"assalamualaikum warrahmatullah wabarakatu. Astagfirullah, astagfirullah, astagfirullah. Allahummagfirli waliwaalidaiia warhamhumaakamaa robba yaa ni sagirooh. Amin" doa Digo usai sholat Isya. Karena terlalu asyik menyelesaikan skripsinya dia jadi lupa dan-semoga allah mengampuninya- baru ingat untuk sholat isya 4 jam melebihi waktunya.
Brumm...
Digo mendengar suara mobil di depan rumahnya. Mengingat Aisyah belum juga pulang dia pikir itu Aisyah yang pulang dengan taksi.
Huh, adeknya itu. Sudah dibilangin kalau pulangnya malam tunggu saja di tempat kerjanya dan dia akan jemput. Atau menginap saja di rumah temannya.
Memang dia semester ini berhenti kerja untuk bisa lebih fokus dalam mengerjakan skripsinya. Dan Aisyah langsung menawarkan untuk menggantinya bekerja. Yang Awalnya digo tentang. Tapi, dasar adiknya yang pintar berdebat. Jadilah dia menang, dan digo akhirnya mengiyakan.
Sebenarnya mereka bekerja ini tidak diketahui mama dan papa mereka. Digo iseng bekerja untuk cari pengalaman. Juga untuk sedikit menambah uang saku. Melihat kakaknya, Aisyah juga jadi pengen untuk belajar bekerja seperti digo itu.
Memikirkan adiknya yang manis itu membuat dia tersenyum sayang. Tidak pernah manja dan selalu perhatian. Dia juga tahu kalau adiknya merupakan salah satu primadona kampus. Teman-temannya banyak yang minta untuk dikenalkan pada Aisyah. Yang dia tolak mentah-mentah. Adasih seorang kandidat yang dirasa pas buat Aisyah. Tapi, nantilah. Pikir Digo.
Melipat Sajadahnya. Digo melangkah keluar untuk membuka pintu depan. Saat membuka pintu, pemandangan di depannya membuatnya mengerutkan kening.
Dia melihat Aisyah keluar dari pintu penumpang. Pun dengan sang pengemudi.
Habibi.
Terlihat Habibi mengerutkan kening tak suka. Lalu berkata "kok lo udah keluar sih? Gak bisa gitu nunggu aja, byar gua yang buka pintunya??!! "
Kali ini digo melihat Aisyah tersenyum dan balas berkata "hahah pliss Abi. Ini udah ketiga kalinya lo nganterin gua. Dan pasti masalah ini selalu timbul. Come on, i have my own hand. And still working. Jadi, biarin aja gua buka pintunya sendiri. Ribet amat si"
Tiga kali??!! Adeknya di antar pulang Habibi tiga kali??!! Dan dia sama sekali tidak tahu??!! Pikir Digo dengan alis yang semakin keriting. Dia masih diam. Memerhatikan mereka dari pintu depan yang terbuka.
Habibi dan Aisyah berdiri disamping Mercedes Habibi.
"let me act like gentleman. I heard you like that kind of guy" terdengar suara Habibi. Dan terdengar.... Merajuk?? Merajuk kepada pacarnya?? Serius, Habibi terlihat seperti itu sekarang. Pikir digo. Dan dia mulai berpikir Aisyah menjalin hubungan dengan Habibi. Tapi setaunya Aisyah tidak berpacaran kan?
Aisyha tertawa geli menanggapi perkataan Habibi. Lalu berkata "udah. Lo pulang sana. Makasih yaaa"
Habibi menghela napas kesal mendengarnya. Tanpa sadar menatap arah pintu rumah Aisyah. Saat itulah tatapan mereka bertemu. Digo dan Habibi.
Digo menatapnya tajam. Habibi menatapnya datar. Walaupun dalam hatinya dia gugup luar biasa. Ini dia yang harus gua hadapi, sebelum sang raja-ayah Aisyah- pikir Habibi.
Aisyah mengikuti arah pandangan Habibi dan terkesiap pelan. Astaga, kakaknya melihatnya pulang di antar Habibi. Mendadak ia merasa gelisah. Sebenarnya dia tahu kakaknya akan tahu. Tapi, dia berpikir tidak malam ini. Kakaknya itu sedang sibuk dengan skripsinya. Jadi jarang keluar atau Memerhatikan sekitar. Tapi, entah ini kebetulan atau takdir kakaknya melihatnya pulang dengan Habibi malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Habibi dan Aisyah
Romance"syaah.." "apaansih, jangan megang. Bukan muhrim" "huufftt. Susah ya suka sama cewek alim" "heh, gua gk alim yaa. " "lah, trus apa?" "cuman takut dosa" God, it's the same thing. -_- Verania Aisyah Paraswati, seorang mahasiswi teknik yang bisa dibil...