3. Sentuhan

4K 183 1
                                    


Suasana masih hening. Baik Evan, Niki dan Galih menatap heran pada Habibi. Mereka bingung, ada apa gerangan sahabat mereka yang bahkan cuek ketika pacarnya jalan sama lelaki lain ini merasa tidak senang hanya karena sebuah senyuman seorang gadis??!

Sedangkan Aisyah. Jangan dikata, dia gugup dan gelisah. Dia tidak tau akan menjawab apa. Ya kali masa dia jawab, "soalnya tampang kakak bikin dag dig serr.. Siih". Oh ayolah, mungkin dia sudah gila kalau sampai mengatakan itu.

"HAHAHAH!!.." tawa Habibi pecah. Dan langsung mencairkan suasana yang canggung tadi. "muka lo. Lucu banget sumpah. Mata lo udah kaya komedi putar tau gak. Muter2 gak jelas " lanjutnya.

"hiss.. Sial lo. Lo serem tau gak kalo masang muka kayak tadi. Gua aja takut. Apalagi Aisyah. " dumel Namira.

"iya tuuh. Huuu. Lagian sejak kapan seorang habibi musingin soal senyuman cewek. " timpal Niki.

"cih, lagian gak cukup apa ena-ena sama cewek lo. Sampe musingin senyum-senyum" ujar Galih.

Habibi terkekeh keras. Diikuti yang lainnya.

Jangan bilang perasaan Aisyah bagaimana. Dia sangat lega. Yaa.. Walaupun setelah itu ada rasa sesak yang mengikuti. Karena, dia pikir itu salah satu tanda sinyal kalau Habibi memperhatikannya.

Hufft.. In your sweet dream, Syah. Bisik Aisyah sinis.

Sukur-sukur. Bisik Habibi dalam hati. Untungnya, teman-temanya percaya dengan aktingnya. Dan memang tampang lucu Aisyah membantunya dalam berakting dan meredakan amarahnya tentang senyum Aisyah itu.

That's reflect. Dia juga tidak sadar ketika melontarkan pertanyaan itu. Entahlah perasaan ini sedikit mengganggunya. Aisyah selalu bertingkah sopan dan membosankan ketika dengannya. Bicara dengan senyum sopan. Jadi, dia tidak mengetahui sisi Aisyah yang ini. Penuh semangat serta ceria

And... her incredible smile !!

That's the prime thing.

Aisyah cantik. Yup, itu yang dia dan sebagian besar cowok liat. Lebih ke manis. Dengan kulit kuning langsat-produk indonesia banget-, lesung pipi kecil di dekat dagunya, bibir mungil yang penuh dan hidung serta mata dengan binar polos.

Habibi ingat kalo awal pertemuan mereka ketika menolong seorang anak kecil. Dia sebenarnya yang berangkat awal untuk belajar sedikit di rumah temannya, terkejut melihat aksi tak bertanggung jawab mobil didepannya yang menabrak seorang anak dan langsung lari begitu saja.

Diliatnya seorang cewek-yang adalah Aisyah-berjongkok melihat keadaan anak itu. Dan mendongak seperti mencari pertolongan.

Habibi dengan sigap berhenti dan membawa anak itu ke rumah sakit. Dia terlalu panik ketika itu, jadi tidak memperhatikan wajah Aisyah.

Saat mereka bertemu lagi dikampus karena ternyata Aisyah adalah juniornya, baru Habibi bisa memperhatikan setiap detail wajah Aisyah.

Dia tertarik tentu saja. Tapi, ketika itu dia sudah memiliki pacar, ditambah tingkah Aisyah yang alim+kalem+pendiem+virgin-of course- membuat Habibi lebih memilih mengacuhkannya.

Tapi, sekarang ini Aisyah terus berlalu-lalang dikepalanya. Dan sejak tadi dia sebenarnya menanti kehadiran gadis berhijab itu.

"eh, pertandingannya udah mulai tuuh" kata Evan. Mengalihkan pikiran Habibi yang terus menjurus ke Aisyah.

Semua orang yang ada di kafe itu fokus ke layar.

"eh, Syah.. Lo nge-fans paan? MU kan?" tanya Namira.

Aisyah menggangguk.

"ya-ya-ya.. Yaaaahh" seru beberapa orang kecewa

"yeeyy..." seru Aisyah. Lengkap dengan tatapan berbinar dan tepuk tangan. " De Gea gua tuuh" lanjutnya bangga. Setelah de Gea berhasil menghalau bola dari Giroud, striker Arsenal.

Habibi dan AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang