"abang.." sapa Aisyah. Wajahnya ketakutan. Takut, kalau kakaknya-Verdigo Thoriq kusuma- melihat hal gila yang hampir dilakukannya tadi.
Sedangkan Habibi melihat sosok lelaki tinggi di depannya secara saksama. Uh, hampir saja gua nyipokin Aisyah. Untung saja ada cowok ini. Kalo gak, pasti gua khilaf. Bisik Habibi antara senang dan kesal dengan adanya Digo
"kamu ngapain disini dek? " tanya Digo lembut.
Habibi yang mendengarnya lantas memicingkan mata. Kamu???!! Dek???!! Apa-apaan??!!!
"dia lagi jogging." jawab Habibi sebelum Aisyah menjawab. "yaa sholatlah." lanjut Habibi ketus.
Digo menatap cowok yang bersama adiknya. Lelaki tamp-Tunggu, dia kan Habibi. Mahasiswa seangkatannya. Jangan heran kalau dia tahu, karena Habibi termasuk cowok populer dari fakultas Teknik. Makanya, dia yang anak jurusan manajemen mengenalnya.
"sorry bro. Gua nanyanya ke Syasya. Bukan ke lo" balas Digo Tak kalah ketus.
"syasya..?? " gumam Habibi dengan nada bertanya. Oh great, apa ini saingannya yang lain lagi?? Damn, kenapa saingannya banyak sekali. Dan, dari tampilan lelaki di depannya yang terkesan sholeh sudah pasti lelaki ini yang terberat.
"baru selesai sholat, Bang." jawab Aisyah.
Mendengar panggilan Aisyah pada lelaki yang entah siapa itu membuat Habibi menoleh dan memicingkan matanya ke Aisyah. Aisyah menghindari tatapan Habibi dengan tetap menatap Digo.
"yaudah. Kalau selesai cepatlah beranjak. Gak baik berdua-duaan kayak tadi. " kata Digo lembut. Yang ditanggapi Aisyah dengan anggukan.
Syukurlah kakaknya itu tidak melihat jelas apa yang akan dia lakukan tadi, pikir Aisyah lega.
Setelahnya, Aisyah memakai sepatunya lalu beranjak meninggalkan Habibi dengan Digo
Setelah Aisyah pergi Digo menatap Habibi tajam. Jangan kira dia tidak melihat apa yang dilakukan Habibi terhadap adiknya. Habibi yang melihat tatapan Digo, mengerti kalau Digo melihat aksi gila yang hampir dilakukannya terhadap aisyah.
Mengetahui itu dia merasa senang. Hah, biarlah tuh cowok tahu kalo Aisyah itu menyukainya. Walaupun Habibi tetap merasa jauh dari standar lelaki di depannya ini. Ck, wanita sholehah pasti lebih memilih cowok sholeh bukan?
"apa yang tadi mau lo lakuin ke Syasya?" tanya Digo. Nada marah kental di dalamnya.
Habibi mendengus sebagai jawaban. Dia menampilkan senyum mengejek. "gua mau lakuin apa yang lo pikirkan ke Caca" jawab Habibi.
"Caca? " ulang Digo mengerutkan kening.
" iya Caca." jawab Habibi. "lo kira cuman lo doang yang punya panggilan sayang buat Aisyah?" tanya habibi balik.
"panggilan sayang? "lagi, Digo mengulang perkataan Habibi. Dia semakin tidak mengerti disini.
Habibi menggigit bibirnya. Gila!! selama 19 tahun eksistensi hidupnya, ini pertama kalinya dia terdengar semenggelikan ini.
Habibi berdehem." hm-m"gumam Habibi tidak jelas.
Digo tertawa keras. "hahahah.. Panggilan sayang. Astagaaa, ternyata image lo di mata cewek-cewek itu salah yaa." ucapnya di sela tawanya.
Habibi memicingkan mata. "lo kenal gua?" tanya Habibi.
Digo mencoba meredekan tawanya. "iyalah. Cowok yang gonta-ganti cewek kaya ganti baju. Gaya pacaran bebas. Dan, sebagai daftar cowok teratas yang harus dijauhin dari saudara-saudara cewek kita" jelas Digo dengan pandangan mengejek. Dia jelas tahu kalau lelaki di depannya ini tertarik pada adiknya-Aisyah-. Dan, dia tidak setuju. Reputasi Habibi sudah diketahuinya dengan baik. Dia tidak ingin aisyah menangis konyol hanya karena lelaki brengsek di depannya ini atau lebih parah dia malah merusak Aisyah dan membawanya ke jalan yang tidak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibi dan Aisyah
Romance"syaah.." "apaansih, jangan megang. Bukan muhrim" "huufftt. Susah ya suka sama cewek alim" "heh, gua gk alim yaa. " "lah, trus apa?" "cuman takut dosa" God, it's the same thing. -_- Verania Aisyah Paraswati, seorang mahasiswi teknik yang bisa dibil...