Seorang gadis dengan pakaian yang sangat seksi yang menjadi tamu, Alia sedikit bertanya-tanya siapa dia.
—————
"Maaf, anda mencari siapa?" Tanya Alia sopan.
Bukannya menjawab wanita itu malah masuk melewati Alia. Sepertinya wanita seksi itu tampak kesal jika dilihat dari ekspresi wajahnya.
'Kenapa dengan wanita ini?' gumam Alia.
"Apa yang kau mau Deon!" Bentak wanita itu pada Deon.
"Oh kau ternyata, ada apa?" Deon malah balik bertanya.
"Kau tidak bisa begitu saja mencampakkan ku!" Ucap wanita itu kesal.
"Bukankah ini sudah selesai? Kenapa kau mengungkitnya lagi? Pergilah, apa kau tidak melihat aku sedang sibuk?" Ucap Deon dingin yang masih fokus pada laptopnya.
"Kau tidak bisa Deon! Aku sudah menyerahkan harga diriku padamu!" Wanita itu tampak ingin menangis.
"Lupakan saja Aurora, bukan cuma aku yang sudah menidurimu. Jadi, jangan bertingkah seperti wanita baik-baik. Kau hanya seorang jalang!" Ucap Deon datar.
'Apa? Meniduri? Laki-laki ini benar-benar bajingan!' Umpat Alia dalam hati.
"Kau memang laki-laki bajingan!" Bentak Aurora.
'Iya, benar' batin Alia mendukung Aurora.
Aurora pergi dari apartement Deon dengan marah. Ia sepertinya akan membunuh seseorang yang menghalangi jalannya, jika dilihat dari keadaan Aurora yang sekarang.
"Bitch!" Deon hanya tersenyum sinis melihat Aurora yang sudah pergi.
'Bitch? Lelaki macam apa dia?' Batin Alia.
"Apakah kau akan berdiri saja disana?" Tanya Deon.
Alia secepat mungkin kembali duduk dan mengerjakan pekerjaannya.
"Kenapa kau terlihat berbeda?" Tanya Deon.
"Berbeda apanya Mr.Bradley?" Tanya Alia sedikit gugup.
"Apa kau lupa sebelumnya kau selalu bersikap seenaknya pada seorang fotografer ini? Tidak usah bersikap seformal itu. Aku tau kau ingin membunuhku jika bisa." Tanya Deon, ia menaikkan sebuah alisnya.
"Oh tentu saja tidak, aku sangat menghormatimu. Maafkan sikapku yang sebelumnya" Ucap Alia berbohong.
'Aku memang akan membunuhmu jika bisa' batin Alia.
"Apa kau fikir aku akan memaafkanmu semudah itu?" Ucap Deon yang kini menatap Alia tajam.
"Maafkan aku Mr.Bradley, tolong jangan pecat aku" Ucap Alia spontan karena gugup ditatap seperti itu oleh Deon.
Deon terkekeh geli melihat ekspresi Alia. Deon bangkit dan berjalan kekursi Alia, sekarang jarak mereka hanya beberapa senti. Alia benar-benar terpaku seperti orang bodoh, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan. Jantungnya berdetak berkali-kali lipat. Hingga bibir Deon mendarat dibibir mungil Alia, dan membuat jantung Alia berhenti sejenak.
Deon kembali keposisi semula, dan masih menatap Alia yang terpaku.
"Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Deon sambil tersenyum.
"Apa yang kau lakukan!" Bentak Alia saat tersadar.
"Mencium mu" Jawab Deon santai.
"Apa kau sudah gila!" Alia tidak bisa mengontrol emosinya.
Deon sama sekali tidak terpengaruh dengan perkataan Alia.
"Itu hukuman untukmu, karena sebelumnya kau meremehkan aku" Ucap Deon.
"Hukuman macam apa ini!" Alia mengambil tas nya dan segera pergi.
Deon tidak mencegahnya sama sekali. Ia hanya tersenyum melihat kepergian Alia.
'Ini baru awalnya' gumam Deon.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA
IG: TASYA_HTB

KAMU SEDANG MEMBACA
Holding Your Hand
Romance"Dengar, jangan pernah menangis dan lupakan bajingan itu. Karna mulai detik ini kau sudah menjadi milikku" Ucap Deon lembut dan mencium kening Alia.