29. tears

3.1K 168 71
                                    

You hurt me? ya, i'm used to it

-Aisyah-

-

----

"hiks...hiks... Nammm..." tangis Aisyah di lobi yang kini sepi itu. sukurlah ini hari jumat dimana aktivitas kuliah di hari seperti ini tidak sepadat biasanya. sehingga Aisyah bisa menangis sepuasnya.

gapapa. cuma Namira saja yang lihat. gapapa. batin Aisyah. ini pertama kalinya Namira melihatnya dalam keadaan seperti ini. menangis.  walaupun ini bukan hal pertama bagi Aisyah yang menangis karna Habibi. sudah dibilangkan? sejak awal dia sudah sulit ketika menyukai Habibi. saat awal-awal perasaan cintanya timbul dan melihat Habibi bermesraan dengan wanita-wanita lain dikampus. hal yang Aisyah lakukan adalah mencari toilet untuk kemudian menangis disana. kejadian itu terus berulang. mengingat Habibi dan para kekasihnya dulu suka mengumbar kemesraan dimana saja. di setiap tempat. seolah-olah dunia ini hanya mereka seorang. saking seringnya, lama-lama Aisyah sudah tidak menangis lagi. bukan karna sudah move on, melainkan karna dia sudah lelah. lelah membawa perasaan ikhlas. sehingga dia bisa menikmati perasaan sakitnya itu. dan mulai terbiasa.

yaaa terlalu sering tersakiti membuat kalian terbiasa dengan perasaan itu. membuat kalian seperti berdamai dengan perasaan itu.

"Sssttt.. Ca. kenapa lo gak cerita sama gua?" kata Namira sambil terus memeluk dan mengusap punggung Aisyah untuk menenangkannya. "kalo lo bilang gua pasti bakal cegah Habibi untuk ketemu lo"

"gua-hiks..gua cuma mau lupain Nam. lupa. bayang-bayang Habibi yang- ya ampun Nam.. hiksss. dia kayak udah jatuh cinta banget ketika ngelakuin itu Nam. jatuh cintaaaa bangeeet." ujar Aisyah. "gimana kalo gua gabisa jadi kayak cewek-cewek itu Nam. dia punya perbandingan yang banyak. dia mungkin akan bandingin gua dengan cewek-ceweknya yang lain. dan kalo gua gabisa kayak mereka. dia mungkin nyesel dan balik lagi ke mereka" lanjut Aisyah. suaranya terdengar tersiksa. tatapannya pun sama.

iya. apa yang kalian harapkan ketika mendengar langsung rekaman ketika lelaki yang kalian sangat cintai sedang intim dengan wanita lain. walaupun itu di masa lalu. tapi sulit untuk wanita ketika mendengar langsung masa lalu itu. terlebih ini Aisyah. Aisyah dengan pemikiran yang masih polos dan kurang tau mengenai aktivitas semacam itu. dia tidak mengetahui bahwa beberapa orang melakukan itu tanpa perasaan. beberapa orang sering memberi komentar memuja ketika melakukan itu, padahal kadang setelah melakukan itu mereka menjadi dingin pada pasangan mereka.

huh, untung saja mereka masih punya malu ga nunjukin video langsungnya. kalo gak, apa yang  akan terjadi sama Aisyah. pikir Namira miris.

"ada apa ini?" terdengar suara yang berat dan maskulin dan sangat di kenal mereka menginterupsi.

Pak Rasyid terlihat berdiri di depan dua gadis yang saling berpelukan. bukan hal aneh baginya melihat gadis-gadis berpelukan. yang aneh adalah ketika kalian melihat salah satu dari mereka sedang menangis.

"Aisyah?" tegur Rasyid.

Aisyah tentu saja berusaha kembali normal dengan cara berbalik dan menghapus air matanya dalam sekejap. berharap sang dosen tidak melihatnya menangis tadi. yang tentu saja tidak mungkin. Rasyid dengan jelas mendengar setiap kata yang diucapkan Aisyah.

"Pak.." Suara Namira terdengar menyapa. diikuti Aisyah. suasana hening sesaat ketika Rasyid berkata tegas.

"Aisyah, Ikut saya"

----

Brakkk....

suara keras itu menginterupsi keramaian di kantin yang tengah ramai walaupun belum jam makan siang itu. sekaligus memotong kegiatan 'diskusi wanita' dari sekelompok perempuan-perempuan cantik yang beberapa adalah mantannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Habibi dan AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang