12 Badai Berjudul

4.5K 355 4
                                    

Rena bangun tidur seperti biasanya, dia tidak akan mengingat apapun yang terjadi semalam, Bahkan tidak akan mencoba mengingat bagaimana caranya dia bisa sampai di kamar nya. Dengan begitu dia bisa bertahan, karena jika dia harus menghabiskan waktu untuk mengingat kelakuan nya saat mabuk, dia pasti akan berfikir dua kali sebelum kembali minum.

Meskiupun bangun di atas jam tujuh pagi, Rena tidak akan se-drama remaja sekolahan pada umum nya. Di kamus nya tidak pernah ada drama terlambat datang sekolah meskipun dia datang terlambat setiap hari nya. Apa jadinya jika seandai nya SMA Pertiwi Bangsa bukan yayasan yang di didirkan oma Ratna, sudah pasti dia akan gonta ganti sekolah seperti ganti warna cat kuku.

Mood Rena yang datar menjadi swing saat tiba di parkiran sekolah dia mendapati mobil cardilac one milik oma Ratna. Tentu saja sangat mudah untuk mengenali mobil mewah itu. Hanya saja ini jarang terjadi, Oma Ratna tidak biasa nya berkunjung di sekolah kalau bukan karena event resmi dann Rena sangat yakin hari ini tidak ada event resmi di sekolah.

"Pak antar oma ya?" Tanya Rena pada pak Mamang supir pribadi oma Ratna.

"Gak non, saya antar non Fika saudara non Rena" Jawab pak mamang polos

Raut muka Rena berubah seketika, dingin dan mengeras "Pak mamang becanda ya, saya kan gak punya Saudara?"

"Loh, madam bilang dia saudaranya non" Jelas pak mamang yang kini menyadari ada yag aneh dengan ekpresi Rena.

Awan badai kini berhembus dingin, Rena teringat akan kejadian 5 tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orang tua nya kejadian itu bermula saat seorang wanita datang membawa anak perempuan dan mengatakan bahwa itu adalah anak Farel.

Karena pengakuan wanita tersebut memicu pertengkaran hebat antara Farel dan Indah, sehingga Indah memutuskan untuk meninggalkan rumah dengan membawa Rena.

Indah menebus gelap pada malam naas itu dengan mengedarai mobil dan di samping nya duduk Rena yang masih berusia 13 tahun, hujan lebat dan badai menyebabkan jalanan menjadi licin dan membuat mobil yang di kendarai oleh ibunya dan Rena hilang kendali hingga kecelakaan tidak terhindarkan.

Indah meninggal di tempat saat kecelakaan itu sementara Rena selamat dengan luka-luka di sekujur tubuh nya, berselang 2 jam kemudian Farel juga mengalami serangan jantung setelah mendengar kecelakaan yang terjadi dan meninggal juga.

Rena tidak akan pernah lupa akan kejadian tersebut, hari yang dia sebut sebagai hari terkejam dalam hidupnya. Rena juga tidak akan lupa dengan penyebab nya.

Sekarang Rena langsung terfikir mungkinkah saudara yang di maksud pak mamang adalah anak dari wanita itu.

***

"Selamat pagi anak-anak" Sapa seorang guru berjilbab di depan kelas.

"Selamat pagi bu guru" Jawab murid serentak.

"Hari ini kita kedatangan murid baru" Kata guru tersebut kemudian memberi kode kepada Fika untuk maju di di depan nya "Silahkan perkenalkan dirimu pada teman-teman baru mu"

Sefa langsung mengkode Dinda yang duduk di depan nya dengan mencolok nya pake pulpen.

"Apaan sih Sef, rusuh amat lo" Sewot Dinda saat ketenangan nya membaca buku di ganggu.

"Lihat sono, tuh anak mirip Rena atau perasaan gue aja ya?" Tanya Sefa

Dinda tengok melihat sejenak, kemudian balik menatap Dinda "Iya Sef, agak mirip ya" Kata nya kini tidak sewot lagi, malah terlihat sama penasaran nya dengan Dinda.

"Perkenal kan, nama saya Fika Renaldy pindahan dari SMA 23 Bandung" Gadis yang di sinyalir Dinda dan Sefa mirip dengan Rena memperkenalkan dirinya dengan nama belakang Renaldy membuat seisi kelas menjadi ribut.

JELAGA HATI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang