Kemudian Alia menekan bell apartement Deon. Tidak butuh waktu lama Deon membuka pintu dan menatap Alia dengan tatapan dingin.
—————
'Apa-apaan lelaki gila ini! Sekarang dia menatapku seperti ingin menelanku hidup-hidup' batin Alia.
Deon masih saja berdiri dipintu tanpa mempersilahkan Alia masuk, begitu juga dengan Alia yang terlihat gugup.
"Jika kau masih ingin bekerja, sebaiknya ingat jika aku adalah bos mu!" Deon sedikit menekan kata bos mu.
Alia mengangguk cepat dan tersenyum kaku. Deon masuk dan diikuti Alia dari belakang.
Alia mengerjakan tugasnya dengan sangat cepat, matanya tak henti melirik jam berkali-kali. Ia tidak menyadari Deon sedari tadi memperhatikannya.
"Finally!" Ucap Alia setengah berteriak saat pekerjaannya sudah selesai.
"Apa kau punya urusan penting hingga terburu-buru begitu?" Tanya Deon.
Alia menyadari ia masih ditempat yang sama dengan Deon. Dan lagi-lagi ia melakukan hal bodoh. Ia mengutuki dirinya sendiri.
"Apa aku sudah boleh pulang?" Tanya Alia sedikit memelankan suaranya.
Deon tampak berfikir sebentar, kemudian mengangguk pertanda setuju. Alia tersenyum puas dan segera bergegas pulang.
"Saya permisi pulang Mr.Bradley" Ucap Alia sopan saat ia sudah didepan pintu apartement.
"Saat kau kekantor besok, minta pada Niwola berkas-berkas minggu lalu dan segera bawa kemari. Aku tidak mau ada keterlambatan lagi!" Ucap Deon tanpa basa-basi.
"Kenapa anda tidak kekantor dan bekerja dari sana saja?" Tanya Alia.
"Apa kau ingin mengatur dimana aku harus bekerja?" Deon malah balik bertanya.
Alia menggeleng cepat. Deon langsung menutup pintu tanpa aba-aba.
"Aku kan hanya bertanya! Dasar pria gi—" Ucapan Alia terputus saat pintu terbuka.
"Kenapa kau masih disini?" Tanya Deon.
Alia menggeleng dan berjalan cepat memasuki lift. Ia menempelkan kepalanya dilift sambil menghentak-hentakkan kakinya.
'Lama-lama aku yang akan gila' gumamnya.
—————
1 minggu kemudian
9amAlia berbaring dikasur king size miliknya, kamar itu tampak berantakan. Banyak kertas yang berserakan, bungkus makanan ringan dan botol soda.
Hari ini hari minggu, jadi ia tidak bekerja dan ingin memanjakan diri dirumah. Semenjak ia bekerja dengan Deon, Alia malah semakin lelah dibanding bekerja ditiga tempat sekali gus. Bukan karena waktu, tapi karena atasannya yang banyak memerintahnya ini itu, membawakan ini itu, harus pulang pergi dari kantor ke apartement Deon, dan juga harus mendengarkan ocehan Deon yang semakin hari semakin buruk.
Drrrrt drrrrt
"Kakak ponsel mu berbunyi" Ucap John sambil menggoyang-goyangkan tubuh Alia.
"Biarkan saja, jangan ganggu aku" Ucap Alia setengah sadar.
"Tapi ini tidak mau berhenti berdering" Ucap John.
"Siapa?" Tanya Alia.
"An—jing gi—la" Ucap John mengeja nama kontak tersebut.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding Your Hand
Любовные романы"Dengar, jangan pernah menangis dan lupakan bajingan itu. Karna mulai detik ini kau sudah menjadi milikku" Ucap Deon lembut dan mencium kening Alia.