Dipagi hari aku berangkat kesekolah dengan wajah yang tidak bersemangat bahkan dari kamarin sampai sekarang aku belum ngobrol dengan maundy, ini membuatku gelisah kejadian dimana Gabriel menciumku membuatku benci untuk datang kesekolah. Aku bahkan masih bingung apakah maundy benar benar mencintaiku apa aku juga sudah mencitainya, atau malah sebaliknya kita tak saling mencintai lalu untuk apa pamanku membuat perjanjian dimana kami harus dilamar jika kami tidak saling mencintai apa lagi kita masih anak sekolah yang belum bisa melihat kehidupan setelah lulus. Jalanku penuh dengan likaliku apa kejadian diwaktu SMP akan terulang kembali kuharap tidak akan terulang itu mengingatkan diriku yang busuk.
"Haaaaa..."
"Kau kenapa ??"
"Huh.., gpp kok"
"Hoh... oke"
Cangung Asu...
Ada apa ini biasanya kami saling ngobrol kenapa jadi hampa gini.Perjalananku menuju sekolah tidak ada yang sepesial setibanya disekolah maundy langsung kekelas tanpa bicara denganku tidak seperti biasanya. Aku pun memutuskan langsung menuju kelasku dan duduk dikursi kesayangku.
Tidak biasanya kiki terlambat. Aku langsung mengeluarkan alat tulis dan buku pelajaran pertama tak lama kiki tiba bersama dengan billy
"Yo!! Vin tumben dateng awal" kiki langsung menyapaku.
"Hoh.. aku juga ga tau"
"Kau bahkan tidak langsung tidur seperti biasanya"
"Hoh... aku juga ga tau"
Kiki langsung duduk disebelahku namun senyumannya kali ini tidak seperti biasanya.
"Apa terjadi sesuatau ??" Kiki langsung melontarkan sebuah pertanyaan.
Sial aku benci kuis.
"Tidak ada"
"Kau aneh"
"Apanya"
"Tidak biasanya kau langsung bersikap seperti anak rajin"
"Bukankah itu bagus ??"
"Ya.. itu bagus, hanya saja ada rasa yang aneh bagiku"
"Kenapa"
"Kau yang males akan pelajaran kenapa jadi begini ini membuatku merasa tak nyaman, aku takut kau berubah"
"Berubah gimana ?? Akukan hanya manusia biasa, aku bahkan tidak punya kekuatan untuk berubah seperti Ultramen"
"Kau tak berniat untuk jadi murid teladankan ??"
"Hmm.. entahlah"
Bel pelajaran pertama pun berbunyi seluruh siswa yang berisik sudah mulai tenang. Pak budi langsung memasuki kelas dan memulai pelajaran pertama.
Waktu terus berlalu aku bahkan tak bisa fokus kepelajaran pertama aku bahkan hanya memainkan pulpenku aku terus fokus menatap keluar kelas, aku jadi ingin bolos pelajaran. Aku berusaha kembali fokus kepelajaran pak budi namun itu sia sia. Aku berusaha membuka obrolan dengan kiki.
"Oie.. ki"
"Ha.."
"Pernah ga lu dicium cwek"
"Ha..."
"Pernah ga lu dicium cwe-"
"Ga usah diulang lagi, itu membuatku terkejut"
"Jadi apa kau pernah"
"Ga.. "
"Hoh..., Membosankan"
"Gh... lu emang pernah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lamaran Diumur 16th
RomanceIni adalah sebuah kisah yang dimana Maundy dan alvino dijodohkan pada Umur 16th, Namun mereka masih bingung dengan Cinta yang akan dia jalanani. Apakah Cinta akan terbentu Begitu saja.