31 Dalam Bingung

3.9K 352 6
                                    

"Jadi kalian beneran sahabat gue? " Tanya Rena pada Dinda dan Sefa dengan ekspresi sok defensif.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan mobil kini mereka memasuki daerah Bandung. Karena tujuan mereka adalah berlibur jadi mereka sepakat untuk singgah sebentar menikmati pemandangan Danau sebelum melanjutkan lagi perjalan ke penginapan.

Bintang mencari parkiran yang pas untuk mobil yang mereka kendarai,  Rendy sibuk mengurus barang-barang Rena yang seabrek gak jelas,  Fika berdiri sendirian di tepi danau menikmati pemandangan indah sekeliling danau.

"Lo beneran lupa ingatan atau pura-pura sih?  Perasaan Lo itu koma karena leukimia bukan kecelakaan, ngapain pake lupa ingatan??" Ceplos Sefa yang memang selalu terus terang tentang keganjalan yang tidak masuk di akal nya.

"Sefa lo kok ngomong gitu sih,  dia hidup ajah kita udah syukur banget" Bela Dinda yang jauh lebih mengerti akan kondisi Rena

Rena tidak peduli akan pendapat mereka,  ada hal yang lebih menganggu nya

"Oke ada banyak hal yang ingin gue tanya ke lo berdua,Termaksud kenapa gue bisa oma karena karena leukimia padahal oma punya rumah sakit terbaik di Jakarta dan ada Om Bintang yang jagain gue. Lupain dulu pertanyaan itu.  Yang paling penting saat ini coba jelasin ke gue kenapa gue bisa benci banget lihat orang itu" Rena mengarahkan telunjuknya ke Fika yang masih sendirian berdiri di tepi danau.

Sefa dan Dinda saling bertatapan bingung, mereka menahan kalimat apapun yang ingin mereka sampaikan karena janji nya pada Bintang untuk tidak mengatakan apa-apa tentang masalalu Rena atau itu akan berakibat fatal dalam proses penyembuhan nya.

"Kita tidak punya hak untuk menjelaskan itu ke lo Ren, Lo bakal ingat dengan sendiri nanti nya, pelan-pelan saja gak perlu memaksakan diri" Jawab Dinda membuat Rena berdecak kesal.

"Kita gak bisa bantu lo untuk jelasin itu,  tapi klo lo mau ngerjain anak itu kita bisa bantu" Kata Sefa yang menjadi lebih semangat dengan ide nya itu.

"Dinda foto di sana yuk,  kayak nya spot nya perfect banget deh" Sefa menarik tangan Dinda berlari ke tepi danau di mana Fika berdiri sedang asyik dengan dunia nya sendiri tanpa prasangka apa pun.

"Ren fotoin"

"Oke, make your stile girl's" Sahut Rena mengarahkan camera kedua teman nya yang sedang berpose.

Tentu saja dengan sengaja Dinda dan Sefa melakukan gerakan yang cukup anarkis sehingga menyebabkan Fika yang tadinya berdiri tegak di pinggir danau kini kehilangan keseimbangan dan nyebur ke air

Ini hanya niat untuk ngerjai Fika untuk memuaskan rasa benci Rena,  namun menjadi petaka karena Fika tidak mampu berenang dan danau itu cukup dalam.

Bukan lah ide yang bagus,  karena saat ini Rena justru semakin merasa terbakar saat melihat Bintang dengan cepat melepas jaket dan ikutan nyebur ke dalam danau untuk menyelamatkan Fika.

Menyaksikan respon Bintang yang panik dan sigap siaga membuat Rena semakin tidak suka dengan kejadian ini,   seketika dia merasa seluruh rambut nya terbakar habis oleh perasaan amarah yang Rena tidak tau dari mana datang nya itu.

Rena mendekat di pinggir danau, menyaksikan penyelamatan Fika yang kini setengah sadar. Untung saja Bintang tidak memberinya nafas buatan dan dia sudah sadar.

Tapi itu tetap saja sudah menyulut habis kesabaran Rena. Jangan tanya kenapa Rena harus merasa semarah itu, karena Rena pun ingin bertanya.

Tanpa sadar Rena melangkah terlalu dekat ke tepi danau dan membuatnya kehilangan keseimbangan.

"Rena awas" Teriak Rendy berlari mendekati Rena dan bermaksud untuk menahan tubuh gadis itu agar tidak terjatuh ke air.

Dewi fortuna memang memihak Rena, tapi tidak memihak Rendy. Berkat Rendy, Rena tidak terjatuh ke danau itu tapi sebagai ganti nya Rendy lah yang terjatuh.

Bintang langsung bangkit memegang tangan Rena khawatir kalau Rena masih belum bisa menjaga keseimbangan. Tapi respon Rena diluar dugaan.

"Lepasin gue" Tutur ketus Rena manepis pegangan tangan Bintang.

"Ren kamu pusing ya? " Bintang mengabaikan sikap ketus Rena dan fokus dengan keadaan nya.

Rena tidak menjawab pertanyaan Bintang,  Rena juga bahkan tidak peduli akan Rendy yang terjatuh di air. Dia hanya membalikan badan dan ingin beranjak dari tempat itu.

Sebut saja karena dia sedang dalam masa pemulihan, maka jalan nya pun menjadi tidak karuan, Rena kembali akan terjatuh. Untung saja dia masih di dalam jangkauan Bintang,  maka Bintang bisa dengan mudah menahan tubuh kurus itu agar berhenti.

"Lepasin gue" Teriak Rena lantang.

Bintang tau ekpresi itu, entah mengapa dia terlalu hapal dengan gelagak marah itu. Tanpa memperdulikan perintah Rena, Bintang langsung menyelipkan tangan nya di bawah lutut Rena dan satu nya lagi memegang bahu nya lalu mengangkatnya menuju ke mobil.

"Bintang lepasin gue" Rena meronta, tapi percuma saja karena dia memang sedang merasa lemas di bawa tekanan emosinya.

"Lepasin Gue" Rena tetap mengulang kalimat itu bahkan saat Bintang sudah menurunkan nya di dalam mobil.

"Hei.. lihat aku" Pinta Bintang seraya mendongakkan dagu Rena agar dia bisa menatap dengan jelas wajah manis yang sedang marah pada nya. Sudah lama sekali rasanya Bintang tidak melihat wajah manis itu menjadi sinis namun tetap imut di pandang.

"Kamu kenapa? " Tanya Bintang sekali lagi dengan nada suara lembut.

"Gue gak mau di sentuh sama lo,  pergi sana! Gak usah sok perhatian sama gue,  lo harus nya perhatian sama Fika istri lo, gue tau lo pasti khawatir banget kan sama dia" Rena menundukan kepala nya,  dia tidak dapat menatap wajah Bintang dengan amarah nya.

'Apa dia sedang cemburu,  benar kah?'

"Fika bukan istri aku" Tutur Bintang tegas,  kemudian kembali memegang dagu Rena agar menatap pada nya.

"Bukan? " Rena bertanya untuk memperjelas lagi kali ini dengan nada suara rendah mendayu

Bintang mendengus sambil geleng kepala,  sekarang ekpresi Rena terlihat lucu "Bukan" jawab Bintang untuk menyakinkan Rena.

"Lantas kalau bukan Fika, Siapa istri om? Kenapa gue gak pernah lihat? Kenapa om gak tinggal serumah dengan nya? Kenapa harus Fika yang tinggal serumah dengan kita?, Aku bahkan tidak mengerti kenapa aku harus jengkel saat melihat wajah nya" Rena semakin banyak bertanya.

"Istri aku itu orang yang sangat spesial, memiliki senyum yang manis, wajah yang sangat cantik dan sikap yang luar biasa nga-ngenin. Setiap kali menatap nya akan sulit untuk aku bisa memalingkan pandangan?" Ujar Bintang sambil menatap dalam ke mata Rena.

Rena tertegun dan hanyut dalam tatapan sepasang bola mata indah itu,  seketika tatapan itu menghapus seluruh tanda tanya besar yang bersarang di otak nya. Andai boleh jujur dia ingin selamanya terjebak dalam tatapan itu.

Tatapan itu begitu menenangkan bagi nya, seperti menutup lubang besar yang ada di hati nya saat ini.

"Tuhan perasaan apa ini?"

"Gue gak mungkin suka sama om Bintang,  itu gak boleh terjadi"

***


JELAGA HATI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang