4 rencana yang tertata rapih

6.4K 483 5
                                    

Tak mudah bagi Rena bertahan lima tahun belakangan ini sebagai anak yatim piatu dengan kisah tragis dalam keluarga nya, tapi akan lebih sulit bagi nya bertahan jika tidak ada Oma di sisi nya. Bagi Rena Oma Ratna adalah keluarga satu-satu nya yang dia miliki di dunia ini, meskipun kelihatan nya Rena tidak begitu peduli tapi sebenar nya dia begitu menyanyangi Oma Ratna.

Wajar jika Rena sangat takut kehilangan keluarga satu-satu nya yang dia miliki, dia hanya selalu bersiap untuk pergi dari dunia ini mendahului Oma Ratna, dia tidak pernah dan tidak akan pernah siap jika oma yang meninggalkan nya terlebih dahulu.

Rena menunduk dalam, mencium tangan Oma dengan penuh sesal. Jika dia masih memiliki jatah permintaan dari Tuhan, Rena hanya ingin meminta sembuhkan oma yang saat ini terbaring lemas tidak sadarkan diri. Dia bahkan rela mengganti nya dengan apa pun asalkan oma tidak di ambil dari nya.

Sesekali gadis berkulit putih pucat itu terseduh tapi tak terlihat air mata. Rena memutuskan untuk tidak menangis meskipun dadanya terasa Begitu sesak menahan air mata. Dia tidak ingin menangis, dia lebih memilih menelan air mata nya bulat-bulat.. Baginya menangis tak ada gunanya, menangis hanya membuat batinnya semakin tertelan dalam luka, menangis hanya membuatnya semakin lemah melawan piluh.

Di luar dari semua alasan itu, Rena sebenarnya tidak ingin menangis karena takut tidak mampu menghentikan air matanya, Rena takut tidak tau cara berhenti menangis dan tidak ada yang bisa membantu nya untuk berhenti.

Selang beberapa saat Rena merasakan tangan menyentuh dan membelai kepalanya. ternyata itu adalah tangan oma.

"Oma? Oma masih hidup?" Tanya Rena sedikit tidak percaya.

Oma mengangguk pelan sebagai jawaban dari pertanyaan cucunya.

Rena memeluk oma Ratna yang masih terbaring lemah "Rena pikir oma akan meninggalkan Rena sendirian, Rena pikir Rena tidak punya siapa-siapa lagi di dunia ini" Lirih nya penuh sesal.

Oma Ratna balas memeluk cucunya, seolah-olah bisa ikut merasakan peluh di hati gadis itu.

"Ssttt... Oma gak mungkin meninggalkan Rena sendirian" Kata oma Ratna dengan suara lemah,

Hening sejenak, hanya terdengar suara tarikan nafas berat dari Oma seolah sudah bersiap untuk segala kemungkinan terburuk yang akan terjadi kedepannya dalam perbicaraan kali ini.

"Oma janji gak akan meninggalkan Rena?" Tanya Rena tersenyum lega

"Oma janji tidak akan meninggalkan Rena sendirian, tapi Rena harus menuruti satu permintaan oma" Kata oma

"Apapun permintaan oma Rena akan turuti" Kata Rena yakin. Tentu saja apa pun "Bahkan jika Oma Ratna meminta jantung, Rena pasti akan memberikan nya"

Harusnya Rena tidak mengucapkan kalimat itu, karena dengan kalimat barusan, oma Ratna menjadi yakin menyatakan permintaan nya.

"Oma ingin Rena menikah" Kata oma singkat tapi menusuk begitu tajam. Permintaan aneh yang tidak terfikirkan oleh cucu nya hingga membuat ekspresi Rena membeku terdiam.

Ini lah rencana oma sesungguhnya, untuk semua kekacauan ini oma ingin Rena menikah, oma ingin memperbaiki keadaan Rena dan satu-satunya jalan yang terbuka di benak oma yaitu Rena harus menikah.

Rena bangkit tidak percaya, hampir merasa dirinya sedang di prank "Oma becanda ya? Oma pasti becanda kan" Yang benar saja, Menikah? Di umur 18 tahun? Saat dia sedang menantikan kematian nya secara diam-diam. Ini harus di luruskan.

Oma Ratna memasang wajah lemah tak berdaya untuk mengaduk-aduk rasa empati Rena "Kejadian hari ini membuat oma sadar kalau oma gak bisa selalu menemani kamu, Oma meminta ini karena tidak mau meninggalkan cucu oma sendirian. Umur oma mungkin tidak akan lama lagi. Kalau oma pergi terus siapa yang akan menjaga Rena? Maka itu oma mau Rena menikah"

Rena menggigit bibir merah nya, wajah nya mulai terlihat panik "Oma boleh minta apapun tapi bukan meminta Rena menikah, Rena masih muda oma. Tidak masuk akal jika Rena harus menikah di umur segini, itu adalah permintaan terkonyol yang pernah Rena dengar dari oma" Jangan ajarkan pada Rena cara memberontak, dia sudah S3 jurusan memberontak. Meskipun sekarang bukan saat yang tepat, tapi Rena tidak lupa dengan keahlian nya.

Rena membelakangi Oma sebagai step pertama tanda dia tidak setuju.

Cucu nya baru berada di step pertama, sementara oma sudah berada di step kelima. Oma Ratna tidak membalas perkataan Rena, dia hanya pura-pura pingsan maka Rena kalah telak di step pertama nya.

Rena teriak kencang memanggil Bantuan begitu melihat oma tidak sadarkan diri lagi. Bahkan yang membuat Rena semakin panik karena monitor nya hanya menunjukkan garis lurus dengan bunyi panjang tanpa detakan.

Well, Well, Well. Oma Ratna akan di beri penghargaan oskar untuk rencana nya, terlebih saat anak angkat nya, Bintang membantu rencana itu sehingga semuanya berjalan dengan mulus.

Rena tidak curiga sedikit pun, otak nya hanya penuh dengan rasa bersalah dan rasa panik yang di aduk dengan permintaan konyol mengharuskan dia mencari oksigen yag banyak di luar ruangan agar bisa bernafas lega.

Dua puluh menit kemudian Bintang keluar dari ruangan oma Ratna seolah dia sudah selesai menangani oma. Rena segera mendekati Bintang.

"Bagaimana keadaan oma?" Tanya Rena khawatir penih kenaifan.

"Keadaan oma masih lemah, dia butuh istirahat dan di jauhkan dari hal-hal yang bisa membuatnya stress, jadi kamu sebaiknya pulang saja dan jangan ganggu oma" Kata Bintang dengan nada yang dingin tidak ingin menatap mata Rena saat mengatakan kalimat itu membuat gadis itu merasa di acuhkan sedemikian banyak.

"Ni orang sok jahat lagi " Batin Rena menggerutu

Tadi mungkin Rena bersikap manja pada Bintang karena merasa dia adalah keluarga, tapi sekarang dia tidak bisa terima sikap dingin Bintang "Jadi maksud lo gue yang menyebabkan oma jadi kolaps?" Kata Rena dengan penekanan nada tinggi tidak terima seorang pun menyalahkan nya. Dia hanya terima di salahkan oleh dirinya sendiri.

"Ssttt.." Bintang menempelkan telunjuk nya di bibir Rena "Suara kamu bisa membuat pasien yang lainnya terkena serangan mendadak"

Mendengar perkataan Bintang, Rena semakin naik darah. Sekali lagi dia tidak terima di salahkan, di larang atau di acuhkan.

Rena menggengam erat telunjuk Bintang seolah ingin menelan telunjuk itu tapi saraf sadar nya masih ada hingga dia mau belajar mengontrol hasrat nya untuk tidak mematahkan telunjuk itu

"Om Bintang, Gue ini cucu kesayangan oma, jadi oma butuh gue ada di sini" Ujar Rena dengan nada penuh percaya diri.

Bintang menarik paksa telunjuk nya yang masih di genggam Rena, mendengus hingga memandang remeh ke arah keponakan angkat nya "Iya, oma sayang sama kamu karena oma tidak punya pilihan lain, cucunya cuma ada kamu" Cacar nya semakin menekan tombol emosi gadis itu.

"Lo jangan ngomong sembarangan deh, oma juga udah seneng banget punya cucu kayak gue, cantik ...."Rena bingung ingin melanjutkan perkataannya, selain cantik Rena gak punya kelebihan apa-apa lagi, pintar juga gak, rajin juga gak, baik juga gak, boros iya, tukang jalan iya, suka mabuk-mabukan, oh iya dia bisa satu hal pintar main basket.

"Boros, jarang ada di rumah, bangun kesiangan terus, mabuk-mabukan dan hobby buat masalah" Bintang menyambung perkataan Rena seolah-olah dia bisa membaca isi fikiran nya.

Oke, karena emosi tidak mampu membuat Bintang berhenti menyalahkan nya, saat nya Rena memakai cara lain. Dengan memasang ekspresi playing victim yang pasti membuat siapapun melihatnya akan kasihan dan luluh "Om benar, mungkin karena Rena tidak punya kelebihan apa-apa makanya Mama dan papa ninggalin Rena" Katanya lirih penuh nada kesedihan

Ekpresi Bintang jadi melemah. Dia akhirnya mau menatap Rena dengan tatapan ibah. Ekspresi playing victim itu berhasil.

"Ya sudah lah setidaknya kamu punya satu kelebihan, jadi kamu pasti akan baik-baik saja" Bintang menepiskan egonya dan mencoba menghibur Rena

Mendengar kalimat Bintang hati Rena sedikit bersemangat akhirnya dia berhasil dengan ekspresi nya "Apa itu?" Tanya nya penasaran.

"Kamu punya oma yang sangat menyayangi kamu" Jawab Bintang

Meskipun jawaban Bintang di luar harapan, tapi itu adalah kebenaran yang nyata yang tak bisa Rena ingkari dan sangat dia syukuri. Karena satu-satunya hal yang membuat Rena bertahan selama ini hanya oma, tanpa oma mungkin Rena sudah bunuh diri menyusul kedua orang tuanya.

JELAGA HATI (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang