Aisyah sedang berjalan di pinggir jalan. ketika dilihatnya seekor anjing kecil berdiri di pinggir jalan seakan ingin menyebrang. anjing jenis jack russel terrier, dengan telinga yang menurun berwana putih bercorak coklat, tak lupa juga kalung pengenal di leher sang anjing. menjelaskan bahwa dia bukanlah anjing jalanan. mungkin dia sedang dalam perjalanan pulang ke rumah tuannya setelah berjalan-jalan sore. bukankah anjing sering seperti itu. berkeliaran tapi tetap akan pulang pada tuannya.
Aisyah memutuskan menghampiri anjing itu. dia sangat menyukai anjing. walaupun dia juga menyukai kucing. tapi, anjinh berada di tingkat teratas hewan favoritnya. Namun, karena di islam tidak boleh memelihara seekor anjing akhirnya dia hanya bisa mengaggumi anjing orang lain. kesukaannya pada anjing mengajarkan padanya bahwa ada beberapa hal yang hanya bisa disukai tanpa bisa dimiliki.
"hei anjing kecil" sapa Aisyah pada anjing itu seakan-akan dia manusia. anjing itu mendongak, seakan mengerti bahasa Aisyah.
"yeee, sok ngerti lu?" kata Aisyah lagi mengejek. "mau nyebrang kan lu? jangan disini. noh, di zebra cross. ayo" lanjutnya, sambil berjalan menuju zebra cross. seolah paham, anjing itu berjalan mengikuti Aisyah.
Aisyah dan sang anjing diam sebentar menunggu lampu merah. dan ketika lampu merah menyala Aisyah kembali berseru. "ayo dog dog" lalu kembali berjalan.
sesampainya disebrang jalan, Aisyah berkata " oke. sudah sana." kali ini anjing tersebut menggogong. dan melompat kecil.
membuat Aisyah tertawa kecil. "ah, lucunyaa" gumam Aisyah. sambil melihat anjing tersebut berlalu. setelahnya dia kembali menyebrangi jalan tadi.
interaksi Aisyah dan sang anjing diperhatikan oleh seorang lelaki tampan yang kebetulan melewati area itu dan sedang berhenti karena lampu merah. memang, ini masih lingkungan dekat kampus. Rasyid, sang lelaki tersenyum melihat tingkah Aisyah yang berbicara dengan anjing itu.
"Ck, udah kebayang gimana pas dia jadi ibu. Sama anjing aja lembut. gimana sama anak gua entar" gumam Rasyid.
plakk...
"jangan ngelantur. noh, udah hijau. jalan sana" ucap seorang lelaki berwajah oriental. sambil memukul bahu rasyid.
"yeee, sirik aja lu, Fan" balas Rasyid sambil menjalankan BMW putih miliknya.
"paan. najis gua liat lu ngomong soal anak-anak kek gitu sambil ngebayangin tuh cewek. belum tentu dia mau nikah sama lu, cuk" ujar lelaki yang ternyata bernama Fandi itu.
plaakk..
"Aawww.." ringis Fandi, setelah Rasyid balas memukul kepalanya "sakit bego." katanya.
"abis ngomongnya kek nyumpah lu. doain lamaran gua gak keterima gitu??" tanya Rasyid nyolot.
"yaaa gak jugaa" jawab Fandi "tapi emang lu udah lamar itu cewek?" lanjut Fandi bertanya. yang dijawab gelengan oleh Rasyid.
"yeeee. belum juga lamar, udah lebay lu" kata Fandi mencibir.
"sebenarnya gua emang udah mau ngelamar dia. cuman dianya kan masih kuliah. gua pernah gitu modus nanya kapan nikah jawabannya dia 'masih lama pak'. gitu" jelas Rasyid. wajahnya kali ini menunjukkan kelesuan.
"hahahahah. yaudah. tungguin aja dia sampai lu lumutan" ejek Fandi sambil tertawa.
"ngomong aneh-aneh skali lagi, lu jalan kaki" balas Rasyid kesal. dan akhirnya Fandi diam walau masih terdengar tawanya.
----
tingg.
Aisyah memasuki area kafe tempatnya bekerja. Sore ini seperti biasa kafe tidak terlalu padat. hanya diisi oleh beberapa muda-mudi yang duduk-duduk sambil mengobrol. ya, muda-mudi. tak terkecuali gadis-gadis cantik dengan pakaian sexy mereka di dekat meja kasir sana. gerombolan mantan-mantan Habibie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibi dan Aisyah
Любовные романы"syaah.." "apaansih, jangan megang. Bukan muhrim" "huufftt. Susah ya suka sama cewek alim" "heh, gua gk alim yaa. " "lah, trus apa?" "cuman takut dosa" God, it's the same thing. -_- Verania Aisyah Paraswati, seorang mahasiswi teknik yang bisa dibil...