29 Empat Bulan Kemudian

4.9K 363 10
                                    

Rena koma selama tiga bulan, dan kini empat minggu berlalu setelah dia kembali sadarkan diri... 


"Pokok nya kamu tidak boleh pergi liburan bersama sahabat kamu" Tegas oma Ratna sambil mengangkat telunjuk nya untuk lebih mempernyata larangan nya itu kepada gadis yang saat ini sedang duduk di sofa dengan koper berukuran jumbo yang bertengger manis di samping nya.

Gadis itu diam, memasang ekpresi yang selalu berhasil membuat orang yang melihatnya akan selalu luluh. Tapi tidak untuk oma Ratna kali ini.

"Oma ini kan liburan panjang, bentar lagi gue masuk kuliah. Masa gak boleh pergi liburan sih" Gadis itu merengek manja sambil memilin ujung rambutnya.

Bintang yang juga sedang duduk di sisi lain sofa hanya diam, sambil menyeruput kopi yang sedari tadi tetap terasa panas meskipun sudah di sajikan sejak tiga puluh menit yang lalu. Salahkan saja kopinya kenapa harus masih terasa panas, anggap saja benar begitu agar Bintang tidak perlu repot menyembunyikan hatinya yang saat ini benar-benar terbakar melihat kelakuan gadis yang masih memasang ekpresi konyol nya untuk merengek minta ijin liburan bersama sahabatnya.

"Tidak tetap tidak boleh. Kamu itu sadar gak sih? Rendy itu laki-laki dan kamu perempuan. Apa yang akan terjadi kalau kalian liburan bersama" Oma Ratna tetap berkeras tidak memberi ijin.

"Rendy itu sahabat Rena, Oma gak ngerti hanya dia satu-satu nya orang yang masih hidup saat ini yang Rena ingat. Apa oma tidak tau betapa berarti nya dia saat ini, hanya dia yang bisa membantu Rena melewati semua masa sulit ini, ketika Rena bangun dari koma dan ternyata Rena sudah kehilangan mama dan papah belum  lagi Rena tidak bisa ingat apa pun kejadian sejak lima tahun yang lalu"Rena menarik nafas panjang, dia masih tidak bisa mengerti apa yang terjadi padanya sampai dia bisa lupa ingatan dan tidak mengingat kejadian apapun sejak lima tahun yang lalu.

"Mungkin benar oma, dengan liburan itu bisa membantu Rena untuk memulihkan ingatan nya kembali" Bintang akhirnya angkat bicara, demi tuhan. Bukan itu yang ingin dia ucapkan, hanya saja. Ya sudah lah.

"Om Bintang baik banget deh, paling ngerti perasaan gue" Rena beranjak dari tempat duduk nya mendekati Bintang di sofa yang ada di sebelah nya dan langsung merangkul erat lengan Bintang. Dia menjadi sangat yakin untuk meminta bantuan dari Bintang merayu Oma Ratna agar memberinya ijin.

Oma Ratna menghela nafas panjang, demi neptunus adakah yang bisa menjelaskan pada oma Ratna saat ini apa yang harus dia lakukan.

"Om selama ini om paling bisa gue andelin, bantu gue rayu oma" bisik Rena di telinga Bintang.

Bisikan apa itu? membuat bintang merinding hebat. Bukan! Bukan merinding tapi bergetar. Ah bukan Juga! Sakit? Cemburu? Sedih? Senang?. Entah lah

"Hentikan Rena, kamu itu baru sadar dari koma 4 minggu yang lalu. Dan sekarang mau pergi liburan dengan Rendy yang kamu anggap sahabat. Padahal kamu sendiri lupa dengan apa yang terjadi antara kalian selama lima tahun belakangan ini" Oma Ratna tetap kekeuh tidak memberi ijin, tidak akan.

"Oma,  Rendy itu sahabat Rena sejak lahir, bahkan saat masih di kandungan kami sudah bersahabat. Jadi Rena yakin apapun yang terjadi lima tahun belakangan ini yang Rena tidak ingat apapun, Rena tetap yakin Rendy adalah sahabat Rena" 

Rena bersandar di bahu Bintang, merasakan kepalanya yang bedenyut hebat dia menjadi kesulitan untuk menyeimbangkan dirinya. Perdebatan panjang dengan oma membuatnya harus mengeluarkan tenaga ekstra.

Melihat perubahan di wajah Rena yang merintih Bintang langsung bergeser untuk memberi ruang pada Rena agar dapat berbaring, dan paha nya yang menjadi sanggahan untuk kepala Rena.

JELAGA HATI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang