9 Jadi Perduli

8.3K 431 7
                                    

Aleena berjalan menyusuri lorong-lorong kampus yang masih terasa sepi, kesalnya hari ini Aleena ada kuliah pagi jam 7 mau tidak mau Aleena harus datang lebih pagi, dia juga bukan tipe orang yang suka ngaret dia adalah tipe orang yang tepat waktu, makannya dia selalu menunggu yang lainnya.

Aleena mengotak-ngatik ponselnya ada beberapa line yang tidak dia balas karena malas, itu hanya line dari cowok-cowok yang gak jelas mendekatinya, selebihnya hanya grup. Tak ada satupun orang yang ada dikelas ini, mungkin mereka akan datang pas jam 7. Aleena menatap layar ponselnya menunjukan tanggal dan bulan hari ini. Aleena menghela nafasnya lalu menatap awan dibalik jendela ruangan itu, dia tersenyum. Hari ini adalah tanggal dan bulan dimana dua tahun lalu dia ditembak oleh seorang cowok yang sangat Aleena sukai bahkan cintai dan dia juga yang membuat Aleena berhenti sejenak untuk membersihkan luka yang ada dihatinya. Mantannya yang ke- 2 ini memang sangat membuat Aleena sakit hati, dimana rasanya ketika sedang cinta-cintanya diputuskan begitu saja. Ah, memikirkannya saja sudah membuat Aleena sakit hati. Aleena menyeka air mata yang tiba-tiba jatuh dari pipinya, entah sampai kapan rasa sakit ini melekat pada hatinya.

***

"Al, lo sakit?" tanya Belva seraya menatap Aleena dengan lekat

Zoya menyentuh kening Aleena "gak panas, tapi muka lo pucet"

Pagi tadi Aleena memang merasakan maag nya kambuh, dia tidak sarapan dan kemarin-kemarin porsi makannya berkurang entah kenapa, sepertinya dia mencoba untuk berdiet lagi. Padahal, tubuh Aleena terbilang tidak gemuk mungkin hanya perasaan Aleena saja.

"maag gue kambuh tadi, sakit banget" jawab Aleena

"yaudah, kita klinik aja yah?" ajak Belva menggandeng tangan Aleena

Aleena menggeleng pelan "gak usah, gue mau ke perpus minjem buku"

Akhirnya pun mereka berjalan ke arah perpus, Aleena tampak memegangi perutnya, rasa sakitnya malah makin bertambah perutnya seperti ditusuk-tusuk. Aleena memang mempunya penyakit maag yang cukup serius jika sedang kambuh Aleena bisa-bisa pinsan bila tidak tahan dengan rasa sakitnya. Ketika Aleena sedang berjalan beberapa langkah lagi sampai ke depan perpus tiba-tiba dia tumbang begitu saja... matanya seketika gelap.

"Aleena!!!" teriak Belva dan Zoya yang kaget karena melihat Aleena tiba-tiba terjatuh

Mereka pun berlutut dengan memegangi kepala dan tangan Aleena, semua yang berada didepan perpus hendak mengerubuni Aleena...

"duh gimana ini, Al bangun Al" kata Zoya menepuk-nepuk pipi Aleena

Dari arah kerubunan tiba-tiba terlihat Banez dan Saga lalu mereka langsung menerobos ke dalam kerubunan dan berlutut di depan Aleena.

"dia kenapa?" tanya Saga yang saat itu wajahnya terlihat sangat panik membuat mereka yang disana memperhatikan Saga

"tadi dia ngeluh sakit maag trus pinsan"

Tanpa berkata apapun lagi, Saga langsung menggendong Aleena menerobos kerubunan tersebut dan membawa Aleena ke dalam klinik yang jaraknya cukup jauh dari perpus.

"iiih gue jadi mau digendong kak Saga gitu"

"iya gue juga mau aaaakk"

Beberapa orang mahasiswi berceloteh ingin menjadi Aleena yang saat itu tengah digendong Saga.

"kalian ke kelas aja, gue yang jagain dia" ucap Saga

Banez, Belva dan Zoya hanya membulatkan bola matanya mendengar apa yang dibicarakan Saga. Mereka tampak tidak menyangka bahwa Saga seperduli ini dengan Aleena. Belva dan Zoya pun mengangguk mereka kembali ke kelas karena ada kuliah, Banez pun begitu, Saga meminta Banez untuk menandatangani absen Saga.

Aleena with Sagara (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang