28. Love&Hate

1.6K 102 3
                                    

Aisyah meletakan hpnya setelah melihat postingannya Habibi.

tak lupa. banyak pesan yang dikirim Habibi. yang hanya dibaca olehnya.

Ca.
maaf Ca...
maaf karna kamu bukan jadi yg pertama untukku dalam segala hal.
maaf karna aku terlambat liat ke arah kamu.
maaf tentang masa lalu aku yg udah nyakitin kamu.
kamu bukan yg pertama.
Tp sungguh, kamu akan jadi yg terkahir..
jadi jgn berenti Ca. jgn berenti cinta sama aku.
karna Demi Allah. I've already love you like crazy Ca.

Aku juga udah jatuh cinta kayak orang gila buat kamu. Makanya, kamu bisa sakitin aku sebegininya... pikir Aisyah miris.

tring..

lagi pesan dari Habibi masuk.

Nanti besok ketemu ya?
plisss..??

hufffttt... terdengengar helaan napas dari Aisyah.

"sumpah, drama banget kisah cinta gua. " ucap Aisyah frustasi.

-----

Malam ini Habibi memilih pulang ke rumahnya. Alasannya, dia ingin bertemu ayahnya. Dia ingin meminta bantuan ayahnya tentang video-video bangsat dari masa lalunya.

Dia tau ayahnya pasti mampu mengatasi hal ini.

"Assalamualaikum. Abi pulang!!". teriak Habibi ketika memasuki rumahnya yang luas dan mewah.

"Eh udah pulang Den" sapa Bi Asih sambil tersenyum yang juga dibalas senyuman oleh Habibi.

"Ayah sama bunda dimana Bi?" tanya Habibi.

"Nyonya lagi masak den di dapur. sedangkan tuan di ruang kerja den" jawab Bi Asih.

Habibi berbasa-basi sedikit dengan Bi Asih sebelum beranjak menuju dapur tempat sang bunda berada untuk menyapanya.

"Bunda.." sapa Habibi. diliatnya sang ibunda tengah sibuk memasak entah apa di depan kompor.

"Eh, Abi? kamu kok balik ke rumah?" tanya Silva kaget.

"kok bunda nanya gitu? perasaan aku masih anak bunda deh, jd masih berhak balik ke sini" Sungut Habibi berpura-pura tersinggung.

"yaa bunda kan kira kamu balik ke apartemen kamu. kan besok katanya ada bimbingan pagi kan? jadi mending kamu di apart kamu aja sayang" Jawab Silva lembut.

"em itu bun. abi ada mau ngomong sama ayah." Ujar Habibi.

"oh..ngomong apa?" tanya Silva. tangannya memasukan semacam daun yang tidak Habibi tau apa ke dalam masakannya.

Habibi yang mendengarnya menundukkan pandangannya. takut sang bunda mengetahui masalahnya yang mungkin akan membuatnya dicoret dari daftar anak.

"Adalaaah bun. masalah lelaki" jawab Habibi mencoba mengelak.

"ck.." Silva mencebik "kalo udah gedee aja bilangnya masalah lelaki mulu" kata Silva cemberut.

Habibi lantas tertawa dengan tingkah sang bunda. sebelum pamit ke ruang kerja Ryan, ayahnya.

tok tok..

"Masuk" terdengar seruan ayahnya dari dalam.  Membuat Habibi bergerak melangkah memasuki ruangan ayahnya yg didominasi warna cream keemasan itu. Tak lupa dengan lampu kristal besar di tengah juga dengan jajaran-jajaran rak berisi buku-buku koleksi keluarganya.

"Assalamualaikum,  Yah" sapa Habibi.  Ryan Yang sedang fokus dengan berkas dihadapannya mendongak melihat sang anak sebelum membalas salamnya.

"Waalaikumsalam. Udah pulang kamu?" Tanya Ryan.

Habibi dan AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang