22. Ortu Habibi

2.3K 121 8
                                    

Note : oke. Diatas castnya Habibi yaa. Kalian pasti tau siapa ya kan? Yup, Dylan Sprouse.

Akhirnya setelah aku cari-cari diantara ribuan model ganteng ketemu juga yang menurut aku pas sama karakter Habibi. Wkwkwk. Smoga pas juga sama bayangan kalian yaa readers.

----

Sepeninggal Niki, Galih, Evan dan Namira. Suasana kamar hanya diisi ocehan Tiffany yang sesekali ditanggapi oleh Habibi.

Aisyah yang merasa tidak nyaman dikamar itu. Akhirnya dia memilih keluar untuk membantu Silva, mama Habibi memasak. Dia sudah akan beranjak. Sebelum suara Habibi terdengar.

"mau kemana, Ca? " tanya Habibi, mendongak melihat Aisyah yang sudah berdiri.

"bantuin tante" jawabnya datar. Dan langsung melangkah keluar tanpa mendengar balasan dari Habibi. Untuk pertama kalinya.

Habibi hanya bisa melongo melihat perilaku Aisyah.

Aisyah sedang marah. Pikir Habibi pasrah Dia tau itu. Dan sialnya, perkataan orang bahwa kemarahan orang sabar itu terasa menakutkan memang benar.
Aisyah sekarang menakutinya. Dia tidak suka kalau Aisyah sedang dalam mode marah padanya. Karena itu akan membuatnya gelisah.

Hal baru juga baginya. Dulu ketika mantan-mantannya marah. Dia hanya mendiamkan. Tak pernah mencoba membujuk, merayu dan bahkan meng-spam chat mereka sampai nomornya di blok. Dia tidak pernah seperti itu. Pikirannya, nanti juga perempuan-perempuan itu yang akan datang sendiri padanya. Dan memang benar. Itulah yang terjadi.

Terkesan bad boy memang. Namun, perilakunya yang dulu juga ada sebabnya.

Sebabnya, gadis-tidak-wanita didepannya ini.

"Fanny, kita perlu bicara.. " kata Habibi dengan tatapan tajam dan nada serius.

Membuat Tiffany yang mendengarnya terdiam penuh antisipasi.

---

"Loh, Aisyah? Kok kesini?"  tanya Silva, ketika melihat Aisyah memasuki dapur.

Aisyah balas tersenyum hangat. Sambil menghampiri Silva yang terlihat sedang membersihkan potongan-potongan ayam dia menjawab "mau bantuin tante. Bolehkan, Tan?" tanyanya.

"boleh dong. Banget malah"  jawab Silva ceria.  Membuat Aisyah juga tertawa kecil.

"kamu tau masak gulai?"  lanjut Silva bertanya.

Aisyah  menganggukkan kepala mengiyakan. Dan langsung melihat bumbu-bumbu yang ada di atas meja. Kemudian berinsiatif membuat bumbunya.

Silva yang melihat Aisyah  mengambil bahan-bahan dengan benar tanpa bertanya dulu padanya tersenyum senang. Dan bertanya retoris "kamu pintar masak ya, Syah?"

Sambil membersihkan bumbu di sink, Aisyah menjawab "hehe.. Gak pintar-pintar banget sih, Tan. Cuma bisa aja. Dikit-dikit"

"ah kamu mah merendah" bantah Silva. "kamu aja udah bisa milih bumbu, sama buat takaran yang pas tanpa tante bilangin. " lanjutnya sambil mengeringkan Ayam yang telah dicucinya.

"tante bisa aja" balas Aisyah malu. Yaiyalah malu. Dipuji calon mertua oiii.. Coba bilang siapa yang gak bakal terbang kalo Dipuji camer?? Wkwkwk

"ulekan ada tan? " tanya Aisyah melanjutkan.

" eh, kamu mau ngulek?" Silva balik bertanya.

"iya, Tan. Kata ibu aku, bumbu itu lebih enak kalau diulek" jawab Aisyah.

"oalaah. Pintar ya ibu kamu didik kamu. Udah cantik, sholehah, pintar masak lagi. Calon mantu idaman banget kamu" kata Silva mengedipkan mata untuk menggoda Aisyah, sebelum mengambil ulekan di lemari bawah kompor dan memberikannya pada Aisyah.

Habibi dan AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang