24 Menolong Fika

4.4K 333 3
                                    

Karma nya bukan tanggung jawab ku...

Rena senyum-senyum tipis sambil berjalan di koridor sekolah, terlintas kembali masa-masa bahagianya yang telah berakhir lima tahun yang lalu bersama Rendy. Kejadian tadi pagi seperti memutar kembali tombol flashback memory itu.

Rena senang bisa berlari bersama sahabatnya itu, Rena senang bisa berbicara seperti dulu lagi dengan Rendy, Rena senang setidaknya 20 menit yang lalu dia bisa lupa akan masalahnya selama ini. Terutama kekesalannya terhadap Bintang dan Fika pagi tadi.

Memaafkan memang bukan perkara mudah. Tapi benar bahwa memaafkan seseorang itu akan membuat merasa lebih baik, seperti Rena, meskipun dia tidak mengatakan secara langsung bahwa dia sudah memaafkan Rendy tapi setidaknya saat dia membiarkan tangan nya di tarik oleh Rendy dan mereka berlari bersama adalah pintu maaf yang mulai terbuka.

Dan ada perasaan lega di sana, perasaan bodoh yang membuat Rena tersenyum sepanjang menyusuri koridor sekolah.

"Rena" suara teriakan Sefa dari belakang menyela lamunan Rena, membuatnya mencari arah datangnya suara tersebut 
"Sefa, Dinda" Sapa rena melihat kedua sahabatnya berjalan ke arahnya

"Ke kantin yuk" Ajak Dinda

Mereka langsung menuju ke kantin, tempat terindah anak sekolahan adalah kantin. Tak akan ada penjelasan pasti kenapa kantin menjadi tempat terindah untuk anak sekolah, tapi itu adalah satu-satunya tempat yang tidak akan membuat mereka mengantuk.

Seperti biasa Rena,  Dinda dan Sefa duduk di tempat duduk yang eksklusif untuk mereka bertiga di pojok kantin.

Rena kehilangan selera saat melihat di sisi lain kantin dan ada Fika yang sedang duduk bersama teman sekelasnya, mereka juga sedang menikmati makan siang bersama.

Seketika raut wajah nya berubah, dia kembali mengingat rasa kesalnya pagi tadi. Tentu saja Rena tidak akan diam dalam kesal melihat kebahagiaan Fika. Bukan lah gaya Rena untuk menjadi penyabar kalau itu tetang Fika.

Rena sudah bertekad dalam diri nya sendirinya untuk membawa neraka dalam hidup Fika. Dan Rena akan pastikan itu nyata. Dia kemudian berdiri dari tempat duduknya.

"Ren kamu mau ke mana?" Tanya Sefa heran saat melihat Rena berdiri dengan wajah masam.

"Gue mau pesan es teh" Jawab Rena ketus.

Rena memegang segelas es teh yang telah di pesannya berjalan di dekat meja Fika dan kawan-kawan duduk, dengan sengaja Rena menumpahkan es teh yang di pegangan nya tadi dan tepat mengenai fika.

Fika langsung tersentak kaget, bajunya sekolahnya basah.

Siapa pun yang melihat gerakan Rena sebelumnya pasti sudah bisa tau bahwa Rena menumpahkan es teh itu dengan sengaja pada Fika, termasuk Dinda yang Sefa yang juga sedari tadi memperhatikan Rena. Begitu pula dengan Rendy yang baru saja masuk di kantin sempat melihat gerakan yang sangat disengaja Rena

"Upsss.. Tumpah deh" Kata Rena sambil tersenyum puas tak ada raut penyesalan di wajah cantik itu.

Fika bangkit dari tempat duduknya sambil menepis bajunya yang basah, mengetahui Rena yang menumpahkan es teh itu Fika tidak berkutik, dia tetap berusaha untuk tetap tersenyum pada Rena. Senyuman yang sangat dibenci Rena.

"Aku harap aku salah" Rendy berjalan mendekati Rena" Tapi yang aku lihat kamu sengaja menumpahkan es teh itu di baju Fika" Lanjut Rendy

Tidak perlu dijelaskan panjang lebar.  Semua orang yang melihatnya memang tau Rena sengaja tapi mereka tidak berani menegur atau protes terhadap perbuatan Rena, mereka tidak ingin berurusan panjang dengan cucu pemilik sekolah, karena berurusan dengan Rena sama saja meminta untuk di keluarkan dari sekolah

JELAGA HATI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang