Kesepakan yang ku buat dengan seseorang, yang membeberkan informasi kepaduku ini siap untuk membantuku, untunglah dia memberi tau namanya jadi aku tak sulit untuk memanggilnya setiap dijam istarahat dia berhasil membawa anak untuk membantu alvin Tentu saja uangku juga keluar tapi itu tak masalah karena aku sudah bertekat untuk bisa mendekatinya.
Disisi lain alvin sedang jongkong dipinggir sawah dengan wajah datar tanpa semangat hanya melihat pamannya yang sedang menanam padi.
"Dari pada lu jongkong disono, mending lu bantu gua sini. Ini adalah salah satu hukumanmu karena kena Sekors dari sekolah kau harus tau itu"
"Tapi aku kan ga bersalah"
"Tapi.. dari pihak sekolah kau dinyatakan bersalah"
Alvin hanya terdiam.
"Huhh... paling ga lu harus bisa jaga emosimu, akukan mengajarkanmu bela diri bukan untuk menyakiti teman sekelasmu tapi untuk menolong teman temanmu, supaya kau bisa mendapatkan teman"
"Tapi mereka malah mengejek orang tuaku aku tidak masalah jika mereka mengejekku tapi aku tak bisa terima jika orangtuaku diejek oleh mereka"
"Hh.uh.., aku tau itu pasti berat untukmu kematian orang tuamu didepan matamu langsung pasti rasanya sakit sekali. Aku juga demikian, maka dari itu sebaiknya kau ubah sikapmu dari sekarang. Aku yakin Orangtuamu juga menginginkan kau untuk menjadi anak yang baik, peduli dengan sekelilingmu Dan juga pintar"
Alvin hanya terdiam sambil menundukan kepalanya.
Pamannya pun langsung datang menghampiri alvin dan duduk disampingnya."Jangan terlalu dipikirkan, setelah skrosmu selesai kembalilah kesekolah dan minta maaflah pada teman temanmu, kau tak mempunyai temen tak masalah untuk kasusmu nanti pasti bisa diselesaikan dengan baik baik kau tak akan diD.O dari sekolah tenang saja"
"Hm.." ucap alvin sambil mengangguk sedikit.
"Sekarang bantu aku menanam padi, paman juga sebenarnya tak ingin melakukan ini tapi Nenekmu yang menyuruhku melakukannya karena kau dapat Skors dari sekolah nenekmu langsung memberikan hukuman kepadamu walaupun aku juga kena, Berurusan dengan Nenekmu itu sangat berat aku bahkan tidak boleh mengajarimu beladiri lagi, dia juga akan ikut rapat sekolah nanti, jadi jan takut"
Ekspresi alvin berubah menjadi ketakutan setelah mendengar Neneknya akan datang kesekolah.
"Sudah tenang saja, aku akan bersamamu, ayo kita mulai pekerjaan kita"
"Iya" alvin pasrah dan mengikuti perkataan pamannya.
*********
Tak lama Hari H pun tiba Rapat sekolah siap dimulai seluruh murid dan wali yang menjadi korban sudah berkumpul diaula sekolah. Bahkan saksi dari kelas VII B pun juga sudah berkumpul. Para guru sudah menunggu dikursi meja yang sudah disiapkan Sedangkan alvin dan pamannya masih berdiri didepan pintu gerbang sekolah.
"Paman mau sampai kapan kita berdiri disini"
"Tunggu aku menghabiskan Rokokku dulu"
"Rokok ga baik untuk kesehatan kenapa tak kau buang saja paman"
"Huuh.. baiklah baiklah" paman alvin langsung membuang putung rokok dan langsung memasuki sekolah dan menuju keaula.
Ruang aula terasa sangat berbeda bahkan lebih tegang layaknya sidang namun rapat tak bisa dimulai karena alvin belum datang. tak lama alvin tiba dan langsung menuju dikursi kosong yang sudah disiapkan tatapan para siswa terhadap alvin benar benar berbeda bahkan ada salah satu wali murid yang menjadi korban terlihat marah kepada alvin. Namun alvin tak memperdulikannya dan langsung duduk dikursinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lamaran Diumur 16th
RomanceIni adalah sebuah kisah yang dimana Maundy dan alvino dijodohkan pada Umur 16th, Namun mereka masih bingung dengan Cinta yang akan dia jalanani. Apakah Cinta akan terbentu Begitu saja.