23. Masa Lalu

2.2K 119 5
                                    

"maksud kamu apa ngomong begitu ke mereka?" tanya Habibi. Matanya menatap tajam menuntut penjelasan untuk wanita di depannya ini. Melihat Aisyah yang biasanya lembut kepadanya berubah menjadi tak acuh membuatnya kalang kabut sendiri.

Ini Aisyah. Primadona kampusnya Yang menjadi incaran semua lelaki dari semua kalangan. Baik sholeh ataupun yang badboy. Yang muda bahkan yang tua.

Ya. Kalian tidak salah baca. Yang tua. Beberapa dosen yang umurnya sekitar 29 hingga 30 tahun alias bujangan lapuk mengincar Aisyah. Itu yang dia dengar dari Namira.

Maka dari itu dia sangat bersyukur kepada yang maha kuasa telah menuntun hati Aisyah untuknya. Hati Aisyah-nya yang suci itu tertambat untuk dirinya yang kotor ini. Tanpa perlu dia perjuangkan susah payah. Dan karna hati Aisyah sudah dia miliki tanpa perlu perjuangan, maka dia akan berjuang mempertahankan itu. Membuat hati Aisyah tetap miliknya.

Allah memberi cahaya bagi jiwa bebas Habibi melalui Aisyah. Allah memberi hidayah untuknya melalui Aisyah. Terbukti dengan berubahnya dia sekarang bukan? Tak penting niat awal kita untuk berubah karena apa. Yang penting istiqomahnya kita pada niat itu.

"aku tanya sekali lagi. Maksud kamu apa ngomong gitu ke mereka? " ulang Habibi lagi. Melihat Tiffany yang terus diam.

Tiffany diam sejenak. Berusaha mengumpulkan ketenangan dan kelembutan yang selama ini dia tampilkan.

"gak ada maksud apa-apa kok Wil. Aku cuman pengen bilang aja" jawab Tiffany. Membalas tatapan kesal Habibi dengan polosnya.

Habibi yang mendengarnya menggeram kesal. Menutup mata dengan geraman dia berkata "tapi tadi ada Caca kan. Kamu udah tau siapa Caca bagi aku kan Fan??"

Tiba-tiba mata Tiffany berkaca-kaca. Wajahnya berubah sedih. "tau. Gebetan baru kamu kan?" tanyanya. Air matanya sudah menetes. "terus kalo sekarang kamu punya gebetan aku gak boleh gitu nostalgia bareng kamu. Sekarang dia yang lebih penting gitu?" lanjut Tiffany bertanya.

Mendengar pertanyaan Tiffany. Kembali membuat Habibi merasa bersalah. Yaa, bagaimanapun Tiffany adalah temannya. Dia lebih dulu kenal dengan Tiffany sebelum dengan Aisyah.

"yaudah. Maaf. Kamu jangan nangis lagi yaa" pinta Habibi. Mendekat duduk dengam Tiffany di atas sofa. Mengusap rambut panjangnya lembut. Seperti dulu.

Saat Tiffany belum pindah ke Singapura untuk kuliah. Mereka selalu seperti ini. Tidak, tepatnya Habibi selalu seperti ini. Selalu kalah dan memanjakan Tiffany. Selalu menyayanginya.

Tiffany yang melihat gelagat Habibi yang kembali lembut padanya tidak membuang waktu dan langsung balik memeluk Habibi sambil menangis tersedu-sedu.

Memang Tiffany adalah cinta pertamanya. Namun, saat itu Tiffany menyukai Dipta. Sahabat mereka.

Habibi, Tiffany dan Dipta. Mereka merupakan sahabat sejak kecil. Karena keluarga mereka juga dekat.

Awalnya pertemanan mereka biasa. Sebelum bunga-bunga cinta timbul diantara mereka. Habibi yang mencintai Tiffany. Sedangkan Tiffany dan Dipta yang saling mencintai.

Habibi mengalah. Mencoba memadamkan rasanya ketika itu. Melihat Tiffany yang mengumumkan pada semua orang di SMA mereka bahwa dia telah berpacaran dengan Dipta. membuatnya merasakan yang namanya patah hati.

Namun begitu tak sekalipun dia meninggalkan Tiffany. Dia selalu ada kala Tiffany merasa sedih dan galau pasca berpacaran dengan Dipta. Kala Dipta sibuk dan tak bisa menemani Tiffany. Habibi selalu ada.

Dan saat itu juga. Di malam valentine, Dipta yang sibuk dengan pendaftaran kuliahnya ke Singapura. Membatalkan ajakan Tiffany untuk dapat merayakan malam valentine di puncak.

Habibi dan AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang