Aku bersembunyi dibalik meja yang bertumpuk, aku tidak bisa bergerak karena ada perkelahi5an disana.
Mendengan Suara langkah kaki yang semakin dekat denganku aku hanya bisa terdiam, aku melirik sedikit kearah luar ternyata alvin sedang berdiri disana dan melirik kearahku mungkin dia berusaha untuk melindungiku. Seketika aku kaget pukulan keras mengenai wajah alvin membuatnya terpental kesamping.
Aku gemetar ketakutan melihat alvin terpental karena pukulannya. Aku hanya bisa menutupi mulutku karena takut suaraku akan keluar.
Aku melirik kearah alvin yang sedang tergeletak disana dia berusaha untuk bangkit, tendangan keras mengenainya alvin merintih kesakitan.
Aku kecewa pada diriku sendiri yang sebagai wakil ketua osis yang tidak bisa memberikan yang terbaik untuknya aku harus menolongnya, ayo bergeraklah kakiku.
Aku berusaha untuk keluar aku melihat alvin yang sedang diangkat kerahnya sepertinya dia ingin memukul alvin. Tampa ragu lagi aku langsung keluar dari tempat persembunyianku.
"Hentikan itu"
"Ha... siapa kau ??"
Dia menatapku dengan wajah yang menyeramkan."Gawat bro dia wakil ketua Osis"
"Jadi dia wakil ketua Osis, hahahahaha..."
Dia melepas kerah alvin, itu membuatku lega tapi.."Hey.., wanita cantik lebih baik kau ikut saja denganku dari pada kau menjadi wakil ketua Osis oke ??"
"Kau tidak berhak menyuruhku, tindakanmu akan ku laporkan pada Guru"
"Hahaha... Dasar pengadu"
Dia langsung menyerang kearah ku, aku langsung menutupi mataku karena tidak terjadi apa apa aku langsung melihat kembali."A..Alvin"
Aku terkejut alvin menolongku padahal dia sedang terluka."Ternyata kau menyerangku dari belakang"
"Nisha sebaiknya kau pergi dari sini"
Alvin menyuruhku untuk pergi dengan ragu aku berjalan perlahan menuju pintu keluar Dan aku langsung berlari meninggalkan alvin.
"Tidak akan ku biarkan"
Suara teriak keras itu membuatku takut aku terus berlari keruang guru tampa melihat kebelakang.
*******************
Aku berusaha tetap tenang, sambil memegang pergelangan tanganku yang kesakitan yang habis dilempar olehnya.
"Sepertinya hanya tinggal kita berdua saja, apa kau masih ingin melawanku"
"Tentu saja aku akan melawanmu"
"Aku tidak tau kenapa kau ingin mengabisiku disini, tapi kalo kau ingin mencari Rizal dia sudah pindah sekolah"
Aku benar benar tidak ingin melawannya, sudah terkena serangan dia yang tadi itu sudah cukup buatku.
"Dia pindah sekolah itu karena kau, asal kau tau dia itu bagaikan Bank berjalan untukku dia akan memberikan aku uang jika aku butuh"
"Jadi hanya masalah itu kau marah kepadaku, kenapa kau tidak mencari dia disekolah yang barunya itu"
"Huh... aku sudah kesana"
"Lalu, kau sudah mendapatkan uangnyakan ??"
"Tentu saja belum, karena jika aku butuh uang darinya aku ditugaskan untuk menghabisimu"
Ah... sial jadi dia akan dibayar jika menghabisiku.
"Apa kau puas melakukan hal itu ??"
"Selama aku mendapatkan uang itu sudah cukup untukku"
Dia langsung datang kearahku, Dia benar benar ingin menghabisiku.
Digo mengepalkan tangan kanannya dan langsung memberikan pukulan lurus kepadaku. Aku langsung menuduk sedikit sambil memiringkan kepalaku agar tidak terkena serangannya, Serangannya mengenai meja yang ada dibelakangku dengan cepat aku langsung memberikan pukalan keatas kearah dagunya.
Digo mundur beberapa langkah dengan cepat aku langsung memukul pipi kanannya, namun dia menghindari seranganku dan langsung memberikan sebuah pukulan kearah perutku perutku seperti ditekan dan ingin memuntahkan sesuatau yang ada diperutku.
Aku memegangi perutku, digo memegangi baju dibagian belakangku dengkulnya langsung mengarah kearah perutku lagi. Dia melepas baju bagian belakangku.
Aku berusaha untuk tetap sadar ketika wajahku mengarah padanya dia langsung memukulku dibagian pipi dekat dengan rahang. Kepalaku terasa pusing namun aku berusaha untuk bisa berdiri dan Fokus kembali. Dia memberikan pukalan kearah wajah ku aku langsung menghindarinya aku langsung menyerangnya dengan kaki kananku kearah wajahnya dia menghindari seranganku aku memutar sedikit dan mengganti tendanganku menggunakan kaki kiriku dia menangkap kakiku dan menariku hingga terjatuh dia langsung melontarkan tinjuannya kearah wajahku. Aku merintih kesakitan. dia langsung berada diatas perutku dan memberikan pukulan terus menerus kearah wajahku lalu Digo mengepalkan kedua tangannya dan langsung memberikan hantaman keras kewajah alvin,
"Huh..huh..."
Sebuah pukulan mengenai wajah Digo, Digo langsung terpental kesamping.
"Huh...huh...huh.."
Aku berusaha bangkit Digo pun juga berusaha untuk bangkit. Aku mengusahap darah yang keluar dari hidungku, digo menatapku dengan tatapan tidak senang. Aku menarik nafas sebentar Digo langsung menyerangku kembali dia memberikan sebuah pukulan aku menghindarinya dan langsung menyerang dibagian ulu hatinya.
Sepertinya tidak berdampak untuknya dia megang pergelangan tangan ku dan melemparnya kearah tumpukan meja dan bangku.
Dia langsung menuju karahku, aku langsung memegang sebuah bangku dan mengantam kearahnya. Namun dia menangkisnya aku terkejut dia bisa menahannya dia langsung memberikan sebuah tendangan keras kearahku dan aku terpental sampai ditembok.
Aku benar benar tidak kuat lagi aku bahkan tidak bisa untuk berdiri lagi namun Digo terus menghampiriku. Tatapanku juga sudah mulai kabur.
"Ini sudah berakhir"
Digo langsung menginjak wajah alvin.
"Huh... huh... selesai sudah, Saatnya membawamu"
Digo ingin menarik kerah belakang alvin, namun alvin melangsung memegang tangannya.
"Huh !!!"
"Tertangkap kau ??"
Aku berusaha untuk bangkit."Huh.. apa maksudmu.."
"Digo.. jadi kau balik lagi kesekolah ??"
Pak Yono datang bersama dengan para murid osis yang lain.
"Cih.."
Digo berusaha untuk kabur tapi aku memegangi tangannya agar tidak lepas.
"Kurang ajar lepaskan tanganmu"
Digo memberikan pukulan kearah wajahku dan aku melepas genggamannya.
Digo membawa bangku dan mengayunkannya kearah para osis membuat para osis takut terkena serangannya akhirnya Dia kabur, pak Yono pun mengejarnya bersama dengan Osis.
Nisha menghampiriku dan mengeluarkan sapu tangan miliknya, dia ingin mengusap darahku dengan sapu tangannya namun aku menolaknya.
"Tenang saja aku tidak apa apa"
"Kau bodoh ya, darah dihidungmu terus mengalir"
Karena Nisha mengatakan itu aku langsung mengusapnya dengan tanganku.
"Apa kau masih bisa berjalan ayo kita keUks sekarang"
Nisha mencemaskanku.
"Hmm...."
Kepalaku terasa berat mataku sudah mulai kabur.
Alvin Pingsan dan mendarat diDada Nisha, Nisha yang kaget dan tidak bisa menahannya langsung terjatuh.
"A...Aalvin"
"Alvin Sadar lah, Alvin.. Alvin..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lamaran Diumur 16th
RomansaIni adalah sebuah kisah yang dimana Maundy dan alvino dijodohkan pada Umur 16th, Namun mereka masih bingung dengan Cinta yang akan dia jalanani. Apakah Cinta akan terbentu Begitu saja.