PROLOG

10.7K 311 5
                                    


"dek, sabar ya dek. Tahan" ujar Aisyah kepada anak korban tabrak lari dekat tempat kostnya. "woe.. Buru doong. Anak orang niih." lanjutnya kepada cowok yang sedang mengemudi.

"ini udah maksimal elaah. Bawel banget siih. Fokus aja sama kondisi tu anak. " jawab cowok itu. Seraya semakin menginjak pedal gas.

Aisyah tidak menanggapinya. Karena dia sibuk melihat kondisi anak kecil itu. Oh, mereka bisa saja memanggil ambulance. Tapi, salahkanlah yg entah siapa yang patut disalahkan. Karena tidak mengumumkan nomor darurat indonesia. For God sake, yang ia tau cuman nomor 911. But, please. Ini indonesia bukan Amerika.

Ditambah kondisi jalan yang masih sepi, karena masih sangat pagi. Hanya mobil cowok ini yang melewati jalan itu. Yang untungnya, langsung berhenti sebelum dia panggil. Mungkin, cowok itu juga melihat kejadiannya.

Ckiit..

"udah sampai" teriak cowok itu, saat tiba di depan UGD rumah sakit, Lantas turun dan membuka pintu mobil penumpang, seraya memanggil petugas UGD.

Aisyah keluar dengan menggendong anak itu dengan susah payah dibantu cowok itu. Dan meletakannya di tempat tidur dorong yang dibawa petugas. Kemudian mereka berdua berlari masuk ke dalam.

"maaf, anda berdua tidak boleh masuk.". Ucap salah satu suster sebelum menutup pintu UGD.

Aisyah dan cowok itu menunggu didepan UGD. Duduk di kursi yang disediakan.

"Shit. Ujian gua" tiba-tiba cowok itu mengumpat setelah melihat jam tangannya.

"gua harus pergi. Lo bisa kan nungguin anak itu?" tanyanya, yang dijawab anggukan oleh aisyah. Memang ini sedang musim ujian. Tapi, dia ujian jam 10 pagi.

"Ok." gumam cowok itu dan akan beranjak. Namun, terhenti karena pintu ruang UGD dibuka.

"apakah ada diantara kalian bergolongan darah O negatif? Pasien kehilangan banyak darah. Dan stok darah itu kosong" ucap perawat.

Hah? Gua AB. Kata Aisyah pada dirinya sendiri.

"Saya O negatif. Kalian bisa ambil darah saya" tiba-tiba cowok itu berkata.

"baik. Mari ikut saya" kata suster sebelum beranjak, sebelum diikuti cowok itu.

Aisyah menatapnya lekat. Bukannya cowok ini ada ujian penting?. Tapi, dia tetap mendonorkan darahnya yang akan memakan waktu lama..dan dia terancam tidak dapat mengikuti ujian.

Aisyah terseyum, ternyata masih ada orang yang seperti itu di dunia ini.


TBC-


Habibi dan AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang