John menuruti perintah Alia walaupun ia masih saja khawatir pada Alia.
—————
Deon duduk diruangan kantornya ditemani segelas kopi. Ia tak berhenti memikirkan Alia. Sejak kejadian itu, Deon ingin menemui Alia hanya saja ia ragu.
Ada apa dengannya? Kenapa Deon harus peduli pada Alia? Bukankah sebelumnya Deon biasa memperlakukan wanita seperti itu? Dan kenapa saat ini terjadi pada Alia, Deon merasa bersalah.
Deon sudah tidak tahan lagi, ia bangkit dan mengambil kunci mobil dari meja lalu berjalan ke luar.
"Batalkan semua rapat hari ini" Ucap Deon saat berpapasan dengan Niwola.
Memang saat Alia memutuskan untuk berhenti bekerja, Niwola lah yang menggantikan posisi Alia. Karena Deon tidak mau mencari sekretaris baru lagi, ia tau Alia akan kembali lagi.
"Tapi Mr.Bradley, ada klein penting hari ini" Ucap Niwola tidak percaya.
"Jika mereka tidak mau mengatur ulang waktu, batalkan saja kerja sama dengan mereka" Ucap Deon dan langsung memasuki lift.
Niwola masih tak percaya, tidak biasanya Deon menunda rapat.
—————
Ting nongg
"Hai Deon" Ucap John saat membuka pintu apartement.
Deon tersenyum sambil mengacak-acak rambut John.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya Deon.
"Aku baik-baik saja" Ucap John.
"Apa Alia ada disini?" Tanya Deon to the point.
Raut wajah John seketika berubah menjadi sedih, ia mengangguk pelan.
"Ada apa big boss?" Tanya Deon.
"Entahlah, sikap kak Alia berubah. Ia tidak mau keluar dari kamarnya" Ucap John menjelaskan.
"Boleh aku bertemu dengannya?" Tanya Deon.
John mengangguk sambil berjalan mengantar Deon kekamar Alia.
Deon membuka pintu kamar Alia perlahan, ia melihat Alia disudut ruangan sedang duduk dikursi sambil menekuk kedua kakinya. Ia mengenakan sweter putih lengan panjang dan celana panjang hitam, rambutnya hanya diikat asal. Tatapan wanita itu kosong.
'Apa aku membuat kesalahan yang sangat besar?' Gumam Deon.
Deon melangkahkan kakinya perlahan mendekati Alia, tiba-tiba ponsel Alia berdering. Alia tidak menghiraukan panggilan itu, lagi dan lagi. Ponsel Alia terus berdering, hingga akhirnya Alia memutuskan untuk mengangkatnya.
"Aku mohon jangan menghubungiku lagi, berbahagialah dengan wanita yang sekarang bersamamu" Ucap Alia yang mulai terisak dan langsung memutuskan panggilan itu.
Deon berhenti dan menatap Alia dari belakang.
"Kenapa kau lakukan ini padaku Nick?" Ucap Alia sambil menangis terisak-isak.
'Nick?' batin Deon.
Deon mengepal kedua tangannya, entah mengapa emosinya seketika memuncak saat mengetahui penyebab Alia menangis adalah Nick, walaupun Deon tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
Deon berbalik dan segera keluar dari kamar.
"Kau sudah bicara dengan kak Alia?" Tanya John saat melihat Deon keluar dari kamar.
"Nanti aku akan kembali lagi John, aku ada urusan yang sangat penting" Ucap Deon sambil terus berjalan.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding Your Hand
Romance"Dengar, jangan pernah menangis dan lupakan bajingan itu. Karna mulai detik ini kau sudah menjadi milikku" Ucap Deon lembut dan mencium kening Alia.