporkan kejadian ini kesekola.."

Rizal langsung menekep mulu Nisha.

"Kau banyak bicara, hey.. pigang dia dan tutup mulutnya"

Rizal menyuruh anak buahnya untuk menutup mulut Nisha dan memeganya dia membawa nisha agak jauh dari tempatku berada tapi aku masih bisa melihatnya. Aku berusaha untuk bangkit sambil memegang perutku yang masih terasa sakit.

"Kalian semua butuh Uang bukan !?"

"IYA.. !??"

"Uangnya ada diorang yang berbadan besar itu jadi ambillah"

Lamaran Diumur 16thTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang